Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Mempersiapkan Bayi untuk Beralih dari DBF ke ASI Pompa

Kompas.com - 02/08/2025, 14:45 WIB
Rafa Aulia Febriani ,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

KOMPAS.com - Para ibu bekerja yang sudah selesai masa cuti melahirkan kerap menghadapi kecemasan apakah bayinya mau menggunakan ASI yang dipompa, setelah sebelumnya selalu menyusui langsung atau DBF (direct breastfeeding).

Tentunya bayi akan butuh adaptasi, karena itu ibu perlu mempersiapkannya.

Menurut founder suplemen untuk ibu menyusui Mom Uung, Uung Victoria Finky, para ibu harus menyadari bahwa jumlah ASI yang lebih sedikit saat dipompa bukan berarti produksi ASI-nya rendah.

"Tubuh kita itu butuh waktu adaptasi. Kalau biasanya menyusui langsung, lalu tiba-tiba ada permintaan baru lewat pompa, tubuh butuh sinyal berulang untuk mengenali permintaan ini," kata Uung dalam talkshow Mom Uung Breastfeeding Fest 2025, di Central Park, Jakarta, pada Jumat (1/8/2025).

Baca juga: Nagita Slavina: Menyusui Itu Perjuangan

Ia menekankan bahwa pompa ASI seringkali tidak menunjukkan jumlah produksi yang sebenarnya. 

"Pompa itu tidak menggambarkan seberapa banyak ASI yang kita punya. Hasilnya bisa dipengaruhi banyak hal, seperti kondisi fisik ibu, stres, hingga performa pompa itu sendiri," jelasnya.

Lakukan metode 2-4-6

Uung Victoria Finky, founder Mom Uung, membagikan sejumlah tips bagi para ibu menyusui yang akan melakukan masa peralihan dari DBF ke pumping, dalam talkshow Mom Uung Breastfeeding Fest 2025, di Central Park, Jakarta, Jumat (1/8/2025).KOMPAS.com/RAFA AULIA FEBRIANI Uung Victoria Finky, founder Mom Uung, membagikan sejumlah tips bagi para ibu menyusui yang akan melakukan masa peralihan dari DBF ke pumping, dalam talkshow Mom Uung Breastfeeding Fest 2025, di Central Park, Jakarta, Jumat (1/8/2025).

Bagi ibu yang akan kembali bekerja dan mulai mencoba memompa ASI, Uung menyarankan untuk mengenalkan ritme baru secara bertahap pada anak. Ia memperkenalkan metode 2-4-6 sebagai stimulasi sederhana.

"Awali dulu dengan meninggalkan bayi selama 2 jam di rumah, lalu bertahap jadi 4 jam, kemudian 6 jam. Sambil latihan pumping dan mengenalkan bayi minum ASI perah lewat media selain dot, seperti gelas atau sedotan," tambahnya. 

Uung juga memberikan panduan praktis untuk mulai menabung ASI bagi ibu yang tetap menyusui langsung.

"Cukup pumping dua kali sehari, setelah menyusui saat bangun tidur dan sebelum tidur malam. Dirutinkan seminggu dulu. Enggak usah lihat hasilnya, pokoknya niatnya bikin sinyal baru ke tubuh. Kalau konsisten, biasanya 4 hari aja sudah mulai kelihatan peningkatan," ungkapnya.

Baca juga: Menyusui: Bukan Sekadar Memberi ASI

Untuk memaksimalkan refleks let-down, ia menyarankan agar ibu menggunakan pompa atau suction cup di satu sisi saat sedang menyusui di sisi lain.

"Kalau sedang menyusui di satu payudara, bisa pakai suction cup atau pompa handsfree di sisi satunya," jelasnya.

Soal pemilihan alat, Uung berpesan agar para ibu mengenali gaya masing-masing. 

"Kalau kamu tipe yang senang lihat hasil pompa langsung, portable bisa jadi pilihan. Tapi kalau malah stres lihat botol belum penuh, mending sambil sibukin diri aja. Intinya kenali pola kita sendiri. Enggak semua ibu cocok dengan alat atau cara yang sama," tambahnya.

Baca juga: Apakah Vaksin HPV Aman untuk Ibu Menyusui? Ini Penjelasan Dokter

Ia menekankan bahwa produksi ASI tidak harus banyak, yang penting cukup untuk kebutuhan anak. Memiliki target yang terlalu tinggi justru bisa membuat stres.

Menurutnya, keberhasilan menyusui bukan diukur dari banyaknya ASI di freezer, tapi dari kenyamanan ibu dan tumbuh kembang bayi yang optimal.

"Tubuh kita pintar kok, tapi dia perlu bukti kalau permintaan ASI nya itu nyata. Maka dari itu, harus konsisten (dalam menyusui atau memompa). Enggak usah panik kalau hasil pompa enggak langsung banyak. Pelan-pelan tubuh akan menyesuaikan," tutupnya. 

Baca juga: Cegah Konflik, Ini Pentingnya Skrining Psikologis Sebelum Menikah

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Apakah IQ Anak Bisa Ditingkatkan? Ini Penjelasan Psikolog
Apakah IQ Anak Bisa Ditingkatkan? Ini Penjelasan Psikolog
Parenting
Panduan Makan Anak Diare, Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Dimakan?
Panduan Makan Anak Diare, Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Dimakan?
Parenting
Rahasia Percaya Diri El Putra dan Leya Princy, Self Care dan Pikiran Terbuka
Rahasia Percaya Diri El Putra dan Leya Princy, Self Care dan Pikiran Terbuka
Wellness
5 Perlengkapan Medis yang Wajib Ada di Rumah Saat Anak Mendadak Sakit
5 Perlengkapan Medis yang Wajib Ada di Rumah Saat Anak Mendadak Sakit
Parenting
Journaling Digital Vs Tulis Tangan, Mana yang Lebih Menenangkan Pikiran?
Journaling Digital Vs Tulis Tangan, Mana yang Lebih Menenangkan Pikiran?
Wellness
5 Zodiak Paling Slow Respon, Kurang Cocok Jadi Kontak Darurat
5 Zodiak Paling Slow Respon, Kurang Cocok Jadi Kontak Darurat
Wellness
5 Zodiak yang Sering Curhat Saat Nongkrong, Ada Cancer dan Virgo
5 Zodiak yang Sering Curhat Saat Nongkrong, Ada Cancer dan Virgo
Wellness
6 Ciri Anak CIBI yang Cerdas dan Berbakat Menurut Psikolog
6 Ciri Anak CIBI yang Cerdas dan Berbakat Menurut Psikolog
Parenting
Genetik Vs Lingkungan, Mana yang Lebih Berperan dalam Membentuk Anak CIBI?
Genetik Vs Lingkungan, Mana yang Lebih Berperan dalam Membentuk Anak CIBI?
Parenting
Nama Anak Paling Populer di Jepang 2025, Penuh Makna Bisa Jadi Inspirasi
Nama Anak Paling Populer di Jepang 2025, Penuh Makna Bisa Jadi Inspirasi
Parenting
Anak CIBI Butuh Stimulasi agar Tidak Bosan dan Tetap Berprestasi Menurut Psikolog
Anak CIBI Butuh Stimulasi agar Tidak Bosan dan Tetap Berprestasi Menurut Psikolog
Parenting
Benarkah Anak CIBI Termasuk Berkebutuhan Khusus? Ini Kata Psikolog
Benarkah Anak CIBI Termasuk Berkebutuhan Khusus? Ini Kata Psikolog
Parenting
Selain Pangeran Andrew, Ini 7 Anggota Kerajaan yang Pernah Dicopot Gelarnya
Selain Pangeran Andrew, Ini 7 Anggota Kerajaan yang Pernah Dicopot Gelarnya
Wellness
Apa yang Dimaksud Anak CIBI yang IQ-nya di Atas Rata-rata?
Apa yang Dimaksud Anak CIBI yang IQ-nya di Atas Rata-rata?
Parenting
Gaya 13 Seleb Menonton Konser BLACKPINK di Jakarta, Aurel Pakai Baju Arsy
Gaya 13 Seleb Menonton Konser BLACKPINK di Jakarta, Aurel Pakai Baju Arsy
Fashion
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau