Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika

Kompas.com - 01/11/2025, 20:49 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Para ilmuwan baru saja mencatatkan sejarah baru dalam penelitian iklim Bumi.

Dari kedalaman es di bawah permukaan Antartika, sebuah tim peneliti berhasil mengambil sampel es dan udara gletser yang secara langsung berasal dari periode 6 juta tahun lalu.

Ini merupakan sampel es tertua yang pernah diukur usianya secara langsung oleh manusia.

Baca juga: BMKG Jelaskan Penyebab Hujan Es yang Bikin Warga Tangerang Panik

Sampel kuno ini diambil dari Allan Hills, sebuah wilayah di Antartika, di mana es secara bertahap terakumulasi selama jutaan tahun.

Tim yang dipimpin oleh glasiolog Sarah Shackleton dari Woods Hole Oceanographic Institute berhasil mendapatkan sampel yang telah terkubur di bawah ratusan meter es gletser.

Allan Hills: 'Mesin Waktu' Menuju Iklim Pliosen

Karena Bumi sangat aktif secara geologis, menemukan catatan iklim masa lalu seringkali menantang.

Antartika adalah salah satu pengecualian di mana akumulasi es dan salju yang konstan menjebak dan membekukan material, menciptakan kapsul waktu yang merekam sejarah iklim Bumi.

Menurut Shackleton, inti es bertindak sebagai mesin waktu.

"Inti es seperti mesin waktu yang memungkinkan para ilmuwan melihat seperti apa planet kita di masa lalu," kata Shackleton, dikutip Science Alert.

"Inti Allan Hills membantu kita melakukan perjalanan lebih jauh ke masa lalu daripada yang kita bayangkan mungkin."

Di Allan Hills, konsentrasi es biru sangat berharga. Daerah ini tidak lagi mengakumulasi salju karena proses pelapukan dan sublimasi, sehingga es yang lebih tua berada lebih dekat ke permukaan dibandingkan bagian lain Antartika.

"Kami masih mencari tahu kondisi pasti yang memungkinkan es purba bertahan sedekat ini dengan permukaan," jelas Shackleton.

"Kemungkinan itu merupakan kombinasi angin kencang dan dingin yang menusuk. Angin meniup salju segar, dan dingin memperlambat pergerakan es hingga hampir terhenti."

Meskipun es ini tidak memiliki gelembung udara yang terlihat, ia mengandung kantong udara mikroskopis yang sangat padat sehingga menempati ruang kecil dalam struktur kristal es.

Kantong udara yang sangat terkompresi inilah yang sangat berharga karena menawarkan jendela ke iklim awal Bumi.

Halaman:


Terkini Lainnya
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Nebula Kelelawar Hantu: ‘Tamu’ Kosmik yang Muncul di Langit Halloween
Nebula Kelelawar Hantu: ‘Tamu’ Kosmik yang Muncul di Langit Halloween
Fenomena
Supermoon Emas November 2025: Purnama Terbesar Sepanjang Tahun
Supermoon Emas November 2025: Purnama Terbesar Sepanjang Tahun
Oh Begitu
Gempa M 5,1 Guncang Laut Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Tsunami
Gempa M 5,1 Guncang Laut Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Tsunami
Fenomena
Anjing-Anjing Menjadi Biru di Zona Chernobyl, Apa yang Terjadi?
Anjing-Anjing Menjadi Biru di Zona Chernobyl, Apa yang Terjadi?
Oh Begitu
Rahasia Kodok yang Bisa Berubah Jadi Kuning Neon dalam Dua Hari
Rahasia Kodok yang Bisa Berubah Jadi Kuning Neon dalam Dua Hari
Oh Begitu
77 Kerangka Kristen Awal Ditemukan di Situs Gereja Tertua Aarhus Denmark, Berusia Sekitar 900 Tahun
77 Kerangka Kristen Awal Ditemukan di Situs Gereja Tertua Aarhus Denmark, Berusia Sekitar 900 Tahun
Oh Begitu
Sejarah Halloween dan Día de Muertos, Lahir dari Perkawinan Budaya Kematian Celtic dan Aztec
Sejarah Halloween dan Día de Muertos, Lahir dari Perkawinan Budaya Kematian Celtic dan Aztec
Oh Begitu
Mengapa Pria Lebih Tinggi Dibanding Wanita? Studi Jelaskan
Mengapa Pria Lebih Tinggi Dibanding Wanita? Studi Jelaskan
Oh Begitu
Studi Baru: Daging Olahan dan Minuman Manis Jadi Racun Terburuk bagi Otak
Studi Baru: Daging Olahan dan Minuman Manis Jadi Racun Terburuk bagi Otak
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau