KOMPAS.com - Misteri penemuan puluhan potongan tubuh manusia di semak belukar tepi Jalan Raya Pacet–Cangar, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, akhirnya mulai terungkap.
Polisi memastikan bahwa potongan tubuh tersebut merupakan korban mutilasi.
Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Fauzy Pratama, mengatakan korban merupakan seorang perempuan muda berusia 25 tahun berinisial TAS, kelahiran Pacitan, 12 Agustus 2000, dan beralamat di Desa Made, Kecamatan/Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
"Korban (mutilasi) adalah seorang perempuan, umur kurang lebih 25 tahun. Korban kelahiran Pacitan, keluarganya tinggal di Lamongan," kata AKP Fauzy Pratama, Minggu (7/9/2025).
Baca juga: Polisi Evakuasi Puluhan Potongan Tubuh Manusia di Pacet Mojokerto, Diduga Mutilasi
Penemuan potongan tubuh korban mutilasi ini bermula pada Sabtu (6/9/2025).
Tim Satreskrim Polres Mojokerto bersama Tim K9 Polda Jawa Timur menemukan sekitar 65 potongan tubuh manusia berceceran di semak belukar sekitar 10–15 meter dari tepi jalan raya Pacet–Cangar, Dusun Pacet Selatan.
Dari jumlah tersebut, polisi mendapati 63 potongan jaringan tubuh, satu potongan kaki kiri, dan satu potongan pergelangan tangan kanan korban. Potongan-potongan tersebut kemudian dievakuasi ke RS Bhayangkara Pusdik Porong, Sidoarjo, untuk pemeriksaan forensik.
"Melihat kondisi demikian, saya dapat menduga dengan kuat bahwa itu adalah korban mutilasi," ujar AKP Fauzy.
Petunjuk penting dalam identifikasi korban muncul setelah Tim K9 menemukan potongan pergelangan tangan kanan korban pada Sabtu sore sekitar pukul 16.57 WIB.
"Kita dibantu Tim K9 di TKP sampai menjelang magrib, sampai akhirnya kami menemukan salah satu pergelangan tangan korban. Petunjuk kuat untuk mencari identitas korban," ungkap Fauzy.
Potongan tubuh korban memiliki ciri khas, antara lain:
Baca juga: 49 Remaja Diamankan di Mojokerto, Padahal Aksi Demonstrasi Sudah Dibatalkan
Setelah menemukan potongan tubuh korban, polisi melacak identitas korban hingga menemukan rumah orang tuanya di Desa Made, Kecamatan Lamongan.
Kedua orang tua korban, SD dan istrinya E, sudah keluar rumah sejak pagi-pagi buta.
Kepala Desa Made, Eko Widianto, membenarkan adanya pencocokan identitas tersebut.
"Saya ke rumah itu hanya mencocokkan alamat dan nama orang tua, sesuai dengan informasi dari Babinkamtibmas. Jadi tidak memastikan soal kebenaran korbannya, hanya sebatas mencari nama orang tua dan alamat rumah," kata Eko.