KOMPAS.com-Vatikan mengumumkan rencana untuk mengurangi emisi gas rumah kaca mereka setidaknya 28 persen dalam satu dekade ke depan.
Langkah ini menandai komitmen Vatikan terhadap keberlanjutan dan Perjanjian Paris.
Langkah Vatikan tersebut ditandai dengan penyerahan janji iklim terbaru yang dikenal sebagai Kontribusi yang Ditetapkan secara Nasional (NDC) kepada PBB pada September 2025 yang lalu.
Melansir Know ESG, Jumat (17/10/2025) komitmen ini adalah wujud kewajiban Vatikan sebagai penandatangan Pakta Iklim Paris 2015, yang mewajibkan seluruh pihak untuk beraksi membatasi kenaikan suhu global agar tetap di bawah 1,5 derajat C.
Para ahli telah berulang kali mengingatkan bahwa melampaui batas suhu tersebut berisiko memicu banjir, kebakaran hutan, dan fenomena cuaca ekstrem lainnya yang akan membahayakan jutaan penduduk dunia.
Baca juga: NZBA Ditinggalkan, Industri Perbankan Terbebani Target Iklim?
Berdasarkan rencana yang diajukan, Vatikan yang memiliki 887 penduduk akan memotong emisi sebesar 28 persen pada tahun 2035, mengacu pada tingkat emisi tahun 2011.
Fokus utama dari inisiatif ini adalah membangun ladang surya seluas 1.000 hektar di sebelah utara Roma.
Ladang surya ini direncanakan mampu mencukupi semua kebutuhan listrik Vatikan dan menjadikannya negara pertama di dunia yang sepenuhnya netral karbon.
Saat ini, Vatikan masih sangat bergantung pada pasokan energi dari luar negeri.
Proyek ladang surya ditambah dengan peningkatan efisiensi energi di bangunan bersejarah seperti Basilika Santo Petrus, perluasan kendaraan listrik, dan pemanfaatan tenaga surya di museumdiharapkan mampu mengurangi ketergantungan ini secara drastis.
Meski sumbangannya terhadap emisi gas rumah kaca global sangat kecil , bahkan kurang dari 0,01 persen, Takhta Suci tetap menegaskan adanya kewajiban moral untuk bertindak mengatasi krisis iklim.
Vatikan menyatakan pula bahwa investasi dalam proyek pengurangan emisi dan dorongan untuk pendidikan ekologi yang utuh akan memberikan keuntungan baik dari aspek lingkungan maupun etika.
"Langkah Vatikan membuktikan bahwa negara sekecil apa pun, asalkan didasari oleh keyakinan moral dan bukan kekuatan ekonomi, dapat memimpin dengan memberikan contoh dan mendorong negara lain untuk bertindak dengan rasa tanggung jawab serupa," kata Musamba Mubanga, petugas advokasi senior Caritas Internationalis.
Paus Leo XIV terus mempertahankan fokus lingkungan yang dicanangkan para paus sebelumnya, dengan kembali menyatakan bahwa menjaga alam ciptaan adalah perwujudan iman dan kemanusiaan.
Baca juga: Target Iklim Baru China: Pangkas Emisi 10 Persen dan Tingkatkan Pasar Bahan Bakar Non-Fosil
Strategi Vatikan ini turut menyertakan program-program edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai ekologi.
Salah satu contohnya adalah dibukanya bagian baru di Taman Vatikan yang dijadikan sebagai wahana bermain dan belajar bagi anak anak, dengan tujuan menanamkan prinsip keberlanjutan sejak dini.
David Knecht, manajer program keadilan iklim di Fastenaktion, menambahkan bahwa Takhta Suci memiliki peluang penting untuk memajukan aksi iklim dalam skala besar dengan memobilisasi keuskupan dan lembaga agama menuju energi terbarukan dan penggunaan lahan yang berkelanjutan.
Di tengah persiapan negara-negara untuk menghadiri KTT iklim PBB (COP30) di Brasil, komitmen Vatikan ini berfungsi sebagai pengingat penting bahwa setiap kontribusi, sekecil apa pun, sangat berarti dalam upaya bersama membendung laju pemanasan global.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya