Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Kali Naik ke Puncak Jam Gadang, Menara Usia Seabad di Bukittinggi

Kompas.com - 01/11/2025, 09:09 WIB
Krisda Tiofani,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

BUKITTINGGI, KOMPAS.com - Kesempatan menaiki puncak Jam Gadang belum tentu datang dua kali.

Sebab saat ini, tidak semua orang bisa masuk dan melihat langsung indahnya pemandangan Kota Bukittinggi dari Jam Gadang.

Kompas.com berkesempatan melihat keindahan sore hari dari lantai teratas puncak Jam Gadang dalam rangkaian Familiarization Trip Kementerian Pariwisata RI bersama Travel Agent Malaysia ke Sumatera Barat, Senin (27/10/2025).

Baca juga: Bolehkah Wisatawan Naik ke Puncak Jam Gadang di Bukittinggi?

"Harus ada izin dari Dinas Pariwisata dulu (untuk naik ke Jam Gadang. Kalau sudah ada izin dari dinas, nanti kami bantu di lapangan," tutur petugas jaga Jam Gadang Rahmat Fikri Julian kepada Kompas.com.

Sejumlah hal jadi alasan akses Jam Gadang ditutup untuk umum, di antaranya akses tangga yang curam, juga usia bangunan yang menginjak satu abad.

Material bangunan Jam Gadang yang dibuat tanpa besi penyangga juga menjadi alasan ikon wisata ini tidak dibuka untuk umum.

Bagi kamu yang penasaran seperti apa isi dalam puncak Jam Gadang, mari simak pengalaman Kompas.com berikut ini.

Ada apa di puncak Jam Gadang?

Kompas.com bersama rombongan bersiap naik ke puncak Jam Gadang setinggi 26 meter pukul 16.15 WIB.

Kami mesti bergantian naik-turun menara ini demi menjaga keselamatan diri dan kelestarian bangunan.

Pemandangan Kota Bukittinggi dari puncak Jam Gadang, Sumatera Barat pada Senin (27/10/2025).Kompas.com/Krisda Tiofani Pemandangan Kota Bukittinggi dari puncak Jam Gadang, Sumatera Barat pada Senin (27/10/2025).

Selain itu, hanya tersedia tangga besi berkapasitas satu orang sebagai akses naik maupun turun dari Jam Gadang.

Ruangan tiap lantai jam gadang kosong. Ukuran ruangnya bahkan mengecil seiring menuju lantai teratas menara ini.

Peralatan penting baru terlihat di lantai lima dan enam, di sana tersimpan lonceng dan bandul atau mesin penggerak denting Jam Gadang.

Baca juga: Cara ke Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta, Jalan Kaki dari Jam Gadang

Ukuran lonceng ini cukup besar dan memakan tempat di tengah ruang lantai lima sehingga tidak banyak orang yang dapat masuk ke lantai ini.

Sebagai gantinya, ada teras di puncak Jam Gadang yang juga boleh dihampiri oleh wisatawan dengan izin Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi.

Alat penggerak denting atau bandul Jam Gadang di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat pada Senin (27/10/2025).Kompas.com/Krisda Tiofani Alat penggerak denting atau bandul Jam Gadang di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat pada Senin (27/10/2025).

Dari teras ini, tampak pemandangan sekitar Kota Bukittinggi. Di sebelah utara terdapat Pasar Atas, sebelah selatan tampak Istana Bung Hatta, di arah timur ada Gunung Marapi, serta tampak Ramayana di hadapan depan arah Barat.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Travel News
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Travel News
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
Travel News
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Travel News
KA Bukit Serelo Kertapati-Lubuk Linggau, Harga Tiket Rp 32.000
KA Bukit Serelo Kertapati-Lubuk Linggau, Harga Tiket Rp 32.000
Travelpedia
7,2 Ton Sampah Diangkut dari Kawasan Pantai Tanjung Aan NTB
7,2 Ton Sampah Diangkut dari Kawasan Pantai Tanjung Aan NTB
Travel News
Wonderful Indonesia Wellness 2025 Digelar di Solo dan Yogya Sebulan Penuh
Wonderful Indonesia Wellness 2025 Digelar di Solo dan Yogya Sebulan Penuh
Travel News
Tren Pariwisata Dunia Bergeser, Gen Z Makin Doyan Liburan
Tren Pariwisata Dunia Bergeser, Gen Z Makin Doyan Liburan
Travel News
Super Air Jet Buka Rute Jakarta-Kediri PP 10 November, Terbang 3 Kali Seminggu
Super Air Jet Buka Rute Jakarta-Kediri PP 10 November, Terbang 3 Kali Seminggu
Travel News
Harga Tiket Jalur Pendakian Gunung Rinjani 2025 Terbaru, Simak!
Harga Tiket Jalur Pendakian Gunung Rinjani 2025 Terbaru, Simak!
Travel News
3 November, Harga Tiket Jalur Pendakian Gunung Rinjani Naik
3 November, Harga Tiket Jalur Pendakian Gunung Rinjani Naik
Travel News
Tak Menyeramkan, Hantu di Saloka Theme Park Diajak Foto Manusia
Tak Menyeramkan, Hantu di Saloka Theme Park Diajak Foto Manusia
Travelpedia
Mengenal Rapa’i Uroh Duek, Alat Musik Tradisional Lhokseumawe
Mengenal Rapa’i Uroh Duek, Alat Musik Tradisional Lhokseumawe
Travelpedia
Sejarah Keraton Surakarta, Dulu Istana Kerajaan Mataram Islam
Sejarah Keraton Surakarta, Dulu Istana Kerajaan Mataram Islam
Travelpedia
Pakubuwono XIII Wafat, Raja Keraton Surakarta yang Naik Tahta Sejak 2004
Pakubuwono XIII Wafat, Raja Keraton Surakarta yang Naik Tahta Sejak 2004
Travelpedia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau