Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fosil Dinosaurus Ini Buktikan Nanotyrannus Bukan T. rex Remaja

Kompas.com - 31/10/2025, 18:39 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Selama beberapa dekade, perdebatan sengit melanda dunia paleontologi: Apakah Nanotyrannus merupakan spesies dinosaurus tersendiri atau versi remaja dari Tyrannosaurus rex?

Fosil legendaris yang dikenal sebagai spesimen "Dueling Dinosaurs" yang ditemukan di Montana menjadi kunci jawabannya.

Baca juga: Alam Mengawetkan Dinosaurus Utuh, Lengkap dengan Kulit dan Kukunya

Fosil ini menampilkan dua dinosaurus yang terkunci dalam pertarungan prasejarah: seekor Triceratops dan seekor tyrannosaur bertubuh kecil.

Tyrannosaur bertubuh kecil inilah yang kini dipastikan sebagai Nanotyrannus lancensis dewasa, bukan T. rex remaja, seperti yang diyakini banyak ilmuwan sebelumnya.

Bukti Pertumbuhan yang Tidak Sesuai Hukum Alam

Tim peneliti menggunakan serangkaian bukti ilmiah, termasuk analisis cincin pertumbuhan, data fusi tulang belakang, dan anatomi perkembangan.

Hasilnya, mereka menemukan bahwa spesimen Nanotyrannus itu berusia sekitar 20 tahun dan telah dewasa secara fisik ketika mati.

Karakteristik kerangka Nanotyrannus berbeda dengan T. rex. 

Lindsay Zanno, profesor riset asosiasi di North Carolina State University dan kepala paleontologi di North Carolina Museum of Natural Sciences, bersama fosil Dueling Dinosaurs. LIVE SCIENCE/N.C. State University Lindsay Zanno, profesor riset asosiasi di North Carolina State University dan kepala paleontologi di North Carolina Museum of Natural Sciences, bersama fosil Dueling Dinosaurs.

Baca juga: Bukti Baru, Dinosaurus Punah Bukan karena Lemah, Tapi Sial Dihantam Asteroid

Nanotyrannus memiliki lengan depan yang lebih besar, gigi yang lebih banyak, jumlah tulang belakang ekor yang lebih sedikit, dan pola saraf tengkorak yang berbeda dari T. rex. 

Lindsay Zanno, associate research professor di North Carolina State University dan co-author studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature, menyatakan temuan ini mengubah banyak asumsi lama.

"Fosil ini tidak hanya menyelesaikan perdebatan. Ini membalikkan penelitian T. rex selama puluhan tahun," kata Zanno, yang juga kepala paleontologi di North Carolina Museum of Natural Sciences.

Pendapat serupa dikemukakan oleh James Napoli, seorang anatomis dari Stony Brook University dan co-author studi tersebut.

"Agar Nanotyrannus menjadi T. rex remaja, ia harus menentang semua yang kita ketahui tentang pertumbuhan vertebrata," ujar Napoli.

"Ini bukan hanya tidak mungkin—ini mustahil."

Baca juga: Dinosaurus Kepala Kubah Ditemukan di Montana, Hidup 75 Juta Tahun Lalu

Implikasi Mendalam bagi Ekosistem Tyrannosaur

Implikasi dari penemuan ini sangat mendalam. Selama bertahun-tahun, para paleontolog menggunakan fosil Nanotyrannus sebagai model untuk memprediksi pertumbuhan dan perilaku T. rex.

Kini, bukti baru tersebut mengungkap bahwa studi-studi terdahulu didasarkan pada dua hewan yang sama sekali berbeda.

Hal ini berarti bahwa beberapa spesies tyrannosaur hidup berdampingan di ekosistem yang sama pada jutaan tahun terakhir sebelum terjadi dampak asteroid yang memusnahkan dinosaurus

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Nebula Kelelawar Hantu: ‘Tamu’ Kosmik yang Muncul di Langit Halloween
Nebula Kelelawar Hantu: ‘Tamu’ Kosmik yang Muncul di Langit Halloween
Fenomena
Supermoon Emas November 2025: Purnama Terbesar Sepanjang Tahun
Supermoon Emas November 2025: Purnama Terbesar Sepanjang Tahun
Oh Begitu
Gempa M 5,1 Guncang Laut Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Tsunami
Gempa M 5,1 Guncang Laut Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Tsunami
Fenomena
Anjing-Anjing Menjadi Biru di Zona Chernobyl, Apa yang Terjadi?
Anjing-Anjing Menjadi Biru di Zona Chernobyl, Apa yang Terjadi?
Oh Begitu
Rahasia Kodok yang Bisa Berubah Jadi Kuning Neon dalam Dua Hari
Rahasia Kodok yang Bisa Berubah Jadi Kuning Neon dalam Dua Hari
Oh Begitu
77 Kerangka Kristen Awal Ditemukan di Situs Gereja Tertua Aarhus Denmark, Berusia Sekitar 900 Tahun
77 Kerangka Kristen Awal Ditemukan di Situs Gereja Tertua Aarhus Denmark, Berusia Sekitar 900 Tahun
Oh Begitu
Sejarah Halloween dan Día de Muertos, Lahir dari Perkawinan Budaya Kematian Celtic dan Aztec
Sejarah Halloween dan Día de Muertos, Lahir dari Perkawinan Budaya Kematian Celtic dan Aztec
Oh Begitu
Mengapa Pria Lebih Tinggi Dibanding Wanita? Studi Jelaskan
Mengapa Pria Lebih Tinggi Dibanding Wanita? Studi Jelaskan
Oh Begitu
Studi Baru: Daging Olahan dan Minuman Manis Jadi Racun Terburuk bagi Otak
Studi Baru: Daging Olahan dan Minuman Manis Jadi Racun Terburuk bagi Otak
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau