SITUBONDO, KOMPAS.com - Satreskrim Polres Situbobdo Polda Jatim melakukan penyelidikan kasus ambruknya bangunan asrama putri Pondok Pesantren Salafiah Syafi'iyah Syekh Abdul Qodir Jalani di Desa Blimbing Kecamatan Besuki Rabu (29/10/2025) pukul 01.00 WIB.
Kapolres Situbondo AKBP Rezi Darmawan menyatakan, penyelidikan sudah dilakukan. Garis polisi sudah dipasang sejak Rabu (29/10/2025) dan sudah dinyatakan steril.
"Kami masih mendalami penyebab pasti runtuhnya atap bangunan, dugaan sementara bisa karena faktor cuaca, tetapi kami tunggu hasil pemeriksaan teknis dari petugas," katanya Kamis (30/10/2025).
Baca juga: Ponpes Salafiyah Situbondo yang Atap Asramanya Ambruk Sudah Berizin
Semua korban telah mendapat penanganan dengan baik, sedangkan korban meninggal dunia sudah dimakamkan dan pihak keluarga menerima dengan ikhlas.
“Kami turut berduka cita yang mendalam atas musibah ini. Saat ini fokus kami memastikan situasi aman dan proses penanganan berjalan baik,” ujar dia.
Total, korban yang mengalami luka-luka ada 12 orang. Satu orang meninggal dunia atas nama Putri (13) warga Desa Besuki, Kecamatan Besuki.
Ada 2 orang sedang dirawat di RSUD Besuki, sedangkan 9 orang mengalami luka ringan dan sudah dipulangkan.
Dia juga menyatakan, pihak pondok kini tengah berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan pemerintah daerah untuk melakukan penanganan lanjutan serta memastikan keselamatan para santri lainnya.
Sementara itu, Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo menegaskan, ambruknya Pondok Pesantren Salafiah Syafi'iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani, Situbondo murni karena faktor alam.
"Ambruk karena angin dan hujan, jadi dua lantai di bawahnya lorong. Lantai yang atapnya ambruk di bawahnya lorong," ujar dia dalam percakapan dengan Kompas.com, Rabu sore (29/10/2025).
Baca juga: Atap Ambruk Tewaskan Santriwati, Kemenag Situbondo: Pembangunan Ponpes Harus Lampirkan IMB
Selanjutnya, karena insiden ini terjadi akibat faktor alam, Pemkab akan menghitung biaya perbaikan pesantren tersebut dengan menggunakan dana belanja tak terduga (BTT).
"Harus dihitung (besarannya). Ini sedang proses. Di kisaran Rp 25-30 juta, tapi masih dihitung ya," kata Bupati.
Sementara itu, terkait korban dan korban jiwa, Bupati mengaku sudah menerima laporan dari pihak rumah sakit, bahwa semua korban sudah tertangani.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang