Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/05/2025, 12:10 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

NUSANTARA, KOMPAS.com - Ibu Kota Nusantara (IKN) dirancang sebagai kota cerdas atau smart city yang mengintegrasikan teknologi, keberlanjutan, dan mobilitas modern untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Namun, pengunduran diri Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN Mohammed Ali Berawi, pada 7 Februari 2025, memunculkan pertanyaan: apakah program smart mobility dan urban transport IKN tetap berjalan, atau akan direvisi?

Kepada Kompas.com, secara khusus Sekretaris Otorita IKN Bimo Adi Nursanthyasto memastikan program yang mendukung IKN sebagai smart forest city digeber sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Baca juga: Kelola Dana Asing, Otorita IKN Genjot Kapasitas dan Profesionalisme

"Program smart mobility & urban transport di IKN mengacu pada Rencana Induk (Renduk) dalam Perpres Nomor 63 tahun 2022," tegas Bimo, Rabu (30/4/2025).

Sebelumnya, Mohammed Ali Berawi, atau akrab disapa Ale, mengundurkan diri sebagai Deputi Transformasi Hijau dan Digital OIKN untuk kembali sebagai Guru Besar di Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI), efektif setelah proses Keputusan Presiden (Keppres) selesai.

Pengunduran dirinya, diumumkan pada 11 Februari 2025, menyusul mundurnya Kepala Otorita IKN Bambang Susantono dan Wakilnya Dhony Rahajoe pada Juni 2024, serta pejabat lain seperti Jaka Santos dan Silvia Halim.

Meski kepergian Ale menimbulkan kekhawatiran, Otorita IKN menegaskan bahwa program smart mobility dan urban transport tidak akan terganggu.

Sebagaimana dikatakan Bimo, program ini mengacu pada Renduk IKN dalam Perpres Nomor 63 Tahun 2022, yang menetapkan kerangka smart mobility berbasis teknologi cerdas, hijau, dan inklusif.

Baca juga: Surat Pengunduran Diri Deputi Otorita IKN Belum Diteken Prabowo

Ale, sebagai arsitek utama blueprint kota cerdas IKN, telah menyusun master plan yang kokoh, termasuk pedoman bangunan cerdas dan sistem transportasi terintegrasi.

Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono juga menyatakan, bahwa Otorita IKN memastikan kelanjutan program-program yang mendukung smart forest city.

Dengan lebih dari 50 Letter of Intent (LoI) dari raksasa teknologi seperti LG, Samsung, Hyundai, Siemens, dan Thales, komitmen investasi untuk kota cerdas IKN tetap kuat.

Fitur Kota Cerdas IKN: Smart Mobility dan Urban Transport

Program smart mobility dan urban transport IKN dirancang untuk menciptakan 10-minute city yang hijau, aman, dan efisien.

Baca juga: Pelajaran Berharga dari Kegagalan Kereta Tanpa Rel China di IKN

Berikut fitur utama yang tetap digeber:

  • Bus Raya Terpadu (BRT): Moda transportasi utama dengan rute dan halte berbasis kebutuhan spasial, menggunakan teknologi cerdas untuk efisiensi dan kenyamanan. BRT akan terintegrasi dengan aplikasi digital untuk pemesanan dan pelacakan real-time.
  • Minibus dan Taksi Online: Melayani koridor luar Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), dengan taksi berbasis aplikasi dan minibus berjalur tetap untuk konektivitas kota.
  • Intelligent Transportation System (ITS): Sistem transportasi cerdas berbasis IoT, sensor, dan AI, seperti Advanced Traffic Management Systems (ATMS), diuji coba bersama Pemkot Balikpapan. ITS memastikan keselamatan, efisiensi, dan minimalisasi emisi.
  • Mobility-as-a-Service (MaaS): Aplikasi digital terintegrasi untuk memesan BRT, ART, minibus, sepeda listrik, hingga urban air mobility, mendukung 8 prinsip dan 24 indikator Kinerja Utama (KIP) UU IKN.
  • Bangunan Cerdas: Gedung di IKN dilengkapi sensor dan kamera untuk efisiensi energi, pengelolaan air, dan keamanan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau