Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Semarang Surut, Penanganan Disebut Dapat Apresiasi dari Wapres Gibran

Kompas.com - 03/11/2025, 11:51 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Vachri Rinaldy Lutfipambudi

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Banjir disejumlah ruas utama Kota Semarang dilaporkan surut setelah 11 hari terendam.

Khususnya pada genangan air di depan Universitas Islam Sultan Agung (Unisula), RSI Sultan Agung, dan kawasan menuju Terboyo yang terpantau sudah kering.

Upaya penanganan banjir itu, disebut mendapatkan apresiasi dari Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang, Henggar Budi Anggoro menyampaikan, bahwa ruas jalan yang sempat lumpuh akibat terendam banjir lebih dari sepekan kini dapat dilalui kendaraan.

Namun, pengendara perlu waspada mengingat masih terdapat genangan sisa banjir di jalan berlubang.

Baca juga: Penambahan 38 Pompa Air Membuahkan Hasil, Banjir Semarang Surut 15 Cm

“Yang depan Unisula, terus depan RSI Sultan Agung itu sudah kering semua posisinya,” ujar Henggar melalui sambungan telepon, Senin (3/11/2025).

Wapres Gibran Dikabarkan Turun Meninjau Banjir 

Wapres Gibran Rakabuming Raka dikabarkan turun meninjau banjir di Semarang. Henggar mengatakan, tak ada arahan khusus saat kunjungan Wakil Presiden ke Semarang.

Wapres yang sempat meninjau langsung penanganan banjir, memberikan apresiasi atas kerja sama lintas instansi. “Penanganan menurut beliau sudah bagus, karena melibatkan provinsi, Kota Semarang, dan pemerintah pusat,” katanya.

Baca juga: Penjaga Pompa Air Siaga 24 Jam di Tengah Banjir Semarang: Ditemani Nyamuk, Logistik Terbatas

Dia menyebut bahwa banjir sudah cukup terkendali dengan melibatkan kurang lebih 38 pompa dari berbagai instansi.

Di antaranya, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Cipta Karya (DPU BMCK), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).

Jika ditotal, kapasitas sedot pompa-pompa itu mencapai 30 ribu liter per detik.

“Jadi total keseluruhan pompa ini yang saat ini digunakan untuk menyedot banjir itu totalnya kurang lebih sekitar 30.000 liter per second (LPS) yang terpasang di lapangan seluruh alatnya,” ungkapnya.

Baca juga: Banjir Semarang Belum Hilang, Kementerian PU Tambah 5 Pompa Air

Pompa itu menyedot genangan banjir lalu mengalirkan air menuju kolam retensi Sringin. Langkah ini dinilai cukup efektif menyurutkan banjir.

Bahkan kini elevasi air di kolam retensi Sringin disebut telah menurun.

“Kita nyedotnya semuanya, pokoknya kita larikan ke arah Sringin,” tambah Henggar.

Sementara itu, genangan air diperkirakan masih tersisa di beberapa titik pemukiman, namun ketinggian air hanya sekitar 10 cm dan diperkirakan akan segera surut.

Baca juga: Banjir Semarang Tak Kunjung Surut, BPBD: Sampai Hari Ini Masih Modifikasi Cuaca

Ia juga menyebut bahwa Kepala BNPB hari ini juga turun ke lapangan untuk mengecek kondisi di Sringin dan beberapa titik lainnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Jangkar Kapal Rusak Terumbu Karang di Labuan Bajo, Bupati: Harus Ditentukan Area Berlabuh
Jangkar Kapal Rusak Terumbu Karang di Labuan Bajo, Bupati: Harus Ditentukan Area Berlabuh
Regional
Dispangtan Solo Uji Sampel Bakso di Warung Bakso Diduga Pakai Bahan Non-halal
Dispangtan Solo Uji Sampel Bakso di Warung Bakso Diduga Pakai Bahan Non-halal
Regional
Nelayan Hilang di Sungai Barito Kalsel, Perahunya Ditemukan Tak Berawak
Nelayan Hilang di Sungai Barito Kalsel, Perahunya Ditemukan Tak Berawak
Regional
28 Hari Tak Makan, Kakak Beradik di Kendal Ditemukan Lemas di Samping Jenazah Ibu
28 Hari Tak Makan, Kakak Beradik di Kendal Ditemukan Lemas di Samping Jenazah Ibu
Regional
Warung Bakso di Solo Diduga Pakai Bahan Non-halal, Ini Imbauan Kemenag Bagi Konsumen
Warung Bakso di Solo Diduga Pakai Bahan Non-halal, Ini Imbauan Kemenag Bagi Konsumen
Regional
Banjir Semarang Mulai Surut, Kepala BNPB Dorong Penguatan Pompa Permanen dan Kolam Retensi
Banjir Semarang Mulai Surut, Kepala BNPB Dorong Penguatan Pompa Permanen dan Kolam Retensi
Regional
Kerja Sama Warga dan Polisi Antarkan Anak Hilang Kembali ke Keluarga
Kerja Sama Warga dan Polisi Antarkan Anak Hilang Kembali ke Keluarga
Regional
Basarnas Akhiri Pencarian Korban KM Fadil Jaya di Kukar, 3 Kru Kapal Masih Hilang
Basarnas Akhiri Pencarian Korban KM Fadil Jaya di Kukar, 3 Kru Kapal Masih Hilang
Regional
Sidang Eksepsi Pembunuhan Brigadir Nurhadi, Pengacara Bantah Kompol Yogi Memiting Korban
Sidang Eksepsi Pembunuhan Brigadir Nurhadi, Pengacara Bantah Kompol Yogi Memiting Korban
Regional
Kasus Penipuan oleh Anggota DPRD Takalar Seret Oknum Polisi, Brigadir MT Jadi Tersangka
Kasus Penipuan oleh Anggota DPRD Takalar Seret Oknum Polisi, Brigadir MT Jadi Tersangka
Regional
Keluarga Gelar Tradisi 'Brobosan' Sebelum Jenazah PB XIII Diberangkatkan ke Imogiri Yogyakarta
Keluarga Gelar Tradisi "Brobosan' Sebelum Jenazah PB XIII Diberangkatkan ke Imogiri Yogyakarta
Regional
SPPG di Purworejo Ini Gunakan 20 Galon Air Per Hari untuk Masak Menu MBG
SPPG di Purworejo Ini Gunakan 20 Galon Air Per Hari untuk Masak Menu MBG
Regional
Wujudkan Pesantren Aman, Pemkab Banyuwangi Bantu Pengurusan PBG dan SLF
Wujudkan Pesantren Aman, Pemkab Banyuwangi Bantu Pengurusan PBG dan SLF
Regional
Sultan HB X akan Panggil Pemkab/Pemkot Bahas Larangan Peredaran Daging Anjing
Sultan HB X akan Panggil Pemkab/Pemkot Bahas Larangan Peredaran Daging Anjing
Regional
Warga Semarang Tetap Gelar Akad Nikah di Tengah Banjir Setinggi Lutut
Warga Semarang Tetap Gelar Akad Nikah di Tengah Banjir Setinggi Lutut
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau