Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Apa Parfum yang Dipakai Orang Romawi Kuno?

Kompas.com - 25/08/2023, 08:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan orang-orang Romawi kuno sangat suka memakai parfum.

Menurutu studi, parfum telah digunakan sejak 2.000 tahun lalu oleh orang Romawi kuno, dan mereka suka memakai parfum beraroma nilam yang musky.

Kesimpulan ini diambil setelah peneliti menemukan parfum kuno di dalam botol kuarsa berukir di pemakaman Seville, Spanyol.

Temuan studi tentang bagaimana parfum telah digunakan bangsa Romawi tersebut pun tidak hanya menandai pertama kalinya identifikasi komposisi parfum Romawi berhasil dilakukan, tetapi juga memberikan gambaran seperti apa aroma di masa lalu.

Baca juga: Seperti Apa Machu Picchu di Masa Lalu dari Analisis DNA Kuno?

Temuan parfum orang Romawi kuno

Dikutip dari IFL Science, Kamis (24/8/2023) parfum zaman Romawi ini ditemukan pada tahun 2019, selama penggalian di Carmona modern.

Setelah dianalisis, parfum padat itu mengandung nilam, minyak esensial yang umum dalam wewangian modern.

Selain nilam, parfum juga berbahan dasar minyak nabati, kemungkinan minyak zaitun. Namun peneliti belum bisa memastikan mengenai itu.

“Meskipun penggalian arkeologi telah menemukan sejumlah besar wadah yang digunakan untuk menyimpan parfum atau salep di zaman Romawi kuno, hanya sedikit yang diketahui tentang komposisi kimia atau asal usul zat yang dikandungnya,” ungkap para peneliti.

Botol parfum terbuat dari batu kristal (kuarsa) yang diukir, sangat langka sekaligus mahal.

Baca juga: Seperti Apa Lukisan Pizza Kuno yang Ditemukan di Pompeii?

Pada abad pertama Masehi, wadah parfum biasanya hanya terbuat dari kaca yang ditiup.

"Pada zaman Romawi, botol kuarsa merupakan benda mewah yang sangat langka sehingga merupakan temuan yang tidak biasa di sebuah situs arkeologi. Lebih tidak biasa lagi adalah bahwa wadah tersebut tertutup rapat dan berisi benda padat," tulis peneliti.

Wadah tersebut tersegel dengan sempurna dengan jenis mineral karbonat yang disebut dolomit sebagai sumbat, berarti parfum dipadatkan di dalamnya dan terawetkan dengan baik.

Di samping wadah yang tidak biasa itu ada tiga manik-manik kuning, yang disimpan dalam tas kain.

Tempat parfum sendiri ditemukan di sebuah pemakaman seorang wanita berusia 30 hingga 40 tahun yang sudah dikremasi.

Baca juga: Seperti Apa Kota Maya Kuno yang Lama Hilang di Hutan Meksiko?

Orang Romawi penyuka parfum

Dari temuan ini, peneliti menyebut orang-orang Romawi sangat menyukai wewangian dan menggunakannya.

Tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari tetapi juga pada acara-acara khusus seperti pemakaman.

Selain itu, parfum juga digunakan sebagai salep atau dipakai untuk membalsem orang yang meninggal.

Bukan hanya orang Romawi yang bereksperiman dengan aroma. Cleopatra kemungkinan juga menyukai wewangian yang beraroma rempat.

Studi tentang parfum kuno yang dipakai masyarakat Romawi pada 2.000 tahun lalu itu telah dipublikasikan di jurnal Heritage.

Baca juga: Seperti Apa Papan Skor Permainan Bola Suku Maya Kuno?

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Oh Begitu
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Oh Begitu
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
Fenomena
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Oh Begitu
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Oh Begitu
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Oh Begitu
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Fenomena
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau