HP Xiaomi, Oppo, dan Vivo, Bakal Tanpa Layanan Google?

Kompas.com - Diperbarui 14/05/2025, 09:42 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa vendor smartphone asal China, seperti Oppo, Vivo, dan Xiaomi, dikabarkan sedang merancang smartphone tanpa dukungan aplikasi dan layanan Google (Google Mobile Service/GMS).

Xiaomi misalnya. Induk perusahaan yang menaungi merek Redmi dan Poco ini dikabarkan tengah mengembangkan HyperOS 3.

Sistem operasi ini rumornya tidak akan mendukung layanan Google. Ini serupa dengan HarmonyOS yang dirancang oleh Huawei.

Baca juga: Antarmuka HyperOS 3 Meluncur Sebentar Lagi, Ini HP Xiaomi yang Kebagian

Menurut laporan XiaomiTime, situs yang kerap memantau perkembangan software HyperOS, Xiaomi tidak bekerja sendiri.

Xiaomi konon menggandeng Huawei serta vendor lain di bawah BBK Group, yakni Oppo, Vivo, dan OnePlus, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Giz China, Senin (12/5/2025).

Itu artinya, ke depan, sistem operasi yang menjalankan smartphone besutan Xiaomi, Oppo, Vivo, dan OnePlus, kemungkinan tidak akan mendukung layanan Google sebagaimana Huawei.

Belum diketahui apakah rumor ini benar atau tidak. Apabila terealisasi, kemungkinan smartphone Xiaomi, Oppo, dan Vivo tanpa layanan Google, hanya akan dijual di China. Sebab, akses aplikasi Google di Negeri Tirai Bambu memang sudah dibatasi.

Di sisi lain, menjual smartphone tanpa layanan Google di pasar global, akan menjadi tantangan baru bagi vendor.

Bukan cuma itu. Rencana ini juga akan menjadi tantangan bagi Google. Sebab, Xiaomi, Oppo, dan Vivo merupakan tiga merek smartphone China terbesar secara global, menurut laporan terbaru Canalys.

Menurut laporan Canalys, Xiaomi berada di urutan ketiga sebagai merek smartphone terbesar dunia untuk kuartal I-2025 dengan pangsa pasar 14 persen. Vivo dan Oppo membuntuti di urutan keempat dan kelima dengan pangsa pasar sama-sama 8 persen.

Baca juga: 5 Merek Smartphone Teratas Dunia Awal 2025 Versi Canalys

Imbas perang dagang AS-China

Rencana pengembangan software tanpa layanan Google ini, konon didorong oleh situasi geopolitik yang kian menghangat, terutama setelah terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).

Di awal pemerintahannya di periode kedua ini, Trump membuat perang dagang AS-China kembali memanas dengan menaikkan tarif impor resiprokal.

Baca juga: Trump Kenakan Tarif Impor China 145 Persen, Saham Apple, Meta, dkk Berguguran

Bukan tidak mungkin, Trump akan membatasi perusahaan China untuk mengakses teknologi AS, sebagaimana yang terjadi pada Huawei tahun 2019 lalu.

Sedikit flashback, kala itu, Trump memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam (entity list) karena dicurigai terafiliasi dengan pemerintah China.

Akibatnya, Huawei dilarang menjual produknya, menggunakan, serta mengimpor aneka teknologi asal AS, termasuk sistem operasi Android.

Oleh sebab itu, smartphone buatan Huawei tidak mendukung layanan GMS, dan diganti dengan Huawei Mobile Service (HMS) di sistem operasi HarmonyOS.

Tanpa GMS, smartphone Huawei tidak dibekali layanan Google, seperti YouTube, Google Maps, Google Drive, dll.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau