Menurutnya, penurunan performa Yamal dalam laga melawan Madrid merupakan gambaran nyata dari efek pubalgia.
“Ia hampir tidak menembak ke gawang, sulit bergerak, dan terus-menerus tampak meregangkan ototnya,” lanjutnya.
“Itu adalah rasa sakit yang melumpuhkan, yang memang memungkinkan pemain tetap tampil di pertandingan, tetapi menjauhkannya dari level terbaiknya dan secara signifikan menurunkan performanya,” kata Dr. Ripoll menambahkan.
Ia juga menegaskan bahwa cedera ini bukan disebabkan oleh kerusakan struktural pada sendi, namun membutuhkan waktu cukup lama untuk benar-benar pulih.
Baca juga: Drama El Clasico Real Madrid Vs Barcelona: Lamine Yamal Diserang, Polisi Turun Tangan
Proses pemulihan bisa memakan waktu beberapa minggu hingga berbulan-bulan andai tak ditangani dengan tepat.
Kondisi Yamal yang belum 100 persen diakui oleh asisten pelatih Barcelona, Marcus Sorg, usai laga El Clasico.
"Dia baru pulih dari cedera. Dia butuh ritme, pertandingan... Itu normal. Dia berusia 18 tahun dan Anda harus memberinya waktu dan membantunya," tutur Sorg yang menggantikan tugas Hansi Flick mendampingi tim dalam partai melawan Real Madrid.
"Itu normal, lawan mencoba segalanya melawannya dan untuk bertahan dengan baik, mereka beradaptasi. Kami harus bekerja lebih keras dan membantunya untuk mendapatkan performa terbaik di lapangan," ucapnya menambahkan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang