KULON PROGO, KOMPAS.com — Jembatan Pandansimo, yang menghubungkan Kabupaten Kulon Progo dan Bantul, kini mengalami perubahan fungsi yang signifikan.
Sisi barat jembatan yang seharusnya steril dari aktivitas jual beli, kini dipenuhi oleh pedagang kaki lima (PKL) dan pengunjung yang berhenti sembarangan, menjadikan kawasan tersebut mirip pasar semi-terbuka.
Kondisi ini dinilai berbahaya dan berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
Baca juga: Jembatan Pandansimo Dibuka, Lokasi TPR Wisata Pantai Selatan Bantul Pindah
"Para pedagang itu melihat peluang karena banyak warga datang ingin melihat jembatan baru. Tapi memang, sebagian berjualan terlalu mendekat ke aspal, dan itu berbahaya," ungkap Kepala Seksi Pengendalian dan Operasional Bidang Trantibum Satpol PP Kulon Progo, Sartono, saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (31/10/2025).
Jembatan Pandansimo, yang baru diresmikan, telah menjadi obyek wisata dadakan.
Warga dari berbagai penjuru sengaja datang untuk melihat jembatan dengan desain unik ini.
Pemandangan dari atas jembatan ke arah selatan juga menarik banyak pengunjung.
Aktivitas pedagang kaki lima pun meningkat, dengan berbagai cara berjualan seperti menggunakan motor rombong, meja lipat, hingga bak pikap yang disulap menjadi warung dadakan.
Banyak pembeli yang berhenti di badan jalan untuk bertransaksi, memaksa kendaraan lain melambat atau berbelok mendadak.
Kepadatan aktivitas ini paling terlihat pada Sabtu sore dan Minggu pagi. "Pada sore hari biasa juga lumayan ramai," tambah Sartono.
Meski pihaknya bersama Satpol PP DIY dan Bantul rutin melakukan patroli dan mengimbau pedagang serta pengunjung, langkah yang diambil sejauh ini masih bersifat persuasif.
"Kami mengayomi warga kecil yang mencari rezeki. Karenanya, langkah yang dilakukan Satpol PP adalah persuasif dan edukasi agar kegiatan berdagang tidak sampai tepi jalan," jelasnya.
Baca juga: Dibuka Hari Ini, Jembatan Pandansimo Dirancang Tahan Gempa M 9,0 dan Likuifaksi
Penertiban yang diharapkan belum berjalan efektif, dan belum ada langkah tegas terhadap para pedagang.
Namun, pemerintah berencana menyiapkan area khusus bagi para pedagang untuk mencegah kawasan di sekitar jembatan berubah menjadi pasar liar setiap akhir pekan.
"Memang area khusus untuk pelaku ekonomi di sana belum ada. Jadi sementara ini kami arahkan agar mereka berjualan di titik paling pinggir saja," ujar Sartono.