KOMPAS.com - Sekelompok pemimpin global dari sektor industri, keuangan, dan energi telah membentuk koalisi bernama 'Carbon Measures'.
Tujuan mereka adalah untuk menciptakan sistem akuntansi karbon yang baku, dapat diterapkan di pasar, dan berlaku untuk semua produk dan industri.
Inisiatif ini bertujuan mengatasi ketidakseragaman yang terjadi dalam pelaporan emisi, sehingga memudahkan pemerintah, investor, dan perusahaan dalam membuat keputusan iklim berdasarkan data yang valid dan seragam.
Koalisi ini didirikan oleh sejumlah perusahaan besar dunia, yakni ADNOC, Air Liquide, Banco Santander, BASF, Bayer, CF Industries, EQT Corporation, ExxonMobil, EY, Global Infrastructure Partners milik BlackRock (GIP), Honeywell, Linde, Mitsubishi Heavy Industries, Mitsui & Co., Mitsui O.S.K. Lines, NextEra Energy, Nucor, Port of Rotterdam, dan Vale.
Beberapa anggota lain juga diperkirakan akan menyusul bergabung dalam beberapa bulan ke depan.
Melansir ESG News, Senin (20/10/2025), koalisi ini menyatakan tujuannya adalah menerapkan standar akurasi akuntansi finansial pada pengelolaan karbon.
Baca juga: Perpres Baru Akui Semua Skema Karbon, Akhiri Tumpang Tindih Proyek Hijau
Hal tersebut diwujudkan dengan membuat sistem pencatatan transparan yang bertujuan mengeliminasi penghitungan emisi berulang, mengisi celah data, serta memastikan data dapat dibandingkan.
Carbon Measures berharap langkah ini akan membuat pasar mampu menetapkan nilai emisi secara lebih tepat dan mendorong laju investasi dalam teknologi rendah karbon.
Fokus utama koalisi Carbon Measures terdiri dari dua aspek. Pertama, merumuskan cara perhitungan karbon yang berlaku universal. Kedua, menetapkan standar intensitas karbon untuk produk-produk industri dasar seperti listrik, bahan bakar, baja, beton, dan kimia.
Produk-produk ini dianggap penting karena mereka adalah fondasi rantai pasokan global dan menghasilkan mayoritas emisi dari sektor industri.
Kerangka kerja baru ini akan menghadirkan metode yang akurat dan dapat diverifikasi dalam mengukur data emisi pada level produk, yang bertujuan untuk menjadi rujukan bagi investor dan badan pengatur.
Selain itu, sistem ini juga berupaya menciptakan iklim persaingan sehat, yaitu dengan memberikan imbalan kepada perusahaan yang berinvestasi pada teknologi rendah karbon, sekaligus memungkinkan pemerintah dan konsumen mengevaluasi kinerja emisi secara transparan.
"Perhitungan emisi karbon yang jujur dan terperinci sejak dari sumbernya merupakan fondasi utama bagi upaya penanganan iklim yang efektif'," kata Ana Botin, Ketua Eksekutif Banco Santander.
"Melalui inisiatif ini, kita menciptakan metode yang terpercaya dan seragam untuk mengukur intensitas karbon di seluruh tahap rantai pasok, sehingga standar ini dapat mempercepat proses transisi menuju ekonomi hijau," lanjutnya.
Amy Brachio, CEO Carbon Measures menambahkan dalam sebuah pernyataan, selama beberapa dekade bisnis telah berjuang dengan sistem yang terlalu bergantung pada estimasi dan komitmen sukarela.
Carbon Measures akan membangun platform yang membuka pasar dan persaingan, membuka investasi, dan mempercepat pengurangan emisi.
Baca juga: Target Iklim Vatikan, Emisi Karbon Dipangkas 28 Persen Hingga 2035
Inisiatif Carbon Measures ini hadir di saat pemerintah dan investor menghadapi tekanan yang meningkat untuk menyelaraskan sistem data industri dengan komitmen iklim di bawah kerangka kerja seperti Perjanjian Paris dan International Sustainability Standards Board (ISSB).
Mekanisme pelaporan karbon saat ini yang sering kali terfragmentasi dan bersifat sukarela telah menghasilkan data yang tidak konsisten, membatasi kegunaannya untuk kebijakan dan alokasi modal.
Sementara sistem perhitungan global yang terseragam ini berpotensi menjembatani perbedaan antara aturan keterbukaan data di tingkat negara dan pelaporan korporat.
Selain itu, kerangka kerja tersebut diharapkan menciptakan dasar yang terpercaya untuk pemberlakuan pajak karbon lintas batas, penyelarasan standar perdagangan, serta penyediaan dana yang berdasarkan hasil kinerja emisi riil.
Bagi para pemimpin perusahaan, inisiatif koalisi ini berpotensi mengubah totalitas cara mereka menghitung dan mengelola biaya intensitas emisi di sepanjang rantai pasok.
Sedangkan, bagi badan regulator dan pembuat kebijakan, kerangka kerja ini dapat menjadi landasan untuk merumuskan aturan hukum yang solid dan berbasis fakta dengan menggunakan data karbon yang seragam dan kredibel.
Para pimpinan industri pun menyatakan dukungan penuh mereka. Seperti misalnya yang diungkapkan oleh Darren Woods, Ketua dan CEO ExxonMobil.
"Sistem yang terstandarisasi akan memberikan landasan untuk menggerakkan kekuatan pasar sekaligus memenuhi kebutuhan energi yang terus tumbuh secara bertanggung jawab," katanya.
Baca juga: Imbas Tekanan AS, PBB Tunda Keputusan Tarif Karbon Maritim
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya