KOMPAS.com - Sebuah penelitian terbaru yang dipimpin oleh Michael L. Lipton, MD, PhD dari Columbia University mengungkapkan bahwa kebiasaan melakukan heading atau menyundul bola secara rutin pada pemain sepak bola amatir dapat memicu perubahan mikrostruktur di lipatan otak. Perubahan ini juga berkorelasi dengan penurunan skor pada tes memori dan kemampuan berpikir.
Meski demikian, para peneliti menegaskan bahwa hasil ini belum membuktikan sebab-akibat, melainkan hanya menunjukkan adanya hubungan yang patut diperhatikan.
“Olahraga membawa banyak manfaat, termasuk mengurangi risiko penurunan kognitif. Namun, benturan kepala berulang dari olahraga kontak seperti sepak bola bisa saja mengurangi manfaat tersebut,” jelas Lipton.
Baca juga: Apakah Lari Marathon Memengaruhi Kesehatan Otak?
Penelitian ini melibatkan 352 pemain sepak bola amatir dengan rata-rata usia 26 tahun, serta 77 atlet olahraga non-kontak dengan rata-rata usia 23 tahun sebagai kelompok pembanding. Para peserta melaporkan aktivitas sepak bolanya selama setahun terakhir, sehingga para peneliti dapat memperkirakan jumlah heading yang dilakukan.
Para pemain kemudian dikelompokkan berdasarkan frekuensi heading – dari yang paling jarang hingga paling sering. Hasilnya cukup mencolok:
Meskipun data ini didapat dari laporan diri (self-report) yang berpotensi bias, perbedaan angka tersebut cukup besar untuk melihat pola perbedaan di otak.
Baca juga: Menghirup Wangi Mawar Bantu Tingkatkan Volume Otak, Benarkah?
Menggunakan pencitraan otak canggih, para peneliti memusatkan perhatian pada juxtacortical white matter – lapisan tipis yang berada tepat di bawah gray matter di korteks serebral. Lapisan ini berfungsi membawa sinyal antarbagian otak yang berdekatan.
Dalam otak yang sehat, molekul air di lapisan ini bergerak dengan pola teratur. Namun, pada pemain yang paling sering melakukan heading, pola pergerakan air ini terlihat lebih kacau, menandakan adanya gangguan mikrostruktur.
Bagian otak yang paling terpengaruh adalah orbitofrontal region – area tepat di atas rongga mata. Menariknya, gangguan di area ini sebagian menjelaskan mengapa peserta dengan heading lebih sering memiliki skor tes memori dan kognisi yang lebih rendah.
Baca juga: Apakah Otak Kita Bisa Kehabisan Memori?
Lipatan otak (korteks) berfungsi untuk memaksimalkan luas permukaan otak dalam ruang yang terbatas. Hal ini menciptakan banyak jalur koneksi lokal yang melewati juxtacortical layer. Benturan ringan berulang, seperti heading bola, diduga memberi tekanan pada jaringan tipis ini.
Dengan memeriksa lapisan ini, para peneliti berharap bisa menemukan tanda-tanda cedera lebih awal, bahkan sebelum muncul pada hasil pemindaian konvensional.
Baca juga: Duduk Terlalu Lama Bisa Mengecilkan Otak, Meski Rutin Berolahraga
Hasil penelitian ini belum bisa memastikan bahwa heading adalah penyebab utama perubahan pada otak. Data jumlah heading hanya berdasarkan ingatan peserta. Faktor lain seperti kurang tidur, stres, atau cedera kepala sebelumnya juga bisa berkontribusi.
Namun, pola yang konsisten antara jumlah heading, perubahan pada lapisan otak, dan penurunan skor kognitif membuat temuan ini menarik untuk ditindaklanjuti. Peneliti mendorong studi lanjutan dengan sensor benturan kepala dan pemantauan jangka panjang.
“Temuan kami menunjukkan bahwa lapisan white matter di lipatan otak ini rentan terhadap trauma berulang. Ini bisa menjadi lokasi penting untuk mendeteksi cedera otak lebih dini,” ujar Lipton.
Baca juga: Bekerja Terlalu Lama Bisa Mengubah Struktur Otak Kita
Penelitian ini diterbitkan di jurnal Neurology dan memicu diskusi penting: bagaimana menjaga manfaat olahraga sepak bola sekaligus meminimalkan risiko benturan kepala yang tidak perlu.
Kesimpulannya, heading sepak bola tidak serta merta berbahaya, tetapi penelitian ini membuka jalan untuk pendeteksian dini cedera otak dan langkah pencegahan, khususnya bagi pemain amatir yang sering melakukan heading.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang