Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Miller Gardner: Keracunan Karbon Monoksida dan Cara Menghindarinya

Kompas.com - 09/04/2025, 14:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Kabar duka datang dari keluarga mantan pemain baseball New York Yankees, Brett Gardner.

Dikutip dari Times of India, putranya yang berusia 14 tahun, Miller Gardner, meninggal dunia saat sedang berlibur di Kosta Rika akibat keracunan karbon monoksida (CO).

Gas ini dikenal sangat berbahaya karena tidak memiliki warna maupun bau, sehingga kerap disebut sebagai silent killer.

Peristiwa tragis ini menjadi pengingat bahwa keracunan karbon monoksida bukanlah hal yang bisa dianggap sepele, bahkan sangat mungkin terjadi di Indonesia.

Baca juga: BPOM Hentikan Peredaran Produk Latiao setelah Temuan Keracunan Makanan

Apa itu karbon monoksida?

Karbon monoksida adalah gas beracun yang terbentuk saat bahan bakar seperti kayu, arang, gas, atau minyak tidak terbakar secara sempurna.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), gas ini dapat menghambat kemampuan darah untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, termasuk otak dan jantung.

Gejala paparan karbon monoksida meliputi sakit kepala, pusing, lemas, mual, muntah, nyeri dada, dan kebingungan.

Jika terpapar dalam waktu lama atau dalam konsentrasi tinggi, kondisi ini dapat berujung pada kematian.

Dalam kasus Miller Gardner, pihak berwenang di Kosta Rika menyatakan bahwa kadar CO yang tinggi berasal dari ruang mesin khusus yang berdekatan dengan kamar hotel tempat keluarga tersebut menginap.

Baca juga: 40 Siswa Keracunan, Ayam dalam Menu MBG Diduga Tidak Matang

Siapa yang berisiko?

Meskipun semua orang dapat terpapar bahaya CO, terdapat kelompok yang lebih rentan mengalami dampak serius, antara lain bayi, lansia, serta individu dengan kondisi medis seperti anemia, penyakit jantung, atau gangguan pernapasan.

Apakah bisa terjadi di Indonesia?

Ya, sangat mungkin.

Di Indonesia, risiko keracunan karbon monoksida umumnya berasal dari penggunaan genset, kompor gas, atau pembakaran arang di ruang tertutup.

Praktik seperti menyalakan genset di dalam rumah saat terjadi pemadaman listrik, atau menggunakan arang di dalam ruangan tanpa ventilasi yang memadai, dapat menimbulkan bahaya yang sama.

Baca juga: 3 Pertolongan Pertama Keracunan Chiki Ngebul, Begini Saran Dokter...

Data dan fakta yang perlu diketahui

Berdasarkan data dari CDC, setiap tahun lebih dari 400 orang di Amerika Serikat meninggal akibat keracunan CO yang tidak disengaja.

Selain itu, lebih dari 100.000 orang dirawat di unit gawat darurat dan lebih dari 14.000 di antaranya harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Meskipun belum banyak data resmi di Indonesia, pola bahayanya tetap serupa.

Banyak hunian di kota besar memiliki ventilasi yang kurang baik dan menggunakan peralatan pembakaran tanpa pengawasan teknis berkala.

Baca juga: 5 Gejala Keracunan Chiki Ngebul menurut Penjelasan Dokter

Cara mencegah keracunan karbon monoksida

Berikut langkah-langkah pencegahan yang dapat diterapkan untuk meminimalkan risiko:

  • Gunakan detektor karbon monoksida

Pemasangan alat pendeteksi CO masih belum umum di Indonesia, namun sangat disarankan, terutama bagi rumah yang menggunakan peralatan gas.

  • Lakukan pemeriksaan rutin pada peralatan

Kompor gas, pemanas ruangan, dan genset sebaiknya diperiksa oleh teknisi setidaknya sekali dalam setahun.

  • Pastikan ventilasi cukup

Jangan menyalakan arang atau kompor portabel di dalam ruangan tertutup. Sirkulasi udara yang baik sangat penting.

  • Hindari menggunakan oven atau kompor gas untuk menghangatkan ruangan

Praktik ini sangat berbahaya karena dapat menghasilkan karbon monoksida dalam jumlah tinggi.

Kasus yang menimpa Miller Gardner menjadi peringatan bahwa bahaya karbon monoksida bisa terjadi di mana saja, bahkan dalam situasi yang tampak aman.

Di Indonesia, risiko ini tetap ada, terlebih di lingkungan yang tidak memperhatikan sistem ventilasi dan keselamatan alat pembakaran.

Meningkatkan kesadaran serta menerapkan langkah pencegahan sederhana dapat menjadi kunci untuk melindungi diri dan keluarga dari ancaman yang tidak terlihat ini.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau