SUMBAWA, KOMPAS.com - Kelebihan porsi makanan dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang disalurkan Dapur SPPG diduga menjadi penyebab keracunan yang menimpa puluhan santri di Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pondok Pesantren Himmatul Ummah, yang sebenarnya bukan penerima manfaat dari program ini, justru menjadi salah satu lokasi yang terdampak setelah menerima tawaran bonus makanan tersebut.
Kapolsek Brang Rea Polres Sumbawa Barat, Iptu I Wayan Denny Suprapto, saat dikonfirmasi pada Senin (3/11/2025), membenarkan bahwa Pondok Pesantren Himmatul Ummah tidak termasuk dalam daftar penerima manfaat program MBG.
Baca juga: 71 Santri dan Siswa di Sumbawa Barat Diduga Keracunan MBG, Dapur SPPG Ditutup Sementara
Namun, pihak pondok menerima tawaran makanan dari Dapur SPPG karena terdapat kelebihan porsi pada hari itu.
“Iya benar, pondok itu tidak termasuk penerima manfaat MBG. Tapi karena ada tawaran makanan dari Dapur SPPG, pihak pondok menerimanya. Makanan mulai dikonsumsi para santri sekitar pukul 14.30 Wita,” kata Iptu Wayan Denny.
Ia menjelaskan bahwa peristiwa ini terjadi pada Kamis (30/10/2025) dan mulai meluas pada Jumat (31/10/2025).
Tak lama setelah konsumsi bonus MBG, tiga santri dilaporkan mengalami mual dan muntah.
Mereka segera dibawa ke Puskesmas Brang Rea untuk mendapatkan penanganan medis.
Beberapa jam kemudian, jumlah santri yang menunjukkan gejala serupa meningkat menjadi 37 orang.
Secara keseluruhan, dari 57 santri yang terdampak, 37 orang dirawat di puskesmas, sementara 20 lainnya ditangani petugas medis di pondok.
Baca juga: Dinkes Sumbawa Masih Temukan Bakteri E-Coli di Dapur SPPG, Sertifikat SLHS Belum Diterbitkan
Sementara itu, SMPN 4 Brang Rea, yang tercatat sebagai penerima resmi program MBG, juga melaporkan kasus serupa.
Sedikitnya 14 siswa mengalami mual dan muntah setelah menyantap makanan dari dapur MBG yang sama.
“Begitu juga di SMPN 4 Brang Rea, sekitar 14 siswa mengalami gejala yang sama dan langsung dilarikan ke Puskesmas, sementara sebagian dirawat di rumah masing-masing,” jelasnya.
Menanggapi kejadian ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat telah mengambil sampel makanan MBG untuk dilakukan uji laboratorium di Rumah Sakit Provinsi NTB guna memastikan penyebab keracunan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang