KOMPAS.com – Jembatan terpanjang di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yakni Jembatan Pandansimo, sudah bisa dilewati.
Jembatan dengan total bentangan sepanjang 2,3 kilometer ini membentang di sebelah utara muara Sungai Progo dan menghubungkan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul.
Dilansir dari Kompas.com (9/8/2025), nilai proyek Jembatan Pandansimo adalah mencapai Rp 863 miliar.
Baca juga: Timbul Macet dan Sampah Berserakan, Pemprov DIY Larang Parkir dan Jualan di Jembatan Pandansimo
Adanya jembatan ini membuat masyarakat atau wisatawan dari Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) bisa langsung menyusuri JJLS untuk berkunjung ke wisata pantai sebelah timur, seperti Parangtritis.
Sebelum ada jembatan Pandansimo, wisatawan harus memutar dulu ke utara melewati Kecamatan Srandakan.
Jembatan ini ternyata juga bukan hanya berfungsi sebagai penghubung. Kini setelah dibuka, tempat ini juga ramai wisatawan.
Saat Kompas.com berkunjung ke sana pada Rabu (29/10/2025), cukup banyak wisatawan yang berkunjung.
Mereka tampak berkendara sambil melintasi jembatan sambil merekam menggunakan ponsel mereka.
Baca juga: Jembatan Megah Pandansimo, Dihiasi Ornamen Gunungan, Dikelilingi Laut
Adapun jembatan ini dilengkapi dengan ornamen gapura berbentuk gunungan wayang di tengahnya dengan tinggi puluhan meter.
Ada pula jalur pejalan kaki di samping kanan-kiri jembatan, serta dek observasi di bagian tengah. Tempat ini biasanya ramai wisatawan yang ingin berfoto atau melihat pemandangan.
Namun, kendaraan dilarang berhenti di sepanjang jembatan. Wisatawan yang ingin berfoto di sekitar ikon gunungan wayang bisa memarkirkan kendaraan tempat parkir ujung jembatan, kemudian berjalan kaki menuju tengah jembatan melalui jalur pedestrian.
Rambu Dilarang Berhenti di Sepanjang Jembatan Pandansimo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.Meski begitu, saat itu Kompas.com menyaksikan sejumlah kendaraan dan pedagang nekat berhenti di tengah jembatan. Padahal, sudah ada rambu larangan berhenti yang cukup jelas.
Untuk bisa melihat atau mengabadikan kemegahan Jembatan Pandansimo, wisatawan tidak dipungut biaya. Mereka hanya perlu membayar parkir kendaraan jika ingin berjalan kaki ke tengah jembatan.
Baca juga: Jembatan Pandansimo Resmi Dibuka untuk Uji Coba, Ribuan Warga Antusias Menyambut
“Kalau pas malam minggu di sini ramai banget. Lampu jembatan biasanya menyala mulai habis magrib, lalu jam 22.00 WIB lebih akan dimatikan,” ujar pemilik Warmindo Pandansimo di timur Jembatan Pandansimo bernama Maryanto kepada Kompas.com, Rabu.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang