KOMPAS.com - Para arkeolog telah menemukan artefak langka dari zaman Romawi kuno yang mengungkapkan tempat-tempat yang sebelumnya tidak diketahui keberadaannya.
Artefak ini ditemukan selama penggalian pada tahun 2022 di situs Alkitabiah Abel Beth Maacah dekat Metula, Israel utara.
Situs ini dikenal sebagai "tell"—gundukan buatan yang terbentuk dari lapisan-lapisan pemukiman manusia selama berabad-abad. Gundukan seperti ini biasanya ditemukan di wilayah dengan sejarah pemukiman panjang, seperti Timur Tengah, Mediterania, dan sebagian Asia Selatan.
Di bagian timur laut gundukan ini, para arkeolog menemukan beberapa kuburan, salah satunya tertutup oleh lempengan basal persegi panjang besar. Ketika lempengan ini dibalik, ditemukan inskripsi panjang dalam bahasa Yunani.
Baca juga: Arkeolog Temukan Benteng Romawi Berusia 1.600 Tahun di Turkiye
Menurut penelitian yang diterbitkan di Palestine Exploration Quarterly, inskripsi pada lempengan itu mengidentifikasi artefak tersebut sebagai Tetrarchic boundary stone atau batu perbatasan dari era Tetrarki Romawi.
Batu ini digunakan untuk menandai batas agraria antara desa-desa pada masa pemerintahan Tetrarki Romawi, sebuah sistem pemerintahan yang diperkenalkan oleh Kaisar Diokletian pada tahun 293 M. Sistem ini membagi kekuasaan Romawi kepada empat kaisar —dua kaisar senior (Augusti) dan dua kaisar junior (Caesares).
Inskripsi tersebut juga mengungkapkan nama dua desa yang sebelumnya tidak diketahui, yaitu Tirthas dan Golgol, yang mungkin sesuai dengan situs kuno yang pernah diidentifikasi dalam Survey of Western Palestine pada abad ke-19.
Selain itu, inskripsi mencatat nama seorang surveyor kekaisaran atau censitor, yang untuk pertama kalinya diabadikan dalam sejarah melalui penemuan ini.
Penemuan ini memberikan wawasan penting tentang pola pemukiman lokal, kepemilikan tanah kuno, serta praktik administrasi kekaisaran di wilayah Levant, yang dulu merupakan bagian dari Kekaisaran Romawi.
"Penemuan ini menjadi bukti reorganisasi administratif yang teliti dari Kekaisaran Romawi selama masa Tetrarki," kata Uzi Leibner, salah satu penulis studi dari Hebrew University.
"Batu perbatasan seperti ini tidak hanya memberikan gambaran tentang kepemilikan tanah dan perpajakan pada masa itu, tetapi juga menghubungkan kita dengan kehidupan individu-individu yang menjalani sistem yang kompleks hampir dua milenium lalu."
Avner Ecker, penulis lainnya, menambahkan, "Yang membuat temuan ini sangat menarik adalah penyebutan dua nama tempat baru dan seorang surveyor kekaisaran yang sebelumnya tidak diketahui. Ini menunjukkan bagaimana penemuan kecil sekalipun dapat secara dramatis meningkatkan pemahaman kita tentang sejarah sosial-ekonomi dan geografi wilayah tersebut."
Baca juga: Harta Karun Romawi Berusia 1.700 Tahun Ditemukan di Luksemburg
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang