BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan perlunya sejumlah evaluasi penting dalam dunia pendidikan usai pertemuan Dinas Pendidikan Jabar dengan para kepala sekolah di Gedung Sabuga ITB, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Rabu (20/8/2025).
Salah satu yang disoroti oleh Dedi Mulyadi adalah soal jam pulang sekolah yang dianggap terlalu sore.
Dikhawatirkan lamanya jam pelajaran di sekolah menjadi beban psikologis bagi anak.
Baca juga: Kena Semprot Dedi Mulyadi Saat Kirab Budaya HUT Jabar, Sekda Herman: Kami Minta Maaf...
"Adalah mengevaluasi jumlah jam yang terlalu sore pulangnya karena kan itu bisa membuat depresi anak-anak sehingga tadi saya bilang bisa enggak sih jam setengah dua atau jam dua," ujarnya kepada awak media.
Pemprov Jabar juga menyiapkan evaluasi terhadap perilaku siswa usai sekolah.
Ini karena tidak sedikit anak yang tidak langsung pulang ke rumah setelah jam belajar selesai.
Dedi menekankan, hal tersebut perlu diperhatikan dalam kebijakan pendidikan, di antaranya dengan melengkapi infrastruktur pendukung, mulai dari penyediaan bus sekolah dan lainnya.
"Tetapi juga jangan dilupakan bahwa banyak anak sekolah ketika pulang sekolah, enggak pulang ke rumah. Itu juga bahan evaluasi dan nanti terintegrasikan dan termasuk penyediaan bus sekolah, transportasi publiknya serta lainnya itu jadi concern," katanya.
Baca juga: 15 Forum Kepsek Swasta di Jabar Cabut Gugatan PTUN soal Rombel 50 Siswa Dedi Mulyadi
Selain itu, Pemprov Jabar juga akan mengevaluasi anggaran di sekolah.
Pasalnya, ada beberapa kebijakan yang dilarang, semisal pembelian Lembar Kerja Siswa (LKS) dan lainnya.
Kemudian, Dedi juga akan memperketat aturan terkait kegiatan study tour agar arah kegiatannya lebih jelas dan bermanfaat bagi siswa.
"Kami akan membuat penghitungan alokasi secara cermat agar sekolah tidak kekurangan biaya," ucapnya.
Baca juga: Dedi Mulyadi Instruksikan Audit Puskesmas Desa Pascatemuan Raya Bocah Sukabumi Dipenuhi Cacing
Dedi menambahkan, akan dilakukan juga evaluasi penempatan kepala sekolah yang selama ini masih jauh dari domisili.
Kondisi tersebut, kata ia, akan membebani para kepala sekolah dan harus segera dikembalikan ke daerah asal masing-masing.
"Penempatan kepala sekolah yang jaraknya jauh dari rumahnya harus segera dievaluasi. Mereka dikembalikan ke daerahnya," tutur Dedi.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini