SAFEnet juga menemukan ragam jenis produk tembakau yang ditampilkan di konten YouTube, dengan rokok konvensional sebagai jenis produk tembakau yang paling banyak diiklankan.
“Kemudian, kedua terbanyak adalah rokok elektronik. Ada juga daun tembakau kering yang biasanya dilinting, dan cerutu,” ujar Wida.
Berikut rincian jenis produk tembakau yang ditemukan oleh SAFEnet:
Baca juga:
Ribuan iklan produk tembakau di YouTube bebas diakses anak-anak. Simak temuan SAFEnet selengkapnya.Pemantauan terhadap iklan produk tembakau yang dilakukan oleh SAFEnet berdasarkan maraknya iklan yang dilakukan secara terselubung, yang bisa diakses oleh segala usia.
Ditambah lagi, saat ini produk tembakau lebih banyak diiklankan sebagai sebuah gaya hidup, tanpa menginformasikan konsekuensi merokok terhadap kesehatan.
Berdasarkan survei Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKIN), sebanyak 61 persen remaja mengaku pernah melihat iklan produk tembakau di YouTube.
Hal ini memunculkan kekhawatiran lantaran YouTube tidak hanya diakses oleh remaja dan orang dewasa, tapi juga anak-anak yang usianya lebih kecil, misalnya untuk mendengar lagu dan menonton konten gim.
Ditambah lagi, Indonesia sudah melarang iklan produk tembakau. Hal ini tertera dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2000 dan PP Nomor 28 Tahun 2024.
“Dari tahun 2000, di PP nomor 38, itu menjelaskan bahwa rokok dibatasi jam tayangnya untuk melindungi anak-anak dan remaja dari paparan iklan rokok,” jelas Wida.
“Di tahun 2024 sudah ada juga aturan pemerintah nomor 28 yang di dalamnya menyatakan bahwa adanya larangan mengiklankan produk tembakau dan rokok elektronik di internet,” sambung dia.
Pemantauan dilakukan menggunakan kata kunci terkait produk tembakau dan rokok elektronik dalam pencarian YouTube.
Kata-kata yang digunakan termasuk bahasa daerah yang terkait dengan produk tembakau maupun aktivitas merokok, dan berdasarkan database Canary.
“Kami menggunakan juga bahasa-bahasa lokal, misalnya ‘linting’, ‘sebat’, dan lain sebagainya, yang itu kadang tidak dikenali oleh sistem YouTube,” tutur Wida.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang