CIREBON, KOMPAS.com – Sebanyak 30 pelajar yang berhadapan dengan hukum mengikuti Pesantren Kilat Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) Polresta Cirebon, Jawa Barat, Senin (16/6/2025). Selama 10 hari ke depan, mereka akan dibina melalui penguatan karakter, kedisiplinan, hingga pelatihan kewirausahaan.
Kepala Polresta Cirebon Kombes Pol Sumarni mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya pembinaan terhadap pelajar yang terlibat kenakalan remaja seperti tawuran, geng motor, dan perundungan.
"Pembinaannya berupa perbaikan mental, tausiah agama, wawasan kebangsaan, materi kesadaran hukum baik bidang lalu lintas, penyalahgunaan narkoba, buruknya bullying, kenakalan remaja, dan lainnya," ujar Sumarni usai memimpin upacara pembukaan Pesantren Kilat ABH.
Upacara digelar di halaman Polresta Cirebon dan dihadiri para orangtua. Seusai upacara, para pelajar berlari memeluk dan bersujud di kaki orangtua sebagai permintaan maaf atas kesalahan mereka.
Baca juga: Siswa Menangis Saat Keluar Barak, Dedi Mulyadi: Karena Betah Enggak Mau Pulang
Susilawati, kakak dari salah satu peserta asal Kecamatan Greged, menyampaikan harapannya agar adiknya berubah. Ia hadir menggantikan ibunya yang sedang sakit dan ayahnya yang bekerja sebagai buruh harian.
"Ini dia salah pergaulan, terbawa-bawa teman sama kakak kelasnya, jadi suka pulang malam, kumpul-kumpul sama dewasa. Tapi dia kayak yang disuruh-suruh aja, sekarang kayak gini, dia sendiri yang kena imbasnya," kata Susilawati kepada Kompas.com.
Ia berharap kegiatan ini bisa memperbaiki mental dan karakter adiknya yang masih duduk di bangku kelas 1 SMA.
Sumarni menambahkan, pesantren kilat ini sudah dilakukan empat kali sejak 2024. Hingga saat ini, peserta dari tiga angkatan sebelumnya tidak ada yang kembali terlibat kenakalan remaja.
"Sebagian dari pelajar yang lulus kembali menjadi pelajar yang baik di sekolah, sebagian lainnya melanjutkan ke jalur usaha yang telah mereka pelajari selama mengikuti pesantren kilat ABH," ujarnya.
Selama pembinaan, para pelajar akan tinggal di tenda di halaman Masjid Syarief Hidayatullah, Asrama Polisi Polresta Cirebon. Polresta juga menggandeng sejumlah pihak untuk memberikan materi pembentukan karakter, agama, dan keterampilan wirausaha.
Sumarni menyebut konsep kegiatan ini mirip dengan barak militer yang digagas Gubernur Jawa Barat, namun dengan pendekatan pembinaan karakter yang lebih kuat.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini