Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Baru: Daging Olahan dan Minuman Manis Jadi Racun Terburuk bagi Otak

Kompas.com - 31/10/2025, 20:13 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Selama ini, efek buruk makanan ultra-proses (Ultra-Processed Foods atau UPFs) telah dikaitkan dengan obesitas, diabetes, penyakit kardiovaskular, hingga depresi.

Namun, studi baru dari Virginia Tech di Amerika Serikat, mengungkap bahwa makanan cepat saji juga dapat merusak kesehatan otak.

Para peneliti menemukan fakta: daging olahan dan minuman manis ultra-proses adalah hal terburuk dalam kategori makanan instan tersebut.

Baca juga: Musik Kafe Cenderung Pelan, tapi Mengapa di Resto Cepat Saji Justru Bertempo Cepat?

Studi menyebut, seseorang yang menambah porsi daging atau minuman ultra proses, menunjukkan peningkatan risiko signifikan terhadap gangguan kognitif, termasuk yang terkait dengan demensia seperti penyakit Alzheimer.

Riset 7 Tahun Ungkap Kategori Paling Berbahaya

Tim peneliti dari Virginia Tech menggunakan data dari University of Michigan Health and Retirement Study, melacak 4.750 penduduk AS berusia 55 tahun atau lebih selama periode tujuh tahun (2014 hingga 2020).

Mereka mengevaluasi status kognitif peserta setiap dua tahun.

Pertanyaan yang berusaha dijawab peneliti adalah: Makanan cepat saji spesifik mana yang memicu penurunan kognitif?

Jawabannya sayangnya mencakup beberapa makanan yang paling sering dikonsumsi: daging olahan dan minuman manis ultra proses.

Para peneliti bahkan menyebut kombinasi dari pizza pecinta daging dan minuman cola dapat menjadi "double brain-bomb".

Dari total 4.750 peserta, sebanyak 1.363 orang mengalami gangguan kognitif selama masa studi. Analisis menemukan:

  • Produk Hewani Ultra-proses: Individu yang mengonsumsi setidaknya satu porsi tambahan per hari menunjukkan peningkatan risiko sebesar 17 persen untuk mengalami masalah kognitif.
  • Minuman Manis Gula: Minuman seperti soda, teh kemasan manis, dan minuman buah bergula sedikit kurang merusak, tetapi individu yang mengonsumsi satu porsi tambahan per hari menunjukkan peningkatan risiko sebesar 6 persen.

Menariknya, studi yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition ini menemukan bahwa total konsumsi UPF secara keseluruhan tidak secara signifikan terkait dengan peningkatan risiko gangguan kognitif, begitu pula kategori lain seperti makanan ringan gurih, dessert, atau makanan siap santap berbasis biji-bijian.

Artinya, masalah utama ada pada spesifik kategori makanan ultra-proses tersebut.

Strategi Simpel: Mengubah Pola Makan

Temuan ini memberikan jalan keluar yang sederhana—meskipun mungkin tidak mudah—bagi pasien untuk melindungi kesehatan otak mereka: melakukan perubahan pola makan dengan menghindari daging dan soda ultra-proses.

Brenda Davy, profesor nutrisi, makanan, dan olahraga manusia di Virginia Tech sekaligus co-author studi, mengatakan bahwa perubahan ada di tangan setiap individu.

"Ada hal-hal yang dapat Anda ubah," kata Davy. "Ini tentang moderasi dan menjadi rasional serta seimbang dalam pilihan diet Anda."

Halaman:


Terkini Lainnya
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Nebula Kelelawar Hantu: ‘Tamu’ Kosmik yang Muncul di Langit Halloween
Nebula Kelelawar Hantu: ‘Tamu’ Kosmik yang Muncul di Langit Halloween
Fenomena
Supermoon Emas November 2025: Purnama Terbesar Sepanjang Tahun
Supermoon Emas November 2025: Purnama Terbesar Sepanjang Tahun
Oh Begitu
Gempa M 5,1 Guncang Laut Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Tsunami
Gempa M 5,1 Guncang Laut Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Tsunami
Fenomena
Anjing-Anjing Menjadi Biru di Zona Chernobyl, Apa yang Terjadi?
Anjing-Anjing Menjadi Biru di Zona Chernobyl, Apa yang Terjadi?
Oh Begitu
Rahasia Kodok yang Bisa Berubah Jadi Kuning Neon dalam Dua Hari
Rahasia Kodok yang Bisa Berubah Jadi Kuning Neon dalam Dua Hari
Oh Begitu
77 Kerangka Kristen Awal Ditemukan di Situs Gereja Tertua Aarhus Denmark, Berusia Sekitar 900 Tahun
77 Kerangka Kristen Awal Ditemukan di Situs Gereja Tertua Aarhus Denmark, Berusia Sekitar 900 Tahun
Oh Begitu
Sejarah Halloween dan Día de Muertos, Lahir dari Perkawinan Budaya Kematian Celtic dan Aztec
Sejarah Halloween dan Día de Muertos, Lahir dari Perkawinan Budaya Kematian Celtic dan Aztec
Oh Begitu
Mengapa Pria Lebih Tinggi Dibanding Wanita? Studi Jelaskan
Mengapa Pria Lebih Tinggi Dibanding Wanita? Studi Jelaskan
Oh Begitu
Studi Baru: Daging Olahan dan Minuman Manis Jadi Racun Terburuk bagi Otak
Studi Baru: Daging Olahan dan Minuman Manis Jadi Racun Terburuk bagi Otak
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau