Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kebo Bule, Pemimpin Rombongan Kirab Pusaka Malam 1 Suro Keraton Surakarta

Kompas.com - 08/07/2024, 17:05 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com - Perayaan Kirab Pusaka Malam 1 Suro Keraton Surakarta pada Minggu (7/7/2024) berlangsung meriah.

Dimulai sekitar pukul 23.30 WIB atau tengah malam, masyarakat tetap tumpah ruah memadati rute kirab, terutama kawasan Bundaran Gladag.

Satu yang unik dari kirab ini adalah kerbau (kebo) bule yang menjadi cucuk lampah atau pemimpin rombongan.

Baca juga: Kirab Pusaka Malam 1 Suro Keraton Surakarta, Kebo Bule Jadi Ikon

Menurut laman Pemerintah Kota Surakarta, Kebo Bule Kyai Slamet dianggap sebagai pembawa berkah dan keselamatan dari Yang Maha Kuasa. Kedatangannya selalu dinantikan dengan antusias.

Dulu, banyak warga yang berusaha untuk memegang kerbau ini saat melintas. Bahkan, sampai ada yang berbondong-bondong mengambil kotoran Kebo Bule yang dianggap membawa berkah karena merupakan pusaka milik Keraton Kasunanan.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas.com (@kompascom)

Namun, kini masyarakat hanya bisa menyaksikan kerbau berwarna putih ini dan tidak boleh menyentuhnya. Bahkan, masyarakat harus jaga jarak.

Sejarah Kebo Bule Keraton Surakarta

Nama Kyai Slamet pada kerbau bule ini merujuk pada salah satu pusaka berupa tombak milik Keraton Kasunanan, yang secara rutin dibawa berkeliling tembok Baluwarti setiap hari Selasa dan Jumat Kliwon oleh Pakubuwono X.

Kebo Bule selalu mengikuti di belakang, dan karena kebersamaannya ini, menjadi tradisi yang dilestarikan hingga kini.

Baca juga: Kirab Pusaka Malam 1 Suro Pura Mangkunegaran Solo, Rutenya Bakal Diperpanjang

Awal mula hadirnya Kebo Bule ini bermula dari hadiah yang diberikan oleh Bupati Ponorogo, Kyai Hasan Besari Tegalsari, kepada Keraton Kartasura (Mataram Islam).

Hadiah ini diberikan sebagai pengawal untuk tombak Kyai Slamet, setelah Pakubuwono II berhasil merebut kembali Keraton Kartasura dari tangan pemberontak.

Saat pemindahan kerajaan ke Desa Sala pada tahun 1745, Kebo Bule dilepas dan berjalan sendiri hingga berhenti di lokasi yang kini menjadi Keraton Kasunanan.

Kebo Bule dikirab untuk memperingati malam 1 Sura di Keraton Solo, Jawa Tengah, Minggu (7/7/2024) malam.KOMPAS.com/Labib Zamani Kebo Bule dikirab untuk memperingati malam 1 Sura di Keraton Solo, Jawa Tengah, Minggu (7/7/2024) malam.

Kerbau bule yang masih ada saat ini merupakan keturunan kerbau bule sejak era Pakubuwono II.

Selain sebagai pengawal tombak, Kebo Bule juga dianggap sebagai simbol rakyat kecil, terutama kaum petani, dan sebagai penolak bala. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, kerbau memiliki kepekaan untuk mengusir roh jahat dan menghilangkan niat buruk.

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui soal Kirab Pusaka 1 Suro 2024 Keraton Solo

Meskipun kerbau sering dianggap sebagai hewan bodoh, Kebo Bule Kyai Slamet dijadikan pengingat bahwa manusia seharusnya tidak bertindak atau berpikir bodoh seperti kerbau.

Dengan segala kekayaan sejarah dan makna simbolisnya, Kebo Bule Kyai Slamet tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari tradisi dan budaya Kota Solo.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
FOTO: Museum Arkeologi Terbesar di Dunia yang Baru Buka di Mesir
FOTO: Museum Arkeologi Terbesar di Dunia yang Baru Buka di Mesir
Travel News
Lift Kaca dan Bayangan Pembangunan di Tebing Bali
Lift Kaca dan Bayangan Pembangunan di Tebing Bali
Travel News
Saat Bromo Tak Sekadar Menawarkan Pemandangan, tapi Juga Cerita Hidup
Saat Bromo Tak Sekadar Menawarkan Pemandangan, tapi Juga Cerita Hidup
BrandzView
Wings Air Buka Rute Nabire-Biak PP, Terbang Dua Kali Seminggu
Wings Air Buka Rute Nabire-Biak PP, Terbang Dua Kali Seminggu
Travel News
Daftar Lengkap Cuti Bersama 2026, dari Imlek hingga Natal
Daftar Lengkap Cuti Bersama 2026, dari Imlek hingga Natal
Travel News
Patung Hachiko di Tokyo, Kisah Anjing Paling Setia di Dunia yang Bikin Haru Wisatawan
Patung Hachiko di Tokyo, Kisah Anjing Paling Setia di Dunia yang Bikin Haru Wisatawan
Travelpedia
Arab Saudi Kurangi Masa Berlaku Visa Umrah, Kini Hanya 1 Bulan
Arab Saudi Kurangi Masa Berlaku Visa Umrah, Kini Hanya 1 Bulan
Travel News
Keraton Yogyakarta Setop Pentas Gamelan Wisata hingga Pemakaman PB XIII
Keraton Yogyakarta Setop Pentas Gamelan Wisata hingga Pemakaman PB XIII
Travel News
Mesir Buka Grand Egyptian Museum, Ada 5.000 Koleksi Firaun Tutankhamun
Mesir Buka Grand Egyptian Museum, Ada 5.000 Koleksi Firaun Tutankhamun
Travel News
Awas Pungli, Retribusi Masuk Kawasan Wisata Cibodas Masih Gratis
Awas Pungli, Retribusi Masuk Kawasan Wisata Cibodas Masih Gratis
Travel News
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Travel News
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Travel News
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
Travel News
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Travel News
KA Bukit Serelo Kertapati-Lubuk Linggau, Harga Tiket Rp 32.000
KA Bukit Serelo Kertapati-Lubuk Linggau, Harga Tiket Rp 32.000
Travelpedia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau