Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/07/2023, 19:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Menguap dilakukan oleh semua orang, termasuk hewan. Kita tidak boleh menahannya karena ketika kita menguap, itu berarti tubuh kita memang membutuhkannya.

Ada banyak teori mengapa kita menguap. Salah satu teori populer mengatakan bahwa menguap membantu tubuh membawa lebih banyak oksigen, tetapi teori ini sebagian besar telah dibantah.

Jadi, apa penyebab menguap?

Dilansir dari Healthline, teori yang paling didukung secara ilmiah tentang mengapa kita menguap adalah pengaturan suhu otak.

Sebuah studi tahun 2014 dalam jurnal Physiology & Behavior mengamati kebiasaan menguap dari 120 orang. Hasilnya, mereka menemukan bahwa menguap lebih jarang terjadi selama cuaca dingin.

Baca juga: Mengapa Kita Lebih Mudah Sakit Saat Cuaca Dingin?

Jika suhu otak terlalu jauh di luar suhu normal, menghirup udara dapat membantu mendinginkannya.

Jadi, kita menguap ketika mengantuk karena otak melambat, menyebabkan suhunya turun. Ketika kita bosan dan menguap, otak tidak merasa terstimulasi, mulai melambat, dan menyebabkan penurunan suhu.

Alasan lain kita menguap adalah karena tubuh kita ingin bangun. Gerakan ini membantu meregangkan paru-paru dan jaringannya, serta memungkinkan tubuh melenturkan otot dan persendiannya.

Dengan demikian, menguap juga dapat mengalirkan darah ke wajah dan otak untuk meningkatkan kewaspadaan.

Baca juga: Mengapa Kita Menangis Saat Menguap?

Menguap berlebihan

Menurut The Sleep Doctor, enguap berlebihan didefinisikan sebagai menguap yang terjadi lebih dari 10 kali per hari. Penyebab paling umum dari menguap berlebihan adalah kurang tidur.

Selain kurang tidur, penyebab lain menguap berlebihan mungkin termasuk:

  • Reaksi vasovagal: Reaksi ini terjadi ketika saraf vagus dirangsang, biasanya karena serangan jantung atau diseksi aorta, yaitu ketika terjadi robekan pada arteri terbesar yang keluar dari jantung.
  • Kondisi medis yang memengaruhi otak: Ini termasuk stroke, tumor, epilepsi, atau multiple sclerosis.

Baca juga: Mengapa Kita Sendawa Setelah Makan? Ini Penjelasan Sains

  • Obat-obatan: Meskipun jarang, beberapa inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) dapat menyebabkan menguap berlebihan. SSRI biasanya diresepkan untuk depresi, gangguan obsesif-kompulsif, dan gangguan kesehatan mental lainnya.
  • Masalah termoregulasi: Menguap berlebihan dapat terjadi ketika tubuh kesulitan mengatur suhu intinya, tetapi ini juga jarang terjadi.

Meski kurang tidur adalah penyebab utamanya, menguap berlebihan mungkin memerlukan perhatian dokter.

Baca juga: Mengapa Kita Sangat Tertarik dengan Cerita Kejahatan di Kehidupan Nyata?

Hubungi dokter jika ingin mengetahui pasti penyebab menguap berlebihan atau jika menguap berhubungan dengan rasa kantuk yang sangat berat di siang hari.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Oh Begitu
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Oh Begitu
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
Fenomena
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Oh Begitu
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Oh Begitu
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Oh Begitu
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Fenomena
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau