KOMPAS.com - Status pandemi Covid-19 belum dicabut, yang artinya dunia masih berperang melawan infeksi yang disebabkan virus SARS-CoV-2 ini.
Vaksin Covid-19 menjadi salah satu upaya menekan lonjakan kasus infeksi, dan diharapkan dapat mengakhiri pandemi yang telah berjalan di tahun ketiga.
Tingkat vaksinasi di berbagai negara berangsur naik, termasuk vaksin dosis lanjutan atau booster.
Namun sebagian orang masih khawatir mengenai efek sampingnya, termasuk memengaruhi siklus menstruasi.
Baca juga: WHO Minta Masyarakat Dunia untuk Segera Mendapatkan Vaksin Booster
Ketua Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Indonesia (HIFERI) Prof. Dr. dr. Wiryawan Permadi mengatakan, bahwa apabila terjadi perubahan siklus menstruasi setelah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19, hal tersebut bukanlah disebabkan komponen spesifik dari vaksin.
"Penelitian melaporkan vaksin corona yang kalau pun ada hubungannya terhadap siklus haid dikarenakan respons imun tubuh. Bukan karena komponen spesifik dari vaksin,” ujar Wiryawan.
Hal itu ia katakan dalam acara Peluncuran Pedoman Tatalaksana Diagnosis Klinis dan Manajemen Awal Endometriosis untuk Asia dan Kampanye #DontLiveWithPain yang diadakan PT Bayer Indonesia seperti dikutip Kompas.com, Rabu (6/4/2022).
Wiryawan menjelaskan, perubahan siklus menstruasi yang disebabkan oleh respons imun, tidak akan berlangsung lama.
“Respons ini dikatakan terjadi pada satu atau dua siklus (menstruasi), dan seterusnya akan kembali normal,” papar dia.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Fertilisasi in Vitro Indonesia (PERFITRI) Prof. Dr. dr. Hendy Hendarto menyampaikan, banyak hal yang dapat berpengaruh terhadap siklus haid, seperti kondisi psikologis.
“Siklus haid pada orang stres saja bisa berubah. Ambil contoh, remaja putri ujian, (merasa) stres, haid kacau. Kondisi ini berpengaruh,” tutur dia.
Menurutnya, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh vaksin Covid-19 terhadap siklus menstruasi.
“Jangan-jangan stres kondisi Covid-19 dan lainnya, bukan karena vaksinnya. Ada pengaruh di otak saja ada kerusakan di pola hubungan tersebut,” kata dia.
Baca juga: Studi: Vaksin Covid-19 Tidak Mempengaruhi Kesuburan Wanita