SEMARANG, KOMPAS.com - Dua pesawat modifikasi cuaca terus bergerak di langit Kota Semarang, Jawa Tengah. Seampai dengan Jumat (31/10/2025), genangan tak kunjung surut.
Padahal banjir sudah berlangsung lebih dari sepekan, tepatnya sejak Rabu, (22/10/2025) lalu.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto, mengatakan bahwa pesawat untuk modifikasi cuaca sudah ditambah menjadi dua.
"Jadi ada dua sekarang," kata Endro saat dikonfirmasi.
Pemerintah Kota Semarang, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih terus berupaya untuk modifikasi cuaca di langit Kota Semarang.
"Sampai hari ini masih dilakukan modifikasi cuaca," ujarnya.
Baca juga: Rakit Tong Bekas Jadi Solusi RSI Sultan Agung Menghadapi Banjir Rob Semarang
Selain itu, dia juga mengimbau kepada masyarakat yang masih terdampak banjir agar bisa menyampaikan ke kelurahan ketika membutuhkan logistik kebutuhan pokok.
"Seperti makanan dan selimut hangat. Nanti kelurahan akan diteruskan ke kecamatan," lanjut Endro.
Ia juga mengingatkan kepada warga agar berhati-hati saat beraktivitas di lokasi yang masih tergenang banjir.
"Yang jelas aktivitas tempat tinggal terbatas dan terganggu," ujarnya.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, mengatakan bahwa ada 63.450 jiwa warganya yang terdampak banjir dan 32 orang di antaranya harus mengungsi.
Agustina mengaku telah berkoordinasi dengan Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Dwi Purwantoro, soal banjir di wilayahnya.
Baca juga: 2 Anak Meninggal Dunia Imbas Banjir Semarang, Hanyut di Selokan yang Tertutup Genangan
"Kami berharap pompa diperbesar kapasitasnya, karena debit air terus naik dan hujan memang sudah diintervensi cuacanya, tetapi sepertinya tidak kuat menahan dan akhirnya hujan turun," kata Agustina dalam keterangannya.
Agustina juga menyoroti kondisi pompa dan kolam retensi yang menjadi perhatian masyarakat karena tidak beroperasi secara maksimal.
“Pompa ini juga tidak maksimal memompa. Warga mengirimkan gambar, turunnya air hanya sekitar sentimeter di daerah Sawah Besar. Padahal wilayah Sawah Besar dan Muktiharjo Kidul ini terdampak paling parah,” ujarnya.
Baca juga: Sungai Aji di Kendal Tak Berfungsi, Biang Banjir hingga Masuk Pasar
Selain itu, Pemerintah Kota Semarang juga akan membangun embung tambahan di lahan milik pemerintah kota pada tahun 2026 untuk antisipasi volume air yang meningkat.
Langkah ini diharapkan dapat mengurangi aliran air menuju kawasan rendah.
“Pemerintah Kota akan terus berupaya melakukan langkah-langkah nyata untuk mengurangi risiko banjir, termasuk pembuatan embung-embung baru di wilayah timur,” imbuhnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang