Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Dijual ke Singapura Paling Banyak dari Kabupaten Bandung, Masalah Serius Keluarga

Kompas.com - 17/07/2025, 18:52 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Kasus penjualan bayi yang baru-baru ini diungkap oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Barat yang melibatkan 13 tersangka mendapat sorotan serius dari Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bandung.

Diketahui mayoritas bayi yang dijual ke Singapura itu berasal dari wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Kepala DP2KBP3A Kabupaten Bandung, Muhammad Hairun, mengatakan saat ini pihaknya telah berkoordinasi dengan jajaran kepolisian terkait sejumlah langkah baik penyelidikan maupun perlindungan terhadap korban.

"Kami kemarin juga sudah koordinasi dengan Polresta Bandung. Siapa pun yang menangani, yang penting anak-anak itu selamat dan bisa dikembalikan ke daerahnya masing-masing, terutama yang dari Kabupaten Bandung," katanya dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (17/7/2025).

Baca juga: Penjualan Bayi ke Singapura, Polisi Usut Dugaan Keterlibatan Disdukcapil

Dia menyampaikan perlindungan anak seharusnya tidak hanya saat anak sudah lahir, tetapi mesti dimulai sejak anak dalam kandungan.

Dia menekankan, keluarga harus menjadi unsur penting dalam mencegah terjadinya kekerasan atau eksploitasi anak.

"Yang namanya anak itu sejak dari dalam kandungan sudah harus kita lindungi. Semua hak-haknya harus dipenuhi. Termasuk salah satunya hak untuk tidak dijual, tidak mengalami kekerasan. Itu bagian dari perlindungan yang melekat," katanya.

Sesuai dengan ketentuan hingga usia 15 tahun, baik pemerintah maupun masyarakat wajib memastikan setiap anak tumbuh dalam lingkungan yang aman dan terlindungi.

Menurutnya, kasus penjualan bayi itu menunjukkan adanya persoalan serius di tingkat keluarga.

Baca juga: Pelapor Sindikat Penjualan Bayi Ternyata Orangtua Anak yang Dijual, Bayarannya Kurang

Hairun mempertanyakan bagaimana mungkin keluarga bisa menjual bayinya sendiri.

Situasi itu dinilai mencerminkan adanya kerentanan dalam struktur dan fungsi keluarga.

"Semuanya kembali ke keluarga. Kenapa seorang ibu bisa tega menjual anaknya? Ada masalah apa di situ? Kita harus cari tahu dan cegah agar tak terulang," kata dia.

Pihaknya menyebut telah memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya tentang pencegahan kerentanan keluarga dan pentingnya ketahanan sosial-ekonomi.

Kendati sudah memberi edukasi, Hairun menyinggung lemahnya pengawasan dan deteksi dini dalam sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Padahal, di lapangan, ibu hamil biasanya rutin datang ke puskesmas, artinya kondisi ibu dan janin bisa dipantau secara berkala.

Halaman:


Terkini Lainnya
ASN Bandung Barat Diduga Perkosa 3 Anak Tiri, Korban Trauma Berat
ASN Bandung Barat Diduga Perkosa 3 Anak Tiri, Korban Trauma Berat
Bandung
Kisah Vika, Bocah di Indramayu Idap Pembengkakan Kelenjar hingga Tumor
Kisah Vika, Bocah di Indramayu Idap Pembengkakan Kelenjar hingga Tumor
Bandung
Kisah Polisi Karawang, Tempurung Kepala Retak Saat Demo dan Kini Naik Pangkat
Kisah Polisi Karawang, Tempurung Kepala Retak Saat Demo dan Kini Naik Pangkat
Bandung
Siskamling Se-Indonesia Akan Dipermanenkan, Bima Arya Ungkap Arahan Presiden
Siskamling Se-Indonesia Akan Dipermanenkan, Bima Arya Ungkap Arahan Presiden
Bandung
Kritik Siskamling Kota Bandung, Bima Arya: Jangan cuma 'Baby Boomer', Gen Z dan Milenial Mana?
Kritik Siskamling Kota Bandung, Bima Arya: Jangan cuma "Baby Boomer", Gen Z dan Milenial Mana?
Bandung
Pesan Wali Kota Farhan ke Menkeu Baru: Pulihkan Rasa Percaya Publik
Pesan Wali Kota Farhan ke Menkeu Baru: Pulihkan Rasa Percaya Publik
Bandung
Benarkah Macan Tutul Kabur dari Lembang Park and Zoo Bisa Bahayakan Pendaki Tangkuban Parahu? Ini Jawaban Ahli
Benarkah Macan Tutul Kabur dari Lembang Park and Zoo Bisa Bahayakan Pendaki Tangkuban Parahu? Ini Jawaban Ahli
Bandung
Macan Tutul Lembang Park and Zoo Kabur ke Hutan Tangkuban Parahu, Pendaki Tak Perlu Panik
Macan Tutul Lembang Park and Zoo Kabur ke Hutan Tangkuban Parahu, Pendaki Tak Perlu Panik
Bandung
Babak Baru Kasus Pembunuhan Satu Keluarga di Indramayu: 2 Pelaku Saling Kenal dengan Korban, Ditembak dan Diringkus
Babak Baru Kasus Pembunuhan Satu Keluarga di Indramayu: 2 Pelaku Saling Kenal dengan Korban, Ditembak dan Diringkus
Bandung
Menteri PPPA Desak Ungkap Kasus Ibu dan 2 Anak Tewas Dalam Kontrakan di Banjaran Bandung
Menteri PPPA Desak Ungkap Kasus Ibu dan 2 Anak Tewas Dalam Kontrakan di Banjaran Bandung
Bandung
Kematian di Balik Tembok Terapi: Kisah Ilham yang Pulang dengan Luka
Kematian di Balik Tembok Terapi: Kisah Ilham yang Pulang dengan Luka
Bandung
Eks Wali Kota Cirebon Jadi Tersangka Korupsi Balai Kota, Kerugian Rp 26 Miliar
Eks Wali Kota Cirebon Jadi Tersangka Korupsi Balai Kota, Kerugian Rp 26 Miliar
Bandung
Kronologi Kecelakaan Maut Mobil dan Truk di Km 111 Tol Cipularang, 2 Tewas
Kronologi Kecelakaan Maut Mobil dan Truk di Km 111 Tol Cipularang, 2 Tewas
Bandung
Polisi Gerebek Markas Remaja Tawuran Live Facebook di Indramayu, 4 Remaja Ditangkap
Polisi Gerebek Markas Remaja Tawuran Live Facebook di Indramayu, 4 Remaja Ditangkap
Bandung
Istri Pimpinan Majelis Taklim di Bogor Ungkap Detik-detik Bangunan Ambruk: Saya Kira Kiamat
Istri Pimpinan Majelis Taklim di Bogor Ungkap Detik-detik Bangunan Ambruk: Saya Kira Kiamat
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau