KOMPAS.com - Badan Pariwisata Nepal (Nepal Tourism Board) menyediakan layanan bus antar jemput (shuttle bus) dari Bandara Internasional Tribhuvan (TIA) menuju hotel-hotel di Kathmandu dan pusat kota.
Dikutip dari The Himalayan Times, layanan bus antar jemput diharapkan bisa memudahkan perjalanan turis internasional seiring dibukanya kembali layanan penerbangan di Bandara Internasional Tribhuvan.
Adapun layanan bus antar jemput ini tersedia atas koordinasi dari sektor swasta, militer, bandara, dan departemen imigrasi setempat.
Tiga rute layanan antar jemput yang disediakan untuk para turis dari bandara ke hotel dan pusat-pusat perkotaan.
Pihak Badan Pariwisata Nepal mengimbau penumpang untuk menghubungi pengemudi bus yang telah ditunjuk untuk rute yang dipilih.
Berikut rute bus antar jemput yang tersedia
1. Bandara-NAC-Newroad-Durbarmarg-Hotel Yak & Yeti-Thamel Chowk-Lainchour Chowk-Hotel Shanker-Ambassador-Bandara
2. Bandara-Gausala-Shifal-Bhagawatibahal-Hilton-Hotel Marriot-Durbarmarg-Hotel Radisson-Hotel Shangrila-Narayan Gopal Chowk-Maharajganj Gopal Chowk-Hyatt Regency-Chabahil Chowk-Hotel Dwarika's-Bandara
3. Bandara-Tinkune Chowk-Hotel Everest-Maitighar Chowk-Hotel Himalaya-St. Xavier's School-Hotel Soaltee-Hotel Grand-Bandara
Baca juga: Solo Trekking di Nepal Dilarang per 1 April, Harus Pakai Pemandu
Sebelumnya, Bandara Internasional Tribhuvan ditutup sementara sejak Selasa (9/9/2025) imbas demonstrasi besar-besaran terjadi di sejumlah tempat di Nepal.
Penutupan ini dilakukan karena alasan keamanan dan keselamatan seluruh pihak. Terlebih, meningkatnya demonstrasi yang terjadi di Lembah Kathmandu hingga kebakaran di Gothatar menyebabkan adanya asap berbahaya di landasan pacu Bandara Nepal tersebut.
Pihak militer kemudian melakuan pengamanan di wilayah Bandara Internasional Nepal.
Menyusul arahan ini, maka tidak ada penerbangan domestik, perjalanan internasional, maupun helikopter yang melakukan pendaratan maupun lepas landas di Tribhuvan International Airport (TIA).
Adapun demonstrasi yang disebut sebagai "Revolusi Gen Z" ini melibatkan mayoritas generasi muda Nepal dan berakhir ricuh.
Para demonstran menduduki dan membakar gedung parlemen, serta menyerbu hotel Hilton di Kathmandu.
Adapun demonstrasi dipicu oleh pembatasan penggunaan media sosial oleh pemerintah, korupsi laten, buruknya perekonomian, dan gaya hidup mewah pejabat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang