Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Membuat Katikan untuk Aseman Daging, Menu Hajatan Khas Osing

Kompas.com - 10/03/2018, 13:04 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Masyarakat Osing di Banyuwangi, Jawa Timur memiliki tradisi unik yang dilakukan jelang hajatan yaitu membuat katikan atau sejenis sujen untuk menusuk sate. Bedanya, katikan terbuat dari bambu, bagian ujungnya runcing dan agak lebar di bagian pangkalnya untuk pegangan.

Membuat katikan biasanya dilakukan pada malam hari yaitu dua malam sebelum puncak hajatan digelar dan katikan dibuat secara gotong royong oleh para puluhan laki-laki dewasa yang tinggal di sekitar rumah pemilik hajatan.

Baca juga : Luhut: Banyuwangi Siap Jadi Destinasi Wisata Peserta IMF-World Bank

Seperti terlihat di rumah Aris Sunyoto (54) Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Kamis (8/3/2018), yang sedang mempersiapkan pesta hajatan pernikahan untuk anak lelakinya.

"Yang datang ada sekitar 50 orang sekitar sini. Bapak-bapak semua dan masing-masing bawa pisan sendiri dan bantu buat katikan. Bisa semalam suntuk," kata Aris Sunyoto kepada Kompas.com.

Baca juga : Osing Deles, Destinasi Wisata Oleh-oleh Baru di Banyuwangi

Bahan baku katikan yaitu bambu sudah siapkan oleh Aris Sunyoto untuk hajatan pernikahan anaknya. Dia menyiapkan satu kuintal daging sapi yang akan dimasak sebagai lauk yang disajikan untuk tamu yang datang. Ada sekitar seribu tamu yang akan datang.

"Nanti dagingnya ya paling banyak untuk dimasak aseman khas sini. Setelah matang ditusuk dengan katikan sebelum disajikan ke tamu," kata Aris Sunyoto.

Katikan khas Suku Osing di Banyuwangi, yang terbuat dari bambu yang diruncingkan bagian ujungnya dan agak lebar di bagian pangkal untuk menusuk daging sapi yang dimasak aseman.KOMPAS.com/IRA RACHMAWATI Katikan khas Suku Osing di Banyuwangi, yang terbuat dari bambu yang diruncingkan bagian ujungnya dan agak lebar di bagian pangkal untuk menusuk daging sapi yang dimasak aseman.
Berbeda dengan sujen sate yang biasanya untuk sate daging kambing atau daging ayam, katikan digunakan untuk masakan Aseman yang berbahan baku daging sapi.

Baca juga : Menikmati Tongseng Welut di Banyuwangi, Santapan Sederhana dan Murah

Pembuatan katikan secara gotong royong, menurut Aris Sunyoto, sangat membantu pihak tuan rumah. "Saya bisa saja beli katikan, tapi gotong rotong dan perhatian dari tetangga itu tidak bisa dinilai dengan uang," kata Aris.

Sementara itu, Suidah (50), juru masak di hajatan tersebut kepada Kompas.com menjelaskan cara membuat Aseman. Daging sapi dipotong-potong kotak lalu dicampur dengan bumbu-bumbu seperti kemiri, jahe, kunyit, bawang putih, bawang merah, kencur, ketumbar yang sudah dihaluskan.

"Dicampur saja sama bumbu. Diulek jadi satu terus dimasak. Baru setelah agak matang dikasih kecap dan minyak. Jadi minyaknya terakhir," katanya.

Setelah matang, baru potongan-potongan daging tersebut ditusuk di katikan. Satu tusuk berisi 4 hingga 5 potong daging sapi aseman.

Beberapa laki-laki sedang membuat katikan yang terbuat dari bambu yang diruncingkan untuk masak aseman daging di Desa Olehsari, Banyuwangi, Jatim, Kamis (8/3/2018). Membuat katikan biasanya dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat Olehsari.KOMPAS.com/IRA RACHMAWATI Beberapa laki-laki sedang membuat katikan yang terbuat dari bambu yang diruncingkan untuk masak aseman daging di Desa Olehsari, Banyuwangi, Jatim, Kamis (8/3/2018). Membuat katikan biasanya dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat Olehsari.
"Biasanya disajikan ya lengkap, ada nasi,sawur, telur pindang, tahu dan tempe. Ada yang dimakan di sini dan ada juga yang dibawa pulang untuk bawaan tamu," kata Suidah.

Sekali masak aseman, Suidah bisa mengolah 7 sampai 10 kilogram daging sapi yang dilakukan beberapa kali. Dia memilih tidak memasak Aseman sekaligus agar menjaga kualitas Aseman.

"Kalau sudah kelihatan tinggal sedikit, baru masak lagi. Kalau masak banyak sekaligus kan eman kalau basi. Pokoknya nggak boleh telat karena ini untuk tamu yang datang," tambah Suidah.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Gratis Piknik Malam Lihat Supermoon di Planetarium Jakarta, Ini Caranya
Gratis Piknik Malam Lihat Supermoon di Planetarium Jakarta, Ini Caranya
Travelpedia
FOTO: Museum Arkeologi Terbesar di Dunia yang Baru Buka di Mesir
FOTO: Museum Arkeologi Terbesar di Dunia yang Baru Buka di Mesir
Travel News
Lift Kaca dan Bayangan Pembangunan di Tebing Bali
Lift Kaca dan Bayangan Pembangunan di Tebing Bali
Travel News
Saat Bromo Tak Sekadar Menawarkan Pemandangan, tapi Juga Cerita Hidup
Saat Bromo Tak Sekadar Menawarkan Pemandangan, tapi Juga Cerita Hidup
BrandzView
Wings Air Buka Rute Nabire-Biak PP, Terbang Dua Kali Seminggu
Wings Air Buka Rute Nabire-Biak PP, Terbang Dua Kali Seminggu
Travel News
Daftar Lengkap Cuti Bersama 2026, dari Imlek hingga Natal
Daftar Lengkap Cuti Bersama 2026, dari Imlek hingga Natal
Travel News
Patung Hachiko di Tokyo, Kisah Anjing Paling Setia di Dunia yang Bikin Haru Wisatawan
Patung Hachiko di Tokyo, Kisah Anjing Paling Setia di Dunia yang Bikin Haru Wisatawan
Travelpedia
Arab Saudi Kurangi Masa Berlaku Visa Umrah, Kini Hanya 1 Bulan
Arab Saudi Kurangi Masa Berlaku Visa Umrah, Kini Hanya 1 Bulan
Travel News
Keraton Yogyakarta Setop Pentas Gamelan Wisata hingga Pemakaman PB XIII
Keraton Yogyakarta Setop Pentas Gamelan Wisata hingga Pemakaman PB XIII
Travel News
Mesir Buka Grand Egyptian Museum, Ada 5.000 Koleksi Firaun Tutankhamun
Mesir Buka Grand Egyptian Museum, Ada 5.000 Koleksi Firaun Tutankhamun
Travel News
Awas Pungli, Retribusi Masuk Kawasan Wisata Cibodas Masih Gratis
Awas Pungli, Retribusi Masuk Kawasan Wisata Cibodas Masih Gratis
Travel News
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Travel News
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Travel News
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
Travel News
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau