Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Menyundul Bola Bisa Ubah Struktur Otak, Studi Ungkap Dampaknya

Kompas.com - 19/09/2025, 13:14 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber Earth.com

KOMPAS.com - Sebuah penelitian terbaru yang dipimpin oleh Michael L. Lipton, MD, PhD dari Columbia University mengungkapkan bahwa kebiasaan melakukan heading atau menyundul bola secara rutin pada pemain sepak bola amatir dapat memicu perubahan mikrostruktur di lipatan otak. Perubahan ini juga berkorelasi dengan penurunan skor pada tes memori dan kemampuan berpikir.

Meski demikian, para peneliti menegaskan bahwa hasil ini belum membuktikan sebab-akibat, melainkan hanya menunjukkan adanya hubungan yang patut diperhatikan.

“Olahraga membawa banyak manfaat, termasuk mengurangi risiko penurunan kognitif. Namun, benturan kepala berulang dari olahraga kontak seperti sepak bola bisa saja mengurangi manfaat tersebut,” jelas Lipton.

Baca juga: Apakah Lari Marathon Memengaruhi Kesehatan Otak?

Bagaimana Studi Ini Dilakukan

Penelitian ini melibatkan 352 pemain sepak bola amatir dengan rata-rata usia 26 tahun, serta 77 atlet olahraga non-kontak dengan rata-rata usia 23 tahun sebagai kelompok pembanding. Para peserta melaporkan aktivitas sepak bolanya selama setahun terakhir, sehingga para peneliti dapat memperkirakan jumlah heading yang dilakukan.

Para pemain kemudian dikelompokkan berdasarkan frekuensi heading – dari yang paling jarang hingga paling sering. Hasilnya cukup mencolok:

  • Kelompok tertinggi melakukan rata-rata 3.152 heading per tahun
  • Kelompok terendah hanya sekitar 105 heading per tahun

Meskipun data ini didapat dari laporan diri (self-report) yang berpotensi bias, perbedaan angka tersebut cukup besar untuk melihat pola perbedaan di otak.

Baca juga: Menghirup Wangi Mawar Bantu Tingkatkan Volume Otak, Benarkah?

Apa yang Dilihat Peneliti di Otak

Menggunakan pencitraan otak canggih, para peneliti memusatkan perhatian pada juxtacortical white matter – lapisan tipis yang berada tepat di bawah gray matter di korteks serebral. Lapisan ini berfungsi membawa sinyal antarbagian otak yang berdekatan.

Dalam otak yang sehat, molekul air di lapisan ini bergerak dengan pola teratur. Namun, pada pemain yang paling sering melakukan heading, pola pergerakan air ini terlihat lebih kacau, menandakan adanya gangguan mikrostruktur.

Bagian otak yang paling terpengaruh adalah orbitofrontal region – area tepat di atas rongga mata. Menariknya, gangguan di area ini sebagian menjelaskan mengapa peserta dengan heading lebih sering memiliki skor tes memori dan kognisi yang lebih rendah.

Baca juga: Apakah Otak Kita Bisa Kehabisan Memori?

Mengapa Lipatan Otak Rentan?

Lipatan otak (korteks) berfungsi untuk memaksimalkan luas permukaan otak dalam ruang yang terbatas. Hal ini menciptakan banyak jalur koneksi lokal yang melewati juxtacortical layer. Benturan ringan berulang, seperti heading bola, diduga memberi tekanan pada jaringan tipis ini.

Dengan memeriksa lapisan ini, para peneliti berharap bisa menemukan tanda-tanda cedera lebih awal, bahkan sebelum muncul pada hasil pemindaian konvensional.

Baca juga: Duduk Terlalu Lama Bisa Mengecilkan Otak, Meski Rutin Berolahraga

Catatan Penting dan Keterbatasan Studi

Hasil penelitian ini belum bisa memastikan bahwa heading adalah penyebab utama perubahan pada otak. Data jumlah heading hanya berdasarkan ingatan peserta. Faktor lain seperti kurang tidur, stres, atau cedera kepala sebelumnya juga bisa berkontribusi.

Namun, pola yang konsisten antara jumlah heading, perubahan pada lapisan otak, dan penurunan skor kognitif membuat temuan ini menarik untuk ditindaklanjuti. Peneliti mendorong studi lanjutan dengan sensor benturan kepala dan pemantauan jangka panjang.

“Temuan kami menunjukkan bahwa lapisan white matter di lipatan otak ini rentan terhadap trauma berulang. Ini bisa menjadi lokasi penting untuk mendeteksi cedera otak lebih dini,” ujar Lipton.

Baca juga: Bekerja Terlalu Lama Bisa Mengubah Struktur Otak Kita

Penelitian ini diterbitkan di jurnal Neurology dan memicu diskusi penting: bagaimana menjaga manfaat olahraga sepak bola sekaligus meminimalkan risiko benturan kepala yang tidak perlu.

Kesimpulannya, heading sepak bola tidak serta merta berbahaya, tetapi penelitian ini membuka jalan untuk pendeteksian dini cedera otak dan langkah pencegahan, khususnya bagi pemain amatir yang sering melakukan heading.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Nebula Kelelawar Hantu: ‘Tamu’ Kosmik yang Muncul di Langit Halloween
Nebula Kelelawar Hantu: ‘Tamu’ Kosmik yang Muncul di Langit Halloween
Fenomena
Supermoon Emas November 2025: Purnama Terbesar Sepanjang Tahun
Supermoon Emas November 2025: Purnama Terbesar Sepanjang Tahun
Oh Begitu
Gempa M 5,1 Guncang Laut Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Tsunami
Gempa M 5,1 Guncang Laut Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Tsunami
Fenomena
Anjing-Anjing Menjadi Biru di Zona Chernobyl, Apa yang Terjadi?
Anjing-Anjing Menjadi Biru di Zona Chernobyl, Apa yang Terjadi?
Oh Begitu
Rahasia Kodok yang Bisa Berubah Jadi Kuning Neon dalam Dua Hari
Rahasia Kodok yang Bisa Berubah Jadi Kuning Neon dalam Dua Hari
Oh Begitu
77 Kerangka Kristen Awal Ditemukan di Situs Gereja Tertua Aarhus Denmark, Berusia Sekitar 900 Tahun
77 Kerangka Kristen Awal Ditemukan di Situs Gereja Tertua Aarhus Denmark, Berusia Sekitar 900 Tahun
Oh Begitu
Sejarah Halloween dan Día de Muertos, Lahir dari Perkawinan Budaya Kematian Celtic dan Aztec
Sejarah Halloween dan Día de Muertos, Lahir dari Perkawinan Budaya Kematian Celtic dan Aztec
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau