TOKYO, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Jepang Gen Nakatani menyebutkan, negaranya sedang menghadapi kondisi keamanan terparah sejak Perang Dunia II.
Ia mengungkapkan hal itu karena aktivitas militer yang meningkat dari tiga negara, yaitu China, Rusia, dan Korea Utara.
“Tatanan perdamaian dunia yang ada saat ini sedang diuji secara serius, dan Jepang berada dalam lingkungan keamanan paling serius dan kompleks sejak era pasca-perang,” kata menteri pertahanan dari "Negeri Sakura" itu, seperti yang dikutip dari CNN pada Rabu (16/7/2025).
Baca juga: Marak Ulah WNI Meresahkan di Jepang, KBRI Tokyo Jelaskan 10 Poin
Peringatan itu disampaikan Nakatani dalam laporan tahunan Kementerian Pertahanan Jepang yang dirilis pada Selasa (15/7/2025).
Gen Nakatani menyoroti kemampuan militer China yang meningkat secara kualitatif dan kuantitatif sambil memperkuat aktivitasnya di sekitar kawasan, termasuk Kepulauan Senkaku.
Perlu diketahui bahwa Kepulauan Senkaku merupakan rantai pulau di Laut China Timur yang dikuasai Jepang, tetapi diklaim China dengan nama Diaoyu.
Laporan Kementerian Pertahanan Jepang setebal 34 halaman itu juga menekankan eskalasi militer China terjadi di tengah ketegangan yang meningkat antara "Negeri Tirai Bambu" itu dengan Amerika Serikat, sekutu utama Jepang.
“Keseimbangan kekuatan global sedang berubah secara drastis dan persaingan antarnegara terus berlanjut,” tulis laporan tersebut.
Baca juga: Jepang Siapkan Rencana Besar Hadapi Gempa Dahsyat, dari Tanggul hingga Menara Tsunami
Menurut laporan itu, aktivitas militer China di sekitar Taiwan dinilai sebagai ancaman nyata.
Selain itu, aktivitas Beijing di Laut China Selatan dipandang menjadi kekhawatiran serius bagi Jepang karena jalur laut utama Tokyo melewati wilayah tersebut.
Menanggapi laporan Jepang, juru bicara Kementerian Pertahanan China Jiang Bin menyebut Jepang-lah yang memicu eskalasi militer karena secara berlebihan campur tangan dalam urusan dalam negeri Beijing.
“Pihak Jepang menciptakan narasi palsu untuk mencari alasan melonggarkan pembatasan militernya,” tuduh Jiang.
Selain China, laporan Kementerian Pertahanan Jepang juga mengangkat kekhawatiran terhadap aktivitas militer Rusia dan Korea Utara.
Laporan tersebut mengatakan bahwa PLA (Tentara Pembebasan Rakyat China) meningkatkan kerja sama dengan militer Rusia, termasuk melakukan penerbangan pembom bersama dan patroli laut dekat wilayah Jepang.
“Aktivitas bersama yang berulang ini jelas dimaksudkan untuk menunjukkan kekuatan terhadap Jepang,” sebut laporan itu.
Baca juga: Rakyat Mulai Resah, Pemerintah Jepang Bentuk Unit Khusus Tangani Warga Asing