YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Jembatan Pandansimo yang menghubungkan Kabupaten Bantul dan Kulon Progo menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Istimewa Yogyakarta (DIY) karena sempat viral di media sosial.
Pemicunya adalah antusiasme masyarakat yang tinggi justru menimbulkan masalah baru, terutama terkait keberadaan pedagang kaki lima (PKL) dan pengunjung yang memadati badan jembatan hingga menyebabkan kemacetan dan sampah berserakan.
Baca juga: Jembatan Megah Pandansimo, Dihiasi Ornamen Gunungan, Dikelilingi Laut
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, menegaskan bahwa jembatan bukanlah tempat untuk berdiam diri atau beraktivitas statis seperti berdagang.
Ia mengingatkan, secara teknis kekuatan jembatan dirancang untuk menahan beban dinamis, bukan beban statis.
“Prinsip jembatan itu kan lintasan. Secara kekuatan, jembatan tidak untuk beban statis. Jangan sampai badan jalan jembatan dipenuhi dengan orang sehingga kendaraan kesulitan melintas dan menyebabkan kepadatan,” ujar Made.
Baca juga: Jembatan Pandansimo Dibuka, Lokasi TPR Wisata Pantai Selatan Bantul Pindah
Menurut Made, euforia masyarakat yang datang untuk berfoto dan menikmati pemandangan di Jembatan Pandansimo memang dapat dipahami.
Namun, ia menilai, kondisi itu tidak boleh dibiarkan karena berpotensi menimbulkan risiko keselamatan serta merusak lingkungan sekitar.
“Ini yang kami tidak inginkan. Kami sudah menginstruksikan kepada Satpol PP agar berkoordinasi dengan Pemkab Kulon Progo dan Bantul untuk mengantisipasi hal tersebut,” tuturnya.
Baca juga: Jembatan Pandansimo Resmi Dibuka untuk Uji Coba, Ribuan Warga Antusias Menyambut
Ia juga menegaskan bahwa hingga kini jembatan tersebut belum diresmikan secara resmi oleh pemerintah.
Karena itu, semua pihak diingatkan agar menjaga kondisi bangunan dan lingkungan sekitar agar tidak muncul kerusakan sebelum peresmian dilakukan.
“Jangan sampai ketika nanti diresmikan, bangunan atau lingkungan di sekitar jembatan sudah cacat atau ada hal-hal yang tidak diharapkan. Memang di sana potensi wisatanya bagus, jadi ke depan harus dipikirkan pengelolaannya dengan baik,” papar Made.
Pemda DIY juga meminta pemerintah kabupaten terkait untuk menyiapkan area parkir yang memadai agar kendaraan pengunjung tidak berhenti di atas jembatan.
Baca juga: Jembatan Pandansimo Sarat Budaya, Ada Ornamen Gunungan dan Sulur Keris
Langkah ini dinilai penting agar area lintasan tetap steril dari aktivitas parkir maupun pedagang.
“Pengunjung sudah disediakan jalur pedestrian untuk menikmati Jembatan Pandansimo. Mereka bisa berjalan kaki di situ, tapi kendaraan harus tersentral di lokasi parkir. Dua kabupaten itu yang akan mencari lahannya,” jelas Made.
Kepala Satpol PP DIY Bagas Seno Aji mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan operasi gabungan bersama Dinas Perhubungan dan kepolisian dari dua kabupaten untuk menertibkan aktivitas di jembatan tersebut.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Pemda DIY Minta Jangan Jadikan Jembatan Pandansimo Tempat Parkir dan Dagang.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang