Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Alya Zahra, Mahasiswa yang Gencar Sulap Sampah Organik Jadi Kompos

Kompas.com - 18/07/2025, 07:19 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Alya Zahra Sabira, Mahasiwa UPN Veteran Jakarta, gencar memanfaatkan sampah organik untuk diolah menjadi pupuk kompos.

Hal ini dilakukannya lantaran merasa prihatin dengan tumpukan sampah sisa makanan yang langsung dibuang ke TPA di tempat tinggalnya, Sukabumi, Jawa Barat.

Alhasil, Alya mencoba peruntungan dengan mendaftar program beasiswa Sharing the Dream dari Siam Cement Group (SCG). Setelah itu, dia membentuk komunitas Lembur Lestari yang berfokus pada isu lingkungan. 

"Dalam Bahasa Indonesia lembur itu artinya kampung atau rumah di mana kami berharap bahwa lingkungan tempat kami tinggal, yaitu di RW 19 Desa Sukaraja, Sukabumi bisa lestari lebih hijau," ujar Alya saat ditemui di Jakarta Selatan, Kamis (17/7/2025).

Baca juga: Bank Sampah di Banjarnegara Sulap Plastik Kresek Jadi BBM

"Di Sukabumi saat ini, TPA-nya sudah sampai overload dua tahun ke depan sudah tidak bisa lagi menampung sampah," imbuh dia.

Selain itu, tempat pembuangan sampah sementara yang ada tak memungkinkan menampung limbah rumah tangga. Dampaknya, kata Alya, terjadi pencemaran tanah, air, dan mengganggu kesehatan warga sekitar.

Melalui komunitas Lembur Lestari, dia memberdayakan 10 remaja untuk mengelola kompos, pelatihan berbicara di depan umum, hingga mengasah kepemimpinan.

"Kami mengajak 40 rumah tangga, mereka yang mengumpulkan sampah organik di rumahnya masing-masing. Jadi tidak langsung dibuang ke TPS, tetapi dikumpulkan kami berikan ember juga, yang nantinya dibawa ke tempat kompos," jelas Alya.

Hingga saat ini, komunitasnya telah mengelola 600 kilogram sampah organik menjadi kompos. Pupuk tersebut lantas digunakan sebagai kit menanam yang dilengkapi dengan bibit, pot, dan perlengkapan menanam. 

Baca juga: Melihat Desa Wisata Samtama, Warga Kelola Sampah hingga Tanam Pohon di Gang Sempit

"Saya percaya dan SCG juga tadi percaya, bahwa anak muda itu memiliki peran yang luar biasa besar di tengah-tengah krisis iklim bahwa melalui pendidikan, generasi muda itu mampu menyadari kekuatan, potensi, keterampilan yang mereka punya untuk memimpin perubahan," tutur dia.

Ia pun berharap, program pengelolaan sampah di desanya akan terus berlanjut.

Beasiswa untuk Pelajar

Dalam kesempatan yang sama, Brand and Communication Manager SCG Indonesia, Amanda Dwi Ayu Utari, menjelaskan program SCG Sharing the Dream adalah beasiswa yang diberikan kepada siswa SMA dan mahasiswa S-1.

Beasiswa ditujukan untuk mereka yang memiliki dampak sosial dan lingkungan, salah satunya terkait pengelolaan sampah.

"SCG menghadirkan program SCG Sharing the Dream sebagai katalisator untuk memberdayakan para change maker membuat perubahan di masa depan," ucap Amanda.

Program tersebut diadakan sejak 2012 dan telah memberikan beasiswa kepada lebih dari 4.600 penerima di tingkat SMA dan juga sarjana. Sementara, alokasi dananya mencapai Rp 20 miliar dengan target sembilan wilayah di Indonesia.

Baca juga: Plastik Jadi Campuran Aspal, Usulan Dosen UGM Tanggulangi Sampah

"Dana pendidikan yang kami kasih Rp 2 juta untuk SMA per tahun, dan Rp 8 juta untuk kategori sarjana sampai dengan lulus. Kami juga bekali mereka dengan pembangunan diri, dan dukungan pendanaan proyek Rp 15 juta per proyek," sebut Amanda.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Pemerintah
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Pemerintah
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
BUMN
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
LSM/Figur
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Pemerintah
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
LSM/Figur
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di 'Smelter' Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di "Smelter" Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Pemerintah
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Pemerintah
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
BUMN
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau