KOMPAS.com – Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) menegaskan bahwa isu yang mengaitkan Indonesia dengan sanksi FIFA terhadap Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) tidak berdasar.
Ketua Umum NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari atau akrab disapa Okto, menyampaikan bahwa tuduhan tersebut bisa merusak hubungan baik antara Indonesia dan Malaysia yang selama ini terjalin erat di dunia olahraga.
“Sudah jangan aneh-aneh, hubungan kita (Malaysia–Indonesia) selama ini baik. Jangan dirusak oleh oknum yang tidak mengerti apa-apa. Jangan sampai terprovokasi,” tegas Okto dalam rilis yang diterima Kompas.com di Jakarta, Senin (29/9/2025).
Okto menekankan bahwa Indonesia dan Malaysia adalah dua negara serumpun yang memiliki ikatan erat, baik di dalam maupun luar arena olahraga.
Kedua negara kerap berhadapan maupun bekerja sama dalam ajang olahraga internasional, mulai dari SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade.
Menurut NOC Indonesia, sportivitas, solidaritas, dan rasa persaudaraan selalu menjadi dasar hubungan kedua negara dalam setiap multievent.
Baca juga: Eks Menpora Malaysia Yakin Ada Agenda Besar di Balik Sanksi FIFA untuk FAM
Selain itu, kerja sama juga terjalin di luar kompetisi, misalnya dalam pertukaran pengalaman kepelatihan serta program pembinaan atlet muda.
“Olahraga seharusnya jadi alat pemersatu, bukan pemecah belah. Kita harus tetap menjaga nilai sportivitas, fair play, dan solidaritas, khususnya dengan Malaysia yang merupakan saudara serumpun kita,” ujar Okto.
Pemain naturalisasi Timnas Malaysia, Hector Hevel (nomor 13), merayakan gol bersama rekan-rekannya pada laga Kualifikasi Piala Asia 2027 kontra Nepal di Stadion Sultan Ibrahim di Johor pada 25 Maret 2025.Menanggapi sanksi FIFA terhadap FAM, NOC Indonesia menilai keputusan itu sepenuhnya merupakan kewenangan FIFA berdasarkan regulasi yang berlaku.
“Kami percaya FIFA punya mekanisme dan regulasi jelas dalam memutuskan sanksi. Tidak mungkin ada sanksi yang diambil berdasarkan intervensi dan pertimbangan negara lain. Jadi jangan sampai ada pihak yang sengaja memutarbalikkan fakta,” tegas Okto.
Ia menambahkan, isu yang berkembang di publik hanyalah bentuk provokasi yang berpotensi menimbulkan kesalahpahaman.
Karena itu, seluruh pihak diimbau untuk tidak mudah terhasut dan terus memperkuat persahabatan antarkedua bangsa.
Baca juga: Kata Pelatih Alaves soal Sanksi FIFA buat Bek Malaysia Facundo Garces
Sebelumnya, FIFA pada Jumat (26/9/2025) resmi menjatuhkan sanksi kepada tujuh pemain naturalisasi timnas Malaysia.
Mereka masing-masing dikenai denda 2.000 franc Swiss (sekitar Rp41,8 juta) serta larangan bermain selama 12 bulan.
Selain itu, FAM juga dijatuhi denda sebesar 350 ribu franc Swiss atau setara Rp7,3 miliar akibat kasus pemalsuan dokumen pemain naturalisasi.
Adapun tujuh pemain yang dihukum FIFA ialah Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang