NUSANTARA, KOMPAS.com – Isu harga tanah di Ibu Kota Nusantara (IKN) selalu menjadi topik hangat yang menarik perhatian investor dan publik.
Setelah berbagai spekulasi, kini sedikit demi sedikit gambaran yang lebih jelas mulai terungkap langsung dari petinga Otorita IKN.
Meskipun gedung-gedung Tahap I telah terbangun dan berdiri megah, harga tanah di IKN ternyata bervariasi signifikan, menawarkan peluang menarik bagi berbagai skala investasi.
Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono mengungkapkan, harga tanah di Ring 1 IKN atau Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), memiliki rentang yang cukup lebar.
Baca juga: Kata Investor, Timeline Proyek-proyek di IKN Harus Realistis
Tanah yang dinilai oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) bahkan sejak masa masih berupa Hutan Tanaman Industri (HTI) dan belum ada pembangunan, menunjukkan variasi yang menarik.
"Ada harga yang di sana Rp 800.000 dekat Rumah Sakit Hermina itu. Tapi di dalam-dalam ini, maksud dalam walaupun dekat istana. Ini ada yang Rp 400.000, ada yang Rp 200.000, ada yang Rp 100.000 per meter persegi," ungkap Basuki, Jumat (16/5/2025).
Ini berarti, di lokasi strategis sekalipun, termasuk yang berdekatan dengan Istana Negara, harga tanah per meter perseginya bisa dimulai dari Rp 100.000 hingga Rp 800.000 per meter persegi.
Angka ini jauh berbeda jika dibandingkan dengan harga tanah di pusat kota-kota besar Indonesia, seperti Jakarta yang bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta Rupiah per meter.
Baca juga: Pengembang Minat Investasi di IKN, Tunggu Pemindahan ASN
Seperti di Sudirman Central Business District (SCBD) Jakarta yang berkisar antara Rp 150 juta hingga Rp 200 juta per meter persegi.
Sementara di kota-kota mitra IKN seperti Balikpapan, harga tanah sudah menembus angka sekitar Rp 1 juta per meter persegi.
Keragaman harga ini tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor yang ingin berpartisipasi dalam pembangunan IKN.
Lebih dari sekadar angka, pemerintah dan Otorita IKN secara terbuka mengakui bahwa mereka membutuhkan kolaborasi aktif dari pihak swasta, terutama pengembang properti.
Baca juga: Rusun ASN di IKN Hampir Rampung 100 Persen
"Kami menyadari sepenuhnya bahwa membangun kota baru bukan sekadar membangun infrastruktur fisik, tapi membangun kehidupan dan masa depan," imbue Basuki.
Untuk itu, Basuki sekali lagi mengajak para investor dan pengembang sebagai mitra strategis untuk berpartisipasi aktif dan berkolaborasi dalam pembangunan ibu kota.
"Jujur kami tidak berpengalaman walaupun di 45 tahun membangun infrastruktur, tapi tidak berpengalaman dalam pembangunan kota," cetus Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.