Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Puas di Laut, Trump Siap "Ekspansi" Serangan ke Daratan demi Buru Kartel Venezuela

Kompas.com - 16/10/2025, 06:35 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, ia sedang mempertimbangkan kemungkinan melakukan serangan di darat terhadap kartel narkoba Venezuela, setelah sebelumnya melancarkan beberapa serangan mematikan di laut.

Sebagaimana dilansir AFP, Rabu (15/101/2025), Trump menyebut langkah itu sebagai bagian dari upaya memperluas operasi kontra-narkotika yang diklaimnya berhasil menekan jalur penyelundupan lewat laut.

Namun, rencana tersebut langsung memicu kekhawatiran baru soal eskalasi militer dan legalitas tindakan AS di luar negeri.

Baca juga: Peraih Nobel Perdamaian Asal Venezuela Dihina Presiden Sendiri, tapi Dipuji Trump

“Kami sudah kuasai laut, kini lihat ke darat”

Speedboat dari Venezuela. Venezuela Beri Senjata ke Warganya Usai Serangan Angkatan Laut AS Tewaskan 17 OrangX @WhiteHouse Speedboat dari Venezuela. Venezuela Beri Senjata ke Warganya Usai Serangan Angkatan Laut AS Tewaskan 17 Orang

Rencana Trump untuk menyerang daratan Venezuela ini disampaikan secara public kepada awak media.

“Kami tentu sedang melihat ke darat sekarang, karena laut sudah kami kendalikan dengan sangat baik,” kata Trump kepada para wartawan di Gedung Putih, ketika ditanya apakah ia sedang menimbang opsi serangan darat.

Namun, Trump menolak mengonfirmasi laporan The New York Times yang menyebut ia diam-diam telah memberi wewenang kepada CIA untuk melakukan operasi rahasia di Venezuela, termasuk terhadap pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.

Ketika ditanya apakah ia telah memberi izin kepada CIA untuk “menyingkirkan” Maduro, Trump menjawab, “Itu pertanyaan yang konyol untuk diajukan kepada saya. Sebenarnya bukan pertanyaan yang konyol, tapi bukankah itu pertanyaan yang konyol untuk saya jawab?”

Serangan di Laut tewaskan 27 orang

Trump pada Selasa (14/10/2025) juga mengatakan bahwa serangan terbaru terhadap kapal yang diduga mengangkut narkoba dari Venezuela telah menewaskan enam orang yang ia sebut sebagai “narkoteroris”. Sejauh ini, sedikitnya 27 orang telah tewas dalam serangkaian serangan laut tersebut.

Baca juga: Trump Pamer Habisi Kapal-kapal di Dekat Venezuela, Klaim Setop Peredaran Narkoba

Meski Trump mengeklaim operasi itu sukses, sejumlah pakar mempertanyakan legalitas penggunaan kekuatan mematikan di perairan internasional terhadap tersangka yang belum sempat diinterogasi atau ditangkap.

Mereka menilai tindakan semacam itu berpotensi melanggar hukum internasional dan prinsip hak asasi manusia.

Kritik dari Kolombia dan kekhawatiran regional

Presiden Kolombia, Gustavo Petro, turut menanggapi isu ini. Ia mengatakan meyakini sebagian dari korban yang tewas dalam serangan-serangan tersebut adalah warga Kolombia.

“Kami memiliki alasan untuk percaya bahwa beberapa dari mereka bukan anggota kartel, melainkan warga sipil Kolombia,” kata Petro dalam pernyataannya.

Namun, hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Venezuela maupun CIA mengenai laporan itu.

Baca juga: Meski Bermusuhan dengan AS, Venezuela Tetap Lindungi Kedubes Amerika dari Ancaman Bom

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Terkini Lainnya
Petarung Indonesia dan Malaysia Berkelahi Saat Konferensi Pers
Petarung Indonesia dan Malaysia Berkelahi Saat Konferensi Pers
Global
Jamaika Porak-poranda Dihantam Badai Melissa, Terkuat di Dunia dalam 90 Tahun
Jamaika Porak-poranda Dihantam Badai Melissa, Terkuat di Dunia dalam 90 Tahun
Global
Ketika Uni Soviet Mata-matai AS lewat Karya Seni...
Ketika Uni Soviet Mata-matai AS lewat Karya Seni...
Global
Pelaku Penusukan Massal di Inggris Dituduh 10 Percobaan Pembunuhan
Pelaku Penusukan Massal di Inggris Dituduh 10 Percobaan Pembunuhan
Global
PM Jepang Minta Bertemu Kim Jong Un, Bahas Kasus Lama Puluhan Tahun Lalu
PM Jepang Minta Bertemu Kim Jong Un, Bahas Kasus Lama Puluhan Tahun Lalu
Global
Xi Jinping Bercanda soal “Mata-mata” Saat Hadiahkan Ponsel China ke Presiden Korsel
Xi Jinping Bercanda soal “Mata-mata” Saat Hadiahkan Ponsel China ke Presiden Korsel
Global
Tetangga RI Terancam Diterjang Topan Kalmaegi, Ribuan Orang Mengungsi
Tetangga RI Terancam Diterjang Topan Kalmaegi, Ribuan Orang Mengungsi
Global
Selamat dari Tragedi Air India, Ramesh: Saya Orang Paling Beruntung tapi Juga Paling Menderita
Selamat dari Tragedi Air India, Ramesh: Saya Orang Paling Beruntung tapi Juga Paling Menderita
Global
Kronologi Kejatuhan Pangeran Andrew: Dari Favorit Ratu Elizabeth hingga Teman Epstein
Kronologi Kejatuhan Pangeran Andrew: Dari Favorit Ratu Elizabeth hingga Teman Epstein
Global
China Sukses Kembangkan Helikopter Nirawak, Rampungkan Penerbangan Perdana
China Sukses Kembangkan Helikopter Nirawak, Rampungkan Penerbangan Perdana
Global
Kisah Ibu Selamatkan Putrinya dari Kelompok Penyembah Setan 764
Kisah Ibu Selamatkan Putrinya dari Kelompok Penyembah Setan 764
Global
Masih Bisa Jadi Raja, Pangeran Andrew Tetap Warisi Takhta Inggris meski Gelar Dicopot
Masih Bisa Jadi Raja, Pangeran Andrew Tetap Warisi Takhta Inggris meski Gelar Dicopot
Global
Turkiye Jajaki Dukungan Negara Muslim untuk Tentukan Masa Depan Gaza
Turkiye Jajaki Dukungan Negara Muslim untuk Tentukan Masa Depan Gaza
Global
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Global
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau