Bentuk dukungan bisa beragam, mulai dari dukungan emosional berupa rasa didengarkan, dukungan finansial bagi yang masih belum stabil secara ekonomi, hingga dukungan informasi, seperti panduan hukum atau bantuan profesional.
Merasakan bahwa kamu tidak sendirian adalah hal yang sangat membantu proses pemulihan.
“Ada juga bantuan finansial untuk teman-teman yang pasca bercerai kondisi finansialnya masih belum stabil, serta dukungan informasi selama proses perceraian,” imbau Winona.
Tahap selanjutnya yang tak kalah penting adalah regulasi emosi, kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola perasaan dengan bijak.
Menurutnya, regulasi emosi membantu seseorang untuk tidak berlarut-larut dalam kesedihan atau kemarahan yang muncul setelah perceraian.
Sebaliknya, individu dapat merespons situasi dengan lebih tenang dan rasional, sehingga tidak mengeluarkan reaksi yang gegabah di situasi yang kurang ideal.
“Regulasi emosi setelah bercerai sangat penting karena bisa membantu mencegah reaksi yang impulsif. Jangan sampai mengungkapkan sesuatu yang biasanya tidak kita ungkapkan atau tidak seharusnya diungkapkan,” ujarnya.
Melatih kesadaran diri melalui meditasi, refleksi harian, atau terapi psikologis dapat membantu menjaga keseimbangan emosional.
Saat seseorang mampu mengelola emosinya, proses bangkit dari perceraian pun akan terasa lebih ringan dan bermakna.
Perceraian memang meninggalkan luka, tetapi bukan berarti akhir dari segalanya. Melalui beberapa cara di atas, seseorang dapat kembali menemukan makna hidupnya.
Baca juga: Seperti Raisa dan Hamish Daud, Apakah Gemini dan Pisces Cocok?
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang