Mohon tunggu...
A Iskandar Zulkarnain
A Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... SME enthusiast, Hajj and Umra enthusiast, Finance and Banking practitioners

Iskandar seorang praktisi Keuangan dan Perbankan yang berpengalaman selama lebih dari 35 tahun. Memiliki sejumlah sertifikat profesi dan kompetensi terkait dengan Bidang Manajemen Risiko Perbankan Jenjang 7, Sertifikat Kompetensi Manajemen Risiko Utama (CRP), Sertifikat Kompetensi Investasi (CIB), Sertifikat Kompetensi International Finance Management (CIFM) dan Sertifikat Kompetensi terkait Governance, Risk Management & Compliance (GRCP) yang di keluarkan oleh OCEG USA, serta Sertifikasi Kompetensi Management Portofolio (CPM). Iskandar juga berkiprah di sejumlah organisasi kemasyarakatan ditingkat Nasional serta sebagai Ketua Umum Koperasi Syarikat Dagang Santri. Belakangan Iskandar juga dikenal sebagai sosok dibalik kembalinya Bank Muamalat ke pangkuan bumi pertiwi.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Iuran Qurban Desa Batur Banjarnegara dan Gagasan Dana Abadi Umat

8 Juni 2025   07:51 Diperbarui: 8 Juni 2025   11:46 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses pemotongan ratusan hewan kurban yang disembelih warga Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, pada Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriyah, Jumat (6/6/2025).(ANTARA/HO-Pemdes Batur via KOMPAS.com)

Kisah dari Batur: Iuran Qurban yang Menggema ke Seluruh Negeri

Di ketinggian pegunungan Dieng, tersembunyi sebuah kisah inspiratif dari Desa Batur, Banjarnegara, yang layak menjadi referensi nasional dalam pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas.

Di desa ini, warga membuktikan bahwa semangat gotong royong bukan hanya wacana, melainkan budaya hidup yang melekat dalam denyut kehidupan sosial. Mereka membentuk sistem iuran qurban yang tak hanya efektif, tapi juga inklusif.

Tak peduli profesi atau penghasilan, hampir setiap warga ikut menyisihkan uang mulai dari Rp50.000 hingga Rp250.000 per bulan, atau rata-rata Rp. 100.000 per bulan secara konsisten sepanjang tahun.

Hasilnya mencengangkan. Tanpa bergantung pada donatur besar atau program pemerintah, mereka dapat menyembelih sapi dan kambing dalam jumlah signifikan setiap Idul Adha.

Bagi warga, qurban bukan lagi beban tahunan, tapi bagian dari rutinitas ibadah yang disederhanakan lewat kolektivitas. Sistem iuran ini membuat qurban tidak eksklusif bagi yang "mampu secara tiba-tiba", melainkan inklusif bagi semua yang konsisten.

Yang lebih menggetarkan, praktik ini dijalankan tanpa insentif pajak, tanpa aplikasi digital, tanpa promosi media social, semuanya berbasis kepercayaan, musyawarah, dan amanah. Di sinilah letak kekuatannya: bukan hanya pada jumlah hewan qurban yang disembelih, tapi pada nilai sosial dan spiritual yang dibangunnya.

Desa Batur telah menunjukkan bahwa jika komunitas diberi ruang untuk mengatur dirinya secara partisipatif, maka keberdayaan akan lahir dari akar rumput, bukan dari atas. Kini, gema iuran qurban mereka tak lagi hanya terdengar di Banjarnegara, tapi mulai menginspirasi banyak desa di seluruh Indonesia.

Tumpukan daging kurban di Dusun Krajan Desa Batur Kecamatan Batur Banjarnegara. Foto: Uje Hartono/detikJateng
Tumpukan daging kurban di Dusun Krajan Desa Batur Kecamatan Batur Banjarnegara. Foto: Uje Hartono/detikJateng

Simulasi Dahsyat: Separuh Rakyat Indonesia Beri Iuran Rata rata Rp100.000 Sebulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
Laporkan Konten
Laporkan Akun