KOMPAS.com - Dalam beberapa tahun terakhir, riset dan teknologi mikrobioma kulit menjadi salah satu inovasi paling menarik di dunia skincare.
Pendekatan ini berfokus pada menjaga keseimbangan ekosistem mikroorganisme alami di kulit, yang berperan penting dalam melindungi dari iritasi, jerawat, hingga penuaan dini.
Ketika mikrobioma terganggu, misalnya akibat penggunaan produk yang terlalu keras atau perubahan lingkungan, kulit dapat menjadi sensitif dan rentan terhadap berbagai masalah.
Dijelaskan oleh dokter ahli mikrobiologi klinik Ayman Alatas, mikrobioma adalah mikroorganisme dan segala komponen yang hidup di tubuh kita, tidak hanya di kulit, tapi di banyak tempat.
Baca juga: Tren Skincare Lokal Meningkat, Begini Cara BPOM Memastikan Produk Aman Digunakan
"Di dunia, riset-riset mikrobioma untuk skincare mulai dilakukan sekitar lima tahun terakhir. Fungsi mikrobioma kulit sendiri antara lain untuk melawan patogen atau kuman jahat dan memperkuat sistem imun," kata dr.Ayman di acara peluncuran Labore Dermalab di mal Senayan City Jakarta (30/10/2025).
Kulit yang keseimbangan mikrobiomanya terjaga, lanjut dr.Ayman, cenderung terhindar dari iritasi.
"Ketika keseimbangannya terganggu, berbagai masalah seperti jerawat, eksim, dan sensitivitas bisa muncul," paparnya.
Menurut dr.Sari Chairunnisa Sp.DVE, pendekatan sains untuk produk-produk skincare saat ini semakin personal.
“Mikrobioma adalah kunci utama kesehatan kulit, dan setiap orang memiliki komposisi mikrobioma yang berbeda," tuturnya di acara yang sama.
Baca juga: Mikrobioma dalam Skincare Bantu Pulihkan Kulit dari Peradangan
Dari kiri ke kanan dr. Sari Chairunnisa., Sp.DVE, founder LABORE, dr. Luke Maxfield, selaku LABORÈ Derma Advisory Global Council; dr. FX Clinton., Sp.DVE, selaku LABORÈ Derma Council; dan dr. Ayman Alatas, Sp.MK , pada saat Press Conference LABORÈ DERMALAB: The 1st Skin MCU (Microbiome Check-Up) in Southeast Asia, di Jakarta (30/10).
Dengan memperhatikan pentingnya keseimbangan mikrobioma kulit, Labore juga memperkenalkan rangkaian produk terbarunya, Biome Repair Barrier Advanced Lotion yang bisa menjawab kebutuhan spesifik, bahkan kulit yang sensitif.
"Produk ini memiliki range yang luas, jadi bisa dipakai siapa saja mulai dari anak-anak hingga lansia juga, termasuk orang dengan penyakit tertentu yang kulitnya kering, seperti eksim atau diabetes," kata dr.Sari.
Baca juga: 4 Cara Membersihkan Makeup untuk Kulit Sensitif yang Aman
Ia mengatakan, Labore berkolaborasi dengan Nusantics, instansi bioteknologi yang berfokus pada mikrobioma.
Dijelaskan oleh founder dan CEO Nusantics, Revata Utama BSc, sejak tahun 2020 Nusantics sudah mengumpulkan database karateristik mikrobioma kulit wanita Indonesia.
"Nah, dari database ini kita bisa menentukan kulit sehat itu kayak bagaimana bentuk mikrobioma kulitnya dan yang kurang sehat seperti apa, misalnya untuk yang kulit acne prone," tutur Revata.
Database dari Nusantics ini membantu Labore menentukan bahan aktif apa saja yang bisa membantu menjaga keseimbangan mikrobioma kulit untuk konsumen di Indonesia.