Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinosaurus Kepala Kubah Ditemukan di Montana, Hidup 75 Juta Tahun Lalu

Kompas.com - 21/10/2025, 15:39 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber Sci News

KOMPAS.com - Para paleontolog baru saja mengumumkan penemuan spesies dinosaurus berkepala kubah baru dari Montana, Amerika Serikat. Dinosaurus ini diberi nama Brontotholus harmoni, dan hidup sekitar 75 juta tahun lalu, pada masa Akhir Zaman Kapur (Late Cretaceous). Temuan ini memberikan wawasan baru tentang evolusi dinosaurus herbivora berkepala tebal yang dikenal sebagai pachycephalosaurid.

Lima fosil Brontotholus harmoni ditemukan di Formasi Two Medicine, sebuah lapisan batuan purba di Glacier County, Montana. Formasi ini memang terkenal sebagai "harta karun" fosil dinosaurus, tetapi ini adalah spesies pachycephalosaurid pertama yang berhasil ditemukan di wilayah tersebut.

Para peneliti, dipimpin oleh Dr. D. Cary Woodruff dari Phillip and Patricia Frost Museum of Science dan Museum of the Rockies, menjelaskan bahwa temuan ini menambah daftar panjang spesies unik dari kelompok dinosaurus berkepala kubah.

Baca juga: Fosil Dinosaurus Leher Panjang dari Era Trias Ditemukan di Argentina

Ciri-Ciri Unik Dinosaurus Kepala Kubah

Pachycephalosauridae merupakan keluarga dinosaurus berjalan dengan dua kaki (bipedal), memiliki gigi dengan bentuk berbeda-beda (heterodont), serta ekor yang diperkuat oleh tulang keras. Namun, ciri paling khas mereka adalah kepala berbentuk kubah tebal di bagian atas tengkorak—struktur tulang yang sering diasosiasikan dengan perilaku saling menyeruduk atau menampilkan kekuatan di antara sesama spesies.

“Kelompok dinosaurus ini dikenal karena kombinasi ciri morfologi yang unik, terutama kubah tulang tebal di kepala dan hiasan tengkorak yang khas,” kata Dr. Woodruff.

Baca juga: Ditemukan Dinosaurus Pemangsa Baru dari Zaman Trias di Argentina

Ukuran dan Kedudukan dalam Evolusi

Dengan panjang sekitar 3 meter, Brontotholus harmoni termasuk dalam kategori menengah besar untuk pachycephalosaurid. Berdasarkan bentuk kubahnya yang besar, para ilmuwan memperkirakan bahwa spesies ini adalah pachycephalosaurid terbesar ketiga di Amerika Utara.

Analisis hubungan kekerabatan menunjukkan bahwa Brontotholus harmoni tidak berhubungan langsung dengan dua spesies terkenal sebelumnya, yaitu Stegoceras dan Pachycephalosaurus. Hal ini menolak teori lama yang menyatakan adanya hubungan nenek moyang langsung di antara ketiganya.

Sebaliknya, temuan ini memperlihatkan bahwa keragaman dinosaurus kepala kubah sudah lebih besar dari dugaan dan beberapa di antaranya sudah memiliki ukuran tubuh besar sejak pertengahan periode Kapur Akhir (Middle Campanian).

Baca juga: Spesies Dinosaurus Pemakan Tumbuhan Baru Ditemukan di New Mexico

Makna Penting Penemuan Ini

Penemuan Brontotholus harmoni bukan hanya menambah satu nama baru dalam daftar dinosaurus, tetapi juga memperkaya pemahaman ilmuwan tentang evolusi bentuk dan perilaku pachycephalosaurid. Struktur kubah yang lebih tebal dan kompleks bisa jadi menandakan adanya variasi fungsi—mulai dari perlindungan kepala, alat komunikasi, hingga simbol dominasi sosial.

Penelitian tentang Brontotholus harmoni telah diterbitkan pada 9 Oktober 2025 di Zoological Journal of the Linnean Society, salah satu jurnal ilmiah terkemuka di bidang zoologi. Dengan temuan ini, Montana sekali lagi menegaskan statusnya sebagai salah satu wilayah paling penting dalam mengungkap kisah evolusi dinosaurus di Amerika Utara.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Dinosaurus Baru Bertulang Pipi Menyatu dan Alis Tebal

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Oh Begitu
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Oh Begitu
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
Fenomena
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Oh Begitu
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Oh Begitu
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Oh Begitu
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Fenomena
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau