Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WNI Asal Madura Dikeroyok di Kuala Lumpur, Dubes Minta Tak Ada Aksi Balasan

Kompas.com - 16/07/2025, 18:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Sumber Antara

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) asal Madura dikeroyok oleh warga negara asing di Bangsar, Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (14/7/2025).

Duta Besar RI untuk Malaysia Hermono membenarkan insiden tersebut. Pengeroyok diduga adalah berasal dari Bangladesh, sebagaimana dilansir Antara.

Hermono menyatakan kasus itu sudah ditangani oleh pihak Polis Diraja Malaysia (PDRM).

Baca juga: Marak Ulah WNI Meresahkan di Jepang, KBRI Tokyo Jelaskan 10 Poin

"(Korban) Orang asal Madura, Sampang," kata Dubes Hermono kepada Antara di Kuala Lumpur, Rabu (16/7/2025).

Dubes Hermono mengatakan korban tidak meninggal dunia sebagaimana isu yang sempat beredar.

Meski korban sempat mengalami luka dan harus menjalani perawatan di rumah sakit, tetapi saat ini sudah boleh keluar dari rumah sakit (RS).

"Sudah keluar RS. Korban hari ini pas ulang tahun," kata Hermono.

Baca juga: Rentetan Kasus WNI di Jepang, Kenapa Kian Marak?

Sebelumnya beredar di media sosial video pengeroyokan yang dilakukan sejumlah orang di sebuah lokasi proyek kerja. Para pelaku tampak mengenakan helm proyek kuning mengeroyok menggunakan bilah besi.

Hermono menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan pengeroyokan pada Senin dari salah satu pegawai proyek.

Insiden terjadi karena kesalahpahaman atas teguran adanya kebisingan yang dilakukan salah satu pihak.

"Karena merasa tidak terima lalu dikeroyok," kata Hermono.

Baca juga: Jalur Udara Tutup, Pemerintah RI Evakuasi WNI di Iran via Darat

Hermono menuturkan, pihaknya sudah berdialog dengan para tokoh Madura yang ada di Malaysia untuk ikut mengimbau komunitas agar tidak melakukan tindakan-tindakan balasan yang justru akan memperumit masalah.

Hermono juga menyatakan telah menerima informasi bahwa pelaku pengeroyokan sudah ditahan kepolisian dan dikenakan unsur pidana dengan ancaman lima tahun.

"Ini sudah ditahan. Biar kepolisian Malaysia yang melakukan tindakan penegakan hukum. Jangan orang-orang Madura yang melakukan tindakan sendiri-sendiri. Kami akan monitor proses penegakan hukumnya," ujar Hermono.

PDRM daerah Brickfields, Kuala Lumpur, dalam keterangan resminya menyatakan telah mengamankan sembilan pelaku pengeroyokan berusia 24-37 tahun.

Baca juga: 42 WNI Terjebak Perang Israel-Iran di Tel Aviv, Bagaimana Upaya Kemenlu?

Kepolisian juga telah menyita beberapa barang bukti berupa helm keselamatan proyek warna kuning dan beberapa bilah besi.

Terpisah Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani menyampaikan keprihatinan atas dugaan insiden pengeroyokan tersebut.

Kementerian P2MI masih menantikan penjelasan pihak berwenang terkait kejadian tersebut.

Menurut informasi yang dihimpun Antara, tokoh Madura di Kuala Lumpur akan mengumpulkan komunitas Madura pada Rabu malam ini untuk memberikan arahan agar dapat menahan diri dan menyerahkan penegakan hukum kepada pihak berwenang.

Baca juga: Kecelakaan Balon Udara Turkiye: WNI Luka Bukan 19 Orang, tapi 12

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Terkini Lainnya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Global
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Global
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Global
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Global
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Global
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
Global
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Global
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Global
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Global
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Global
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Global
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Global
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Global
Israel Abaikan Gencatan Senjata, Akan Serang Hizbullah Besar-besaran
Israel Abaikan Gencatan Senjata, Akan Serang Hizbullah Besar-besaran
Global
Diusir dari Kediaman Megah ke Pengasingan, Pangeran Andrew Juga Tak Diterima Warlok
Diusir dari Kediaman Megah ke Pengasingan, Pangeran Andrew Juga Tak Diterima Warlok
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau