Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Microsoft Kaji Dampak Lingkungan Pendinginan Pusat Data

Kompas.com - 06/05/2025, 14:45 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Edie

KOMPAS.com - Kebutuhan akan pusat data saat ini makin meningkat seiring dengan berkembangnya teknologi kecerdasan buatan (AI).

Pusat-pusat data besar ini menggunakan sejumlah besar air selama pembangunan dan setelah beroperasi untuk mendinginkan komponen-komponen listrik.

Lalu, sistem pendingin biasanya akan mengandalkan air bersih dari jaringan utama untuk menghindari penyumbatan akibat kotoran.

Namun kebutuhan akan air itu menimbulkan kekhawatiran, terutama di negara-negara yang mengalami kekurangan air.

Mengutip Edie, Selasa (6/5/2025) secara global, infrastruktur yang terkait dengan kecerdasan buatan diperkirakan akan mengonsumsi air yang sangat besar.

Microsoft sendiri melaporkan peningkatan sebesar 34 persen dalam penggunaan air global perusahaannya selama pengembangan alat-alat AI awal.

Baca juga: IMF: AI Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Biaya Emisi Karbon Bisa Dikelola

Untuk mengetahui seberapa berpengaruh sistem pendinganan pada pusat data, penliti melakukan penilaian siklus hidup yang lengkap terhadap berbagai metode pendinginan, dengan mempertimbangkan penggunaan energi, konsumsi air, dan emisi gas rumah kaca.

Semua bagian dari siklus hidup dinilai, mulai dari pembuatan komponen, transportasi, hingga pembuangan akhir masa pakai.

Dengan harapan nantinya dapat mengidentifikasi cara-cara yang paling berkelanjutan dan efisien untuk diterapkan di masa depan dalam pengembangan pusat data.

Microsoft juga telah merilis metodologinya untuk penilaian siklus hidup teknologi pendinginan dalam sebuah repositori terbuka, yang memungkinkan penyedia layanan awan lainnya untuk melakukan analisis serupa.

Hasil Studi

Analisis yang dilakukan selama dua tahun ini meneliti empat jenis metode pendinginan yakni pendinginan udara tradisional, pelat dingin, perendaman satu fase, dan perendaman dua fase.

Peneliti menemukan bahwa pelat dingin dan kedua metode perendaman tersebut memangkas emisi hingga 15–21 persen, permintaan energi hingga 20 persen, dan penggunaan air antara 31 persen dan 52 persen selama siklus hidup penuh pusat data dibandingkan dengan pendinginan udara.

Penelitian tersebut juga menemukan bahwa beralih ke 100 persen energi terbarukan dapat mengurangi emisi Gas Rumah Kaca hingga 85–90 persen, terlepas dari teknologi pendinginan yang digunakan.

Studi juga menyoroti, meski teknologi pendinginan cair dianggap lebih efisien daripada teknologi lain, bukan berarti tanpa tantangan.

Perendaman dua fase yang metode paling efisien ternyata menggunakan PFAS, bahan kimia yang menghadapi pengawasan regulasi di AS dan UE.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kemenhut Bakal Ambil Langkah Hukum terhadap Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Kemenhut Bakal Ambil Langkah Hukum terhadap Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Pemerintah
Terbukti, Ada Kolam Limbah Tambang Nikel Raja Ampat Jebol dan Cemari Laut
Terbukti, Ada Kolam Limbah Tambang Nikel Raja Ampat Jebol dan Cemari Laut
Pemerintah
Ambil Untung Tanpa Merugikan, Cara Masyarakat Adat Raja Ampat Hidup Tanpa Tambang
Ambil Untung Tanpa Merugikan, Cara Masyarakat Adat Raja Ampat Hidup Tanpa Tambang
LSM/Figur
Agar AI Tak Lagi Bias, UN Women Serukan Teknologi yang Ramah Gender
Agar AI Tak Lagi Bias, UN Women Serukan Teknologi yang Ramah Gender
LSM/Figur
ASEAN Butuh 100 Miliar Dollar AS untuk Transmisi Energi Terbarukan
ASEAN Butuh 100 Miliar Dollar AS untuk Transmisi Energi Terbarukan
Pemerintah
Terurai dalam Sejam, Inovasi Plastik dari Jepang Bawa Harapan di Tengah Kebuntuan
Terurai dalam Sejam, Inovasi Plastik dari Jepang Bawa Harapan di Tengah Kebuntuan
LSM/Figur
BRIN-PT GIGATECH Luncurkan Inovasi Motor Tempel Listrik
BRIN-PT GIGATECH Luncurkan Inovasi Motor Tempel Listrik
Pemerintah
Demi AI, Meta Kontrak Pakai Nuklir dari Pembangkit yang Nyaris Tutup
Demi AI, Meta Kontrak Pakai Nuklir dari Pembangkit yang Nyaris Tutup
Swasta
Laut Kita Kian Menggelap, Keseimbangan Ekosistemnya Terganggu
Laut Kita Kian Menggelap, Keseimbangan Ekosistemnya Terganggu
LSM/Figur
Kemenaker Dorong Green Skills lewat Employment of the Future
Kemenaker Dorong Green Skills lewat Employment of the Future
Pemerintah
Selamatkan Raja Ampat, Penghentian Tambang Sementara Tak Cukup
Selamatkan Raja Ampat, Penghentian Tambang Sementara Tak Cukup
Swasta
Raja Ampat, Jejak Kerusakan Hutan, dan Harapannya
Raja Ampat, Jejak Kerusakan Hutan, dan Harapannya
LSM/Figur
Studi: Polusi Suara Manusia Ancam Kesejahteraan Fauna di Antartika
Studi: Polusi Suara Manusia Ancam Kesejahteraan Fauna di Antartika
LSM/Figur
Investasi Energi Dunia Melonjak ke Rekor 3,3 Triliun Dollar AS pada 2025
Investasi Energi Dunia Melonjak ke Rekor 3,3 Triliun Dollar AS pada 2025
Swasta
Laporan PBB: Kembangkan AI, Raksasa Teknologi Picu Lonjakan Emisi 150 Persen
Laporan PBB: Kembangkan AI, Raksasa Teknologi Picu Lonjakan Emisi 150 Persen
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau