Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Pacu Jalur, Sejak Abad ke-17 hingga Jadi Ikon Budaya Kuantan Singingi

Kompas.com - 11/07/2025, 12:01 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com - Pacu Jalur adalah pesta rakyat yang menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau.

Tradisi ini bukan sekadar perlombaan perahu biasa, tetapi merupakan warisan budaya yang telah ada sejak abad ke-17 dan terus dilestarikan hingga kini.

Jejak sejarahnya menyimpan kisah panjang tentang kehidupan masyarakat pesisir Sungai Kuantan.

Baca juga: Jadwal Festival Pacu Jalur 2025, Acara Puncak Tanggal Berapa?

Sejarah Pacu Jalur, dari transportasi ke tradisi

Pada abad ke-17, sebelum transportasi darat berkembang, masyarakat di sepanjang aliran Sungai Kuantan, mulai dari Kecamatan Hulu Kuantan hingga Kecamatan Cerenti, mengandalkan jalur sebagai alat transportasi utama.

Jalur pada konteks ini bukan berarti "jalan", melainkan perahu besar yang terbuat dari kayu bulat tanpa sambungan, digunakan untuk mengangkut hasil bumi seperti pisang dan tebu, bahkan dapat menampung 40 hingga 60 orang.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas.com (@kompascom)

Seiring waktu, jalur mulai diberi sentuhan artistik. Muncul ukiran indah berbentuk kepala ular, buaya, atau harimau di bagian lambung dan selembayung jalur.

Ditambah dengan pernak-pernik seperti payung, tali-temali, selendang, tiang tengah (gulang-gulang), dan lambai-lambai (tempat berdiri juru mudi), jalur menjadi lebih dari sekadar alat angkut, melainkan sebagai simbol status sosial.

Baca juga: Cara Nonton Langsung Pacu Jalur 2025 dari Jakarta ke Riau, di Mana Lokasinya?

Kala itu, hanya kalangan bangsawan, datuk, dan penguasa wilayah yang memiliki hak untuk menggunakan jalur berhias ini.

Lahirnya tradisi Pacu Jalur

Sekitar satu abad kemudian, masyarakat mulai melihat sisi lain dari jalur, yakni kecepatan dan ketangkasan mendayungnya.

Dari sinilah lahir tradisi Pacu Jalur, yakni lomba adu cepat antar jalur yang berlangsung di sungai.

Awalnya, pacu jalur diadakan untuk memeriahkan peringatan hari-hari besar Islam dan dilaksanakan antarkampung.

Baca juga: Ada Dukun di Balik Tradisi Pacu Jalur Riau, Dipercaya Bawa Kemenangan

Namun seiring perjalanan sejarah, terutama sejak kemerdekaan, tradisi ini berubah menjadi agenda tahunan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Oleh karena itu, Pacu Jalur rutin digelar setiap bulan Agustus.

Pacu Jalur pada masa kolonial

Pada masa penjajahan Belanda, Pacu Jalur tetap dilestarikan, meskipun disesuaikan dengan kepentingan kolonial.

Ratu Wilhelmina dari BelandaGeorge Grantham Bain Collection/Library of Congress, Washington, D.C. Ratu Wilhelmina dari Belanda

Perlombaan diadakan untuk merayakan hari kelahiran Ratu Belanda, Wilhelmina, pada 31 Agustus.

Acara tersebut biasanya berlangsung selama 2 hingga 3 hari, tergantung banyaknya peserta, dan tetap menjadi hiburan serta ajang silaturahmi masyarakat.

Halaman:


Terkini Lainnya
Bandara Semarang dan Palembang Jadi Internasional, Dorong Ekonomi dan Pariwisata
Bandara Semarang dan Palembang Jadi Internasional, Dorong Ekonomi dan Pariwisata
Travel News
Lebih Baik dari Polandia, Jakarta Peringkat 17 Kota dengan Transportasi Publik Terbaik Dunia
Lebih Baik dari Polandia, Jakarta Peringkat 17 Kota dengan Transportasi Publik Terbaik Dunia
Travel News
Cara ke Bandara YIA Yogyakarta Naik Kereta, Cek Tiket dan Jadwal di Mana?
Cara ke Bandara YIA Yogyakarta Naik Kereta, Cek Tiket dan Jadwal di Mana?
Travel Ideas
Akhir Pekan Ini, Batik Air Dijadwalkan Buka Rute Palembang-Kuala Lumpur
Akhir Pekan Ini, Batik Air Dijadwalkan Buka Rute Palembang-Kuala Lumpur
Travel News
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Travelpedia
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Travelpedia
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
Travelpedia
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Travel News
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Travelpedia
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Travelpedia
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Travelpedia
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Travel News
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Travel News
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Travelpedia
Tips Nonton Gerhana Bulan Total di Planetarium, Bawa Baju Hangat
Tips Nonton Gerhana Bulan Total di Planetarium, Bawa Baju Hangat
Travel Ideas
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau