Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun

Kompas.com - 01/11/2025, 15:33 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Bahaya yang tersembunyi di balik buah labu kini mendapat landasan ilmiah yang kuat.

Menurut ilmuwan pertanian Kobe University, Inui Hideyuki, polutan kimia yang diserap labu dari tanah tidak mudah terurai. Hal ini berarti, labu bisa menimbulkan risiko kesehatan bagi yang memakannya.

Inilah mengapa labu, squash, dan tanaman dari keluarga Cucurbitaceae—termasuk yang Anda ukir saat Halloween—harus diwaspadai.

Baca juga: Mengapa Labu Bisa Tumbuh Sangat Besar, Tapi Blueberry Tidak?

Penelitian terbaru berhasil mengungkap biologi di balik fenomena ini. Temuan tersebut diharapkan dapat membuka jalan untuk membersihkan "reputasi" tanaman labu di masa depan.

Kenapa Labu Lebih Rentan Menyerap Polutan?

Keluarga labu, atau Cucurbitaceae, terdiri dari sekitar 1.000 spesies buah dan sayuran populer, termasuk mentimun, zucchini, semangka, dan labu.

Yang membuat keluarga ini unik adalah kecenderungannya yang tidak biasa untuk mengakumulasi polutan dari tanah dan menyimpannya.

"Polutan tidak mudah terurai dan dengan demikian menimbulkan risiko kesehatan bagi orang yang memakan buahnya," jelas ilmuwan pertanian Inui Hideyuki dari Kobe University, dalam sebuah pernyataan, dikutip IFL Science.

"Menariknya, tanaman lain tidak melakukan ini dan oleh karena itu saya menjadi tertarik mengapa hal ini terjadi secara spesifik pada kelompok ini."

Penelitian sebelumnya dari Inui dan rekannya mengidentifikasi kelas protein yang ditemukan pada labu, yang disebut major latex-like proteins (MLPs).

Protein inilah yang mengikat polutan dan membantu transportasinya dari akar melalui jaringan tanaman. Namun, MLPs juga ditemukan di banyak tanaman lain.

Kunci Rahasia Ada di 'Tag' Protein Getah

Setelah mengamati variasi akumulasi polutan di antara spesies yang berbeda, para peneliti akhirnya menemukan terobosan.

"Kami melihat bahwa pada varietas yang sangat banyak mengakumulasi (polutan), terdapat konsentrasi protein yang lebih tinggi dalam getah," kata Inui.

Dalam studi terbaru, tim berupaya menemukan bagaimana tepatnya MLPs ini disekresikan ke dalam getah tanaman.

Mereka menemukan bahwa pada tanaman yang rentan terhadap akumulasi polutan tinggi, protein ini dilepaskan, sementara versi lainnya ditahan di dalam sel.

Mereka juga mengidentifikasi variasi kecil dalam urutan asam amino protein yang bertindak sebagai "tag" atau penanda. Tag ini memberi sinyal kepada sel: protein mana yang harus ditahan dan mana yang harus dikeluarkan ke dalam getah.

Halaman:


Terkini Lainnya
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Nebula Kelelawar Hantu: ‘Tamu’ Kosmik yang Muncul di Langit Halloween
Nebula Kelelawar Hantu: ‘Tamu’ Kosmik yang Muncul di Langit Halloween
Fenomena
Supermoon Emas November 2025: Purnama Terbesar Sepanjang Tahun
Supermoon Emas November 2025: Purnama Terbesar Sepanjang Tahun
Oh Begitu
Gempa M 5,1 Guncang Laut Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Tsunami
Gempa M 5,1 Guncang Laut Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Tsunami
Fenomena
Anjing-Anjing Menjadi Biru di Zona Chernobyl, Apa yang Terjadi?
Anjing-Anjing Menjadi Biru di Zona Chernobyl, Apa yang Terjadi?
Oh Begitu
Rahasia Kodok yang Bisa Berubah Jadi Kuning Neon dalam Dua Hari
Rahasia Kodok yang Bisa Berubah Jadi Kuning Neon dalam Dua Hari
Oh Begitu
77 Kerangka Kristen Awal Ditemukan di Situs Gereja Tertua Aarhus Denmark, Berusia Sekitar 900 Tahun
77 Kerangka Kristen Awal Ditemukan di Situs Gereja Tertua Aarhus Denmark, Berusia Sekitar 900 Tahun
Oh Begitu
Sejarah Halloween dan Día de Muertos, Lahir dari Perkawinan Budaya Kematian Celtic dan Aztec
Sejarah Halloween dan Día de Muertos, Lahir dari Perkawinan Budaya Kematian Celtic dan Aztec
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau