Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pramono Sebut Kritik adalah Obat: Saya Semakin Dikritik Semakin Senang

Kompas.com - 22/07/2025, 16:59 WIB
Hafizh Wahyu Darmawan,
Larissa Huda

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Gubernur Jakarta Pramono Anung menegaskan, kritik dari masyarakat, termasuk melalui media sosial, menjadi bahan evaluasi penting bagi pemerintahannya.

Pramono bahkan menyebut kritik sebagai “obat” untuk membenahi Jakarta.

Pernyataan itu disampaikan Pramono dalam sambutan pada acara WarTalks yang digelar di Ruang Pola, Balai Kota Jakarta, Selasa (22/7/2025).

Baca juga: “Pak Ogah” Diduga Sabotase Lampu Merah Cawang, Pramono Ancam Tempuh Jalur Hukum

"Saya termasuk yang berkeyakinan bahwa pemerintah itu akan menjadi baik kalau mendapatkan kritik, masukan, saran yang cukup. Karena kritik itu bagi saya adalah obat. Jadi kalau kemudian kita tidak mau dikritik, pasti pemerintahnya nggak sehat," kata Pramono.

Ia mengaku justru menikmati kritik yang datang dari publik. Pramono menyebutkan, semakin banyak kritik yang ia terima, dirinya semakin bersemangat memperbaiki kinerja.

"Saya semakin dikritik, sebenarnya saya semakin senang. Karena saya nggak punya beban untuk kritik itu. Dan saya hampir sebagian kritik di Medsos itu menjadi masukan saya," ujarnya.

Salah satu contoh yang ia sebut adalah kunjungannya ke sejumlah pasar tradisional dan keinginan untuk meninjau langsung kawasan Tanah Merah setelah membaca keluhan warganet.

"Saya baca di Medsos saya dikritik tentang Tanah Merah. Kapan saya datang ke Tanah Merah? Saya minta kepada Fani dan teman-teman untuk diagendakan ke Tanah Merah," ucap Pramono.

Baca juga: Pramono Teken Aturan Dana Operasional RT/RW, Cair Mulai Oktober

"Bagi saya, kritik dan sebagainya itu yang memang harus dibaca, harus didengarkan, bukan hanya kemudian hanya (mendengarkan) yang menyenangkan," kata Pramono.

Ia menegaskan, pemerintah butuh mendengar hal-hal yang menyakitkan dan tidak selalu menyenangkan agar bisa mengatasi persoalan nyata di lapangan.

"Kalau dari dalam biasanya menyenangkan-menyenangkan. Saya tidak membutuhkan hal-hal yang menyenangkan. Karena sekali lagi yang lebih dibutuhkan secara real adalah bagaimana mengetahui persoalan di lapangan," tutupnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
KontraS Update Orang Hilang Usai Demo Agustus 2025: 4 Belum Ditemukan
KontraS Update Orang Hilang Usai Demo Agustus 2025: 4 Belum Ditemukan
Megapolitan
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas 'Jaga Jakarta'
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas "Jaga Jakarta"
Megapolitan
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
Megapolitan
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Megapolitan
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Megapolitan
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Megapolitan
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Megapolitan
Terpisah dari Sri Mulyani, Kasus Penjarahan Rumah Nafa Urbach Ditangani Polda Metro
Terpisah dari Sri Mulyani, Kasus Penjarahan Rumah Nafa Urbach Ditangani Polda Metro
Megapolitan
Polisi Buru Pria Pembawa Lukisan Bunga Saat Rumah Sri Mulyani Dijarah
Polisi Buru Pria Pembawa Lukisan Bunga Saat Rumah Sri Mulyani Dijarah
Megapolitan
Mau Dilaporkan Jenderal TNI, Ferry Irwandi: Saya Tidak Dididik Jadi Pengecut
Mau Dilaporkan Jenderal TNI, Ferry Irwandi: Saya Tidak Dididik Jadi Pengecut
Megapolitan
Empat Pelaku Merusak Mako Polres Jaktim dan Polsek Duren Sawit karena Terprovokasi Medsos
Empat Pelaku Merusak Mako Polres Jaktim dan Polsek Duren Sawit karena Terprovokasi Medsos
Megapolitan
Napas Baru UMKM di Basemen Blok M Hub
Napas Baru UMKM di Basemen Blok M Hub
Megapolitan
Antisipasi Macet, Satlantas Siapkan Skema Akses Saat Jambore Pramuka Muslim Dunia
Antisipasi Macet, Satlantas Siapkan Skema Akses Saat Jambore Pramuka Muslim Dunia
Megapolitan
7 Senjata Api Hilang saat Polsek Matraman Diserang, 5 Belum Ditemukan
7 Senjata Api Hilang saat Polsek Matraman Diserang, 5 Belum Ditemukan
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau