Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daun Katuk, Daun Kelor, dan Ikan Gabus: Superboost Alami untuk Ibu Menyusui

Kompas.com - 15/10/2025, 17:55 WIB
Wisnubrata

Penulis

KOMPAS.com - Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi bukan sekadar tradisi, melainkan investasi besar bagi kecerdasan dan ketahanan tubuh anak. Namun, banyak ibu menyusui menghadapi tantangan: produksi ASI yang seret, tekanan pekerjaan, hingga rasa cemas akan kualitas nutrisi.

Kabar baiknya, riset ilmiah kini menegaskan bahwa kombinasi daun katuk, daun kelor, dan ikan gabus bisa menjadi “superboost alami” yang mendukung keberhasilan menyusui.

Guru Besar Ilmu Gizi Universitas Airlangga, Prof. Trias Mahmudiono, menyebut tiga bahan tersebut sebagai “superboost” yang terbukti mendukung pertumbuhan optimal bayi, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan—fase emas perkembangan otak dan tubuh anak.

“Pemberian ASI eksklusif bukan klaim belaka. Secara ilmiah, hal ini terbukti meningkatkan IQ anak dan melindungi dari berbagai infeksi,” jelasnya dalam talkshow di Jakarta, Sabtu (11/10/2025).

Baca juga: Studi: 6 dari 10 Ibu Menyusui Merasa Tidak Bahagia, Apa Sebabnya?

WHO pun mencatat, bayi yang mendapat ASI eksklusif memiliki risiko kematian akibat infeksi turun hingga 13 persen.

1. Daun Katuk: Pemicu Produksi ASI Alami

Daun katuk (Sauropus androgynus) sudah lama dikenal sebagai “raja pelancar ASI”. Daun hijau ini kaya vitamin A, C, dan E, serta flavonoid seperti quercetin dan kaempferol yang berperan merangsang hormon prolaktin dan oksitosin — dua hormon penting dalam produksi ASI.

Beberapa penelitian di Indonesia menunjukkan hasil mencengangkan:

  • Konsumsi 300 mg daun katuk tiga kali sehari selama 15 hari mampu meningkatkan volume ASI hingga 264 mL per hari, jauh di atas kelompok kontrol.
  • Studi lain menemukan peningkatan kadar prolaktin serum hingga 6%, sementara kelompok placebo justru turun 17%.
  • Bayi dari ibu yang mengonsumsi daun katuk bahkan menunjukkan peningkatan berat badan hingga 7,5% lebih tinggi.

Sebagai catatatn, daun katuk aman bila dimasak, namun sebaiknya hindari konsumsi mentah berlebihan karena berisiko mengganggu paru-paru (bronchiolitis obliterans) pada sebagian kecil orang.

2. Daun Kelor: “Pohon Kehidupan” yang Kaya Nutrisi

Tidak kalah populer, daun kelor (Moringa oleifera) dikenal dunia sebagai miracle tree. Daun kecil ini menyimpan vitamin, mineral, asam amino esensial, dan antioksidan tinggi yang mendukung gizi ibu dan bayi.

Meta-analisis dari berbagai studi menemukan:

  • Rata-rata peningkatan volume ASI sebesar 124 mL hanya dalam tujuh hari.
  • Peningkatan berat badan bayi hingga 11,9% setelah empat minggu konsumsi.
  • Ibu yang rutin mengonsumsi 450 mg bubuk daun kelor dua kali sehari memiliki volume ASI 47% lebih tinggi pada hari ketiga pascamelahirkan.

Penelitian lain menunjukkan konsumsi sup daun kelor 200 mL per hari selama 20 hari meningkatkan produksi ASI lebih besar dibandingkan kelompok kontrol.

Baca juga: Pentingnya ASI dan Dukungan Keluarga dalam Proses Menyusui

3. Ikan Gabus: Sumber Albumin untuk Pemulihan dan Produksi ASI

Selain tanaman, ikan gabus (Channa striata) menjadi sumber protein tinggi alami yang membantu pemulihan ibu setelah melahirkan. Kandungan albumin di dalamnya mempercepat penyembuhan luka, meningkatkan kadar hemoglobin (Hb), dan memperbaiki kondisi darah, yang semuanya mendukung kelancaran produksi ASI.

Studi klinis membuktikan:

  • Ibu yang mengonsumsi 500 mg ekstrak ikan gabus setiap hari selama enam minggu mengalami penyembuhan luka operasi caesar lebih cepat dan lebih baik secara kosmetik.
  • Pada ibu postpartum, konsumsi ikan gabus terbukti meningkatkan kadar Hb dan albumin, yang berperan penting dalam peningkatan volume ASI.

Baca juga: Mengapa Asupan Nutrisi Masa Kehamilan dan Menyusui Penting bagi Anak?

Kini tiga bahan alami tersebut digabungkan dalam satu formula berlabel Mom Uung. Pendiri Mom Uung, Uung Victoria Finky, menegaskan pentingnya menghadirkan bukti sains agar ibu merasa tenang saat mengonsumsi ASI booster.

Dalam studi lintas Indonesia dengan 665 ibu menyusui, konsumsi ASI Booster Mom Uung disebut meningkatkan produksi ASI rata-rata hingga 855 mL per hari. Selain itu, frekuensi menyusui, durasi pumping, dan keberlanjutan ASI eksklusif meningkat signifikan.

“Yang kami bawa bukan sekadar produk, tapi juga bukti ilmiah agar setiap ibu tahu bahwa yang mereka konsumsi benar-benar bermanfaat,” ujar Uung.

Kisah Inspiratif: Aaliyah Massaid dan Perjuangan ASI Eksklusif

Dalam acara ini, artis Aaliyah Massaid, istri Thariq Halilintar, juga berbagi kisah perjuangannya memberi ASI eksklusif untuk sang putra, Ahmad Arash. Di tengah kesibukannya, ia tetap konsisten menyusui dan memilih ASI booster alami Mom Uung sejak usia kandungan tujuh bulan.

“Aku percaya, apa yang aku konsumsi juga dirasakan anakku. ASI itu bukan hanya nutrisi, tapi juga bentuk kasih dan bonding yang nggak tergantikan,” ujarnya.

Baca juga: Benarkah Wanita Menyusui Tidak Boleh Makan Makanan Pedas?

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Oh Begitu
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Oh Begitu
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
Fenomena
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Oh Begitu
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Oh Begitu
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Oh Begitu
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Fenomena
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau