LONDON, KOMPAS.com – Keluarga mendiang Virginia Giuffre, perempuan yang menuduh Pangeran Andrew melakukan pelecehan seksual, menyebut pencabutan gelar kerajaan Andrew sebagai kemenangan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Gadis biasa dari keluarga biasa ini telah mengalahkan seorang pangeran. Kami sangat bangga padanya,” ujar Sky Roberts, saudara laki-laki Giuffre, kepada BBC dengan suara bergetar menahan tangis.
Meski demikian, Roberts menilai langkah tersebut belum cukup. Ia mendesak agar dilakukan penyelidikan hukum terhadap Andrew.
Baca juga: Ini yang Akan Terjadi Selanjutnya Usai Gelar Pangeran Andrew Dicabut
“Kita harus melakukan semacam penyelidikan lebih lanjut. Andrew masih bebas. Dia harus dipenjara,” tegasnya.
Giuffre meninggal dunia awal tahun ini. Penerbitan memoar anumerta miliknya pada Oktober menambah tekanan terhadap Keluarga Kerajaan Inggris, terutama karena kedekatan Andrew dengan pemodal pedofil Jeffrey Epstein.
Istana Buckingham pada Kamis (30/10/2025) mengumumkan bahwa Raja Charles III telah memulai proses resmi untuk mencabut seluruh gaya, gelar, dan kehormatan kerajaan milik Pangeran Andrew. Sejak itu, ia dikenal sebagai Andrew Mountbatten-Windsor.
Ketika ditanya bagaimana Giuffre mungkin menanggapi keputusan tersebut, Roberts menjawab, “Dia sekarang merayakannya dari surga sambil berkata, ‘Aku berhasil’. Giuffre pasti sangat bangga. Dia hanyalah Andrew”.
Dalam memoarnya, Giuffre menulis bahwa Andrew berhubungan seks dengannya sebanyak tiga kali ketika dirinya masih remaja, dan bahwa sang pangeran merasa tindakan itu sebagai “hak asasinya”. Andrew membantah seluruh tuduhan tersebut.
Pada 2022, Andrew mencapai penyelesaian di luar pengadilan dengan Giuffre. Kesepakatan itu tidak memuat pengakuan bersalah maupun permintaan maaf.
“Ini benar-benar momen yang membahagiakan baginya dan semua korban selamat,” ujar ipar Giuffre, Amanda Roberts.
“Semua yang diperjuangkannya tidak sia-sia,” tambahnya sambil mengenang Giuffre yang disebutnya “hancur” ketika kasus itu terus disorot publik.
Keluarga Giuffre menyebut keputusan Raja Charles sebagai bentuk keadilan moral, tetapi belum cukup secara hukum. Mereka menilai Inggris telah memberikan contoh yang seharusnya diikuti oleh Amerika Serikat.
“Pemerintah AS memegang kunci untuk kasus Jeffrey Epstein yang lebih luas. Inggris sedang menunjukkan apa yang seharusnya dilakukan AS saat ini. Masih banyak lagi, saya jamin,” ujar Roberts.
Baca juga: Gelar Pangeran Andrew Dicabut, Sarah Ferguson dan Kedua Putrinya Juga Terimbas
Awal Oktober lalu, Andrew secara sukarela melepaskan gelar Duke of York, dengan alasan tuduhan yang terus berlanjut mengganggu tugas Keluarga Kerajaan.
Keputusan Raja Charles untuk mencabut gelar ‘pangeran’ datang setelah terungkapnya email tahun 2011 yang menunjukkan Andrew masih berhubungan dengan Epstein, meski ia sebelumnya membantah.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang