KOMPAS.com – Komedian dan presenter Kiky Saputri terpantik emosinya usai seorang warganet menyumpahi anaknya meninggal dunia.
Kiky Saputri menyebut hal itu sebagai puncak dari rentetan ujaran kebencian yang diterimanya sejak masa kehamilan, hanya karena perbedaan pandangan politik saat Pilpres 2024.
Baca juga: Anaknya Disumpahi Meninggal, Kiky Saputri Tempuh Jalur Hukum
Kiky Saputri mengaku awalnya mencoba menahan diri meski telah menjadi sasaran komentar jahat.
Namun, emosinya memuncak saat anak yang baru dilahirkannya ikut diserang secara verbal di media sosial.
“Cuma pas anakku lahir, tiba-tiba ada yang nyumpahin mati. Itu di situ titik didih aku,” kata Kiky Saputri dalam tayangan TransTV, dikutip Selasa (3/6/2025).
Baca juga: 2 Minggu Jadi Ibu, Kiky Saputri Bersyukur ASI-nya Lancar
Menurut Kiky Saputri, komentar tersebut datang saat dirinya sedang menyusui dan tidak aktif di media sosial.
Kiky Saputri mengaku kaget saat melihat tuduhan dan sumpah keji itu diarahkan padanya, padahal ia bukan pejabat atau anggota legislatif yang berkuasa.
Baca juga: Datang ke Acara Kajian, Kiky Saputri: Aku Bukan Kerja, Tapi Cari Ilmu
“Saya kan enggak ngapa-ngapain, anggota DPR bukan, pejabat juga bukan. Terus disumpahin anak saya mati. Mungkin setan juga minder lihat itu orang,” katanya kesal.
Tak tinggal diam, Kiky Saputri mengaku telah melaporkan akun yang bersangkutan ke pihak berwajib.
Baca juga: Melahirkan Anak Pertama, Kiky Saputri Siapkan Fisik dan Mental
Baginya, tindakan hukum adalah cara untuk memberikan pelajaran bagi pelaku ujaran kebencian dan menjadi pengingat bahwa kebebasan berpendapat bukan berarti bebas menyerang pribadi orang lain—terlebih anak-anak yang tidak tahu apa-apa dan tak ada sangkut pautnya.
“Pokoknya lihat aja lah (proses hukumnya),” ujar Kiky singkat.
Baca juga: Arti Nama Anak Kiky Saputri dan Muhammad Khairi
Peristiwa ini menambah panjang daftar kasus publik figur yang menjadi korban perundungan daring akibat perbedaan sikap politik.
Kiky Saputri berharap langkah hukumnya bisa menjadi peringatan agar masyarakat lebih bijak dalam bermedia sosial.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini