Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Keraton Surakarta, Dulu Istana Kerajaan Mataram Islam

Kompas.com - 02/11/2025, 12:22 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com - Pakubuwono XIII wafat pada Minggu (2/11/2025) di RS Indriati Solo Baru, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, pukul 07.29 WIB.

Ia adalah raja Keraton Surakarta Hadiningrat di Kota Solo, Jawa Tengah yang sudah naik tahta sejak 2004.

Bicara tentang Keraton Surakarta, istana ini adalah tempat bersejarah. Keraton Surakarta Hadiningrat merupakan salah satu peninggalan penting dari masa kejayaan Mataram Islam.

Baca juga: Pakubuwono XIII Wafat, Raja Keraton Surakarta yang Naik Tahta Sejak 2004

Berdiri megah di jantung Kota Surakarta (Solo), keraton ini tidak hanya menjadi simbol kebudayaan Jawa, tetapi juga saksi bisu perjalanan sejarah panjang kerajaan-kerajaan di Nusantara.

Hingga kini, Keraton Surakarta masih berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga besar Kasunanan dan pusat pelestarian tradisi kesunanan.

Sejarah berdirinya Keraton Surakarta

Sejarah berdirinya Keraton Surakarta tak lepas dari invasi atau penyerangan terhadap Keraton Kartasura (istana Kerajaan Mataram Islam) pada tahun 1743.

Kala itu, wilayah Mataram Islam tengah dilanda kekacauan akibat peristiwa Geger Pecinan, yaitu pemberontakan besar yang dipelopori oleh penduduk Tionghoa terhadap kekuasaan Belanda dan sekutunya.

Susuhunan Pakubuwono II, penguasa Mataram Islam saat itu, menjadi sasaran amarah pemberontak karena dianggap berpihak kepada Belanda.

Akibat serangan besar tersebut, Keraton Kartasura porak-poranda dan tidak layak lagi dijadikan pusat pemerintahan. Pakubuwono II pun terpaksa mengungsi ke Ponorogo untuk menyelamatkan diri.

Baca juga: Daftar Raja Keraton Surakarta dari Masa ke Masa

Setelah situasi mulai terkendali dan Keraton Kartasura berhasil direbut kembali, Pakubuwono II memutuskan untuk memindahkan pusat pemerintahan ke lokasi baru yang lebih aman dan strategis.

Pilihan jatuh pada Desa Sala, wilayah di tepi Sungai Bengawan Solo. Letak ini dinilai ideal karena sungai tersebut dapat menjadi jalur transportasi penting bagi aktivitas ekonomi, sosial, dan politik kerajaan.

Pembangunan dan perkembangan Keraton Surakarta

Pembangunan Keraton Surakarta Hadiningrat dimulai pada tahun 1744 dan mulai ditempati pada 1746, meskipun belum selesai sepenuhnya.

Sejak saat itu, wilayah ini resmi menjadi pusat pemerintahan Mataram Islam di bawah pimpinan Pakubuwono II hingga wafatnya pada 1749.

Setelah Pakubuwono II meninggal, pembangunan keraton dilanjutkan oleh penerusnya, terutama Pakubuwono III.

Baca juga: Makam Raja Mataram di Imogiri, Tempat Peristirahatan Terakhir PB XIII

Di masa pemerintahannya, kompleks keraton dilengkapi dengan sejumlah bangunan penting seperti Masjid Agung Surakarta, Sitihinggil, dan Pintu Srimanganti, yang berfungsi sebagai bagian integral dari tata ruang keraton dan kegiatan adat kesunanan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Travel News
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Travel News
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
Travel News
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Travel News
KA Bukit Serelo Kertapati-Lubuk Linggau, Harga Tiket Rp 32.000
KA Bukit Serelo Kertapati-Lubuk Linggau, Harga Tiket Rp 32.000
Travelpedia
7,2 Ton Sampah Diangkut dari Kawasan Pantai Tanjung Aan NTB
7,2 Ton Sampah Diangkut dari Kawasan Pantai Tanjung Aan NTB
Travel News
Wonderful Indonesia Wellness 2025 Digelar di Solo dan Yogya Sebulan Penuh
Wonderful Indonesia Wellness 2025 Digelar di Solo dan Yogya Sebulan Penuh
Travel News
Tren Pariwisata Dunia Bergeser, Gen Z Makin Doyan Liburan
Tren Pariwisata Dunia Bergeser, Gen Z Makin Doyan Liburan
Travel News
Super Air Jet Buka Rute Jakarta-Kediri PP 10 November, Terbang 3 Kali Seminggu
Super Air Jet Buka Rute Jakarta-Kediri PP 10 November, Terbang 3 Kali Seminggu
Travel News
Harga Tiket Jalur Pendakian Gunung Rinjani 2025 Terbaru, Simak!
Harga Tiket Jalur Pendakian Gunung Rinjani 2025 Terbaru, Simak!
Travel News
3 November, Harga Tiket Jalur Pendakian Gunung Rinjani Naik
3 November, Harga Tiket Jalur Pendakian Gunung Rinjani Naik
Travel News
Tak Menyeramkan, Hantu di Saloka Theme Park Diajak Foto Manusia
Tak Menyeramkan, Hantu di Saloka Theme Park Diajak Foto Manusia
Travelpedia
Mengenal Rapa’i Uroh Duek, Alat Musik Tradisional Lhokseumawe
Mengenal Rapa’i Uroh Duek, Alat Musik Tradisional Lhokseumawe
Travelpedia
Sejarah Keraton Surakarta, Dulu Istana Kerajaan Mataram Islam
Sejarah Keraton Surakarta, Dulu Istana Kerajaan Mataram Islam
Travelpedia
Pakubuwono XIII Wafat, Raja Keraton Surakarta yang Naik Tahta Sejak 2004
Pakubuwono XIII Wafat, Raja Keraton Surakarta yang Naik Tahta Sejak 2004
Travelpedia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau