JAKARTA, KOMPAS.com - Penipuan investasi bodong bermodus love scamming di Jakarta Pusat terungkap.
Dari hasil penyelidikan polisi, sebanyak 20 orang terlibat penipuan tersebut, terdiri dari 16 laki-laki dan empat perempuan.
20 pelaku itu berinisial INB (42), AKP (28), MAM (28), MAAN (27), RN (27), APW (28), ES (27), SAAH (24), RW (28), FR (25), AZ (23), SR (28), BKL (39), MYK (24), AR (31), AR (31), DH (19), ANG (18), HJZ (22), NS (15), dan MR (26).
Para pelaku ditangkap polisi di sebuah apartemen di Jakarta Pusat.
"Setelah kita melakukan patroli siber, kita telusuri, kemudian anggota kita melakukan penyelidikan, ternyata pelaku dapat kita deteksi di Apartemen Batavia, Karet Tengsin, Tanah Abang," ucap Kapolsek Gambir Kompol Rezeki R Respati di kantornya, Selasa (28/1/2025).
Baca juga: Siasat Licik Love Scamming di Jakpus, Pelaku Gunakan Foto Palsu di Aplikasi Kencan
Ke-20 pelaku love scamming itu memiliki peran masing-masing. Tiga di antaranya berperan sebagai pemimpin atau leader, sedangkan 17 orang sebagai operator.
Leader bertugas mengawasi kerja para operator. Sementara para operator bertugas mencari dan memikat hati korban.
Para operator tersebut mencari dan mendekati korban melalui aplikasi kencan. Pelaku menggunakan akun dan foto profil palsu untuk berkenalan dengan korban di aplikasi kencan itu.
Namun, sebelum melakukan pendekatan, para operator sudah melakukan riset terhadap korban yang disasar.
Baca juga: Polisi Buru WN China Otak Investasi Bodong Bermodus Love Scamming di Jakpus
"Mereka mencari korban menengah ke atas seperti lawyer, doktor, dan lain sebagainya," tutur Respati.
Jika dirasa sudah tepat sasaran, pelaku akan membuka obrolan dengan korban di aplikasi kencan tersebut.
Masa pendekatan yang dilakukan para operator lewat aplikasi kencan berlangsung selama 5-15 hari. Selanjutnya, pelaku akan mengajak korban komunikasi melalui WhatsApp.
Jika merasa sudah semakin dekat dan memiliki chemistry, para pelaku akan membujuk korban melakukan investasi di aplikasi WISH.
"Kemudian yang perlu saya sampaikan, dalam investasi ini mereka seolah-olah order barang. Mereka (korban) sebagai dropshipper," jelas Respati.
Barang yang ditawarkan pelaku untuk berinvestasi beragam, seperti aneka kosmetik. Pelaku pun menjanjikan keuntungan 10-25 persen dari modal yang diinvestasikan korban.